Friday 15 March 2013

X.1.3 IMAN PADA ALLAH SWT, bagian 2


SIFAT-SIFAT ALLAH SWT


11.  Allah swt. bersifat “SAMA” (Maha Mendengar), mustahil bersifat summun (tuli). Pendengaran Allah swt. bersifat mutlak, artinya suara apapun dapat didengarnya, termasuk suara hati manusia. Sedangkan manusia pada umumnya hanya mampu mendengar dalam batas antara 16 sampai dengan 20.000 Hz. QS. Al Baqarah : 127
12.  Allah swt. bersifat “BASHAR” (Maha Melihat), mustahil bersifat umyun (buta). Penglihatan Allah swt. itu Maha sempurna, maksudnya dapat melihat segala sesuatu sampai sedetail mungkin walaupun di balik dinding baja sekalipun, baik berada ditempat yang sangat jauh atau pun terlalu dekat, ketika terang ataupun gelap.
Sedangkan penglihatan manusia (makhluk) sangatlah terbatas, tidak dapat melihat bila obyek pandang terlalu jauh atau terlalu dekat, terlalu besar atau kecil dan yang mendasar bahwa manusia baru dapat melihat bila ada bantuan sinar. Hal ini menunjukkan bahwa manusia sangat membutuhkan sesuatu diluar dirinya,tidak demikian dengan Allah swt. Oleh karenanya mustahil bila Allah swt. bersifat seperti manusia. Perhatikan QS. Al Hujurat : 18
13.  Allah swt. bersifat “KALAM” (berfirman), mustahil bersifat bukmun (bisu). Hakekat cara Allah swt. berfirman tidak bisa diketahui maupun didengar oleh manusia, dan hanya para Nabi dan Rasul atau manusia pilihanNya yang diberi kemampuan untuk mendengarnya. Allah swt. kadangkala berfirman di belakang hijab tanpa suara, FirmanNya tidak lain atas dasar kehendakNya dan FirmanNya tidak sama dengan perkataan makhlukNya. lihat QS. An Nisa’ : 164
14. Kaunuhu “QADIRAN”, artinya Allah swt. tetap selalu dalam keadaan berkuasa tanpa ber-henti sekejappun dan mustahil dalam keadaan lemah walaupun hanya sekejap.
15. Kaunuhu “MURIDAN”, artinya bahwa Allah swt. tetap selalu dalam keadaan berkehendak, dan mustahil sewaktu-waktu mengalami kebalikannya.
16.  Kaunuhu “ALIMUN”, artinya selalu dalam keadaan mengetahui dan mustahi mengalami kebodohan walau sedetik.
17.  Kaunuhu “HAYYAN” Allah swt. senantiasa dalam keadaan hidup dan mustahil bagiNya mengalami kematian ataupun tertidur.
18.  Kaunuhu “SAMI’AN”, yaitu senantiasa dalamkeadaan mendengar dan mustahil mengalami ketulian waupun sebentar.
19.  Kaunuhu “BASHIRAN”, yaitu selalu dalam keadaan melihat dan mustahil mengalami gangguan penglihatan apalagi sampai buta.
20.  Kaunuhu “MUTAKALLIMAN”, bahwa Allah swt. senantiasa mampu berbicara dan mustahil mengalami bisu walaupun sementara.

Dari 20 sifat tersebut di atas kemudian para Ulama’ membedakannya menjadi 4 sifat yaitu :
1.    Sifat Nafsiyah (sifat diri), hanya terdiri dari satu sifat yaitu Wujud, artinya suatu sifat yang tidak bisa dilepaskan dari dzatNya.
2.    Sifat Salbiyah, artinya sifat yang meniadakan kebalikannya seperti Baqa’ meniadakan kesudahan bagi Allah swt. Terdiri dari lima sifat, yaitu Qidam, Baqa’, Mukhalafatu lil Hawadits, Qiyamuhu binafsihi dan Whdaniyah.
3.    Sifat Ma’ani, yaitu sifat-sifat yang menetap pada DzatNya, terdiri dari 7 sifat, yaitu Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Sama’, Bashar dan Kalam.
4.    Sifat Ma’nawiyah, yaitu merupakan sifat kelaziman dari sifat ma’ani, oleh karenaya juga terdiri dari 7, yaitu Qadiran, Muridan, Hayan, Sami’an, Bashiran dan Mutakalliman.
b.    Sifat Jaiz bagi Allah swt.
Yaitu adanya kebebasan atau wewenang mutlak bagi Allah swt. untuk berbuat maupun tidak. Bagi Allah swt. boleh berbuat atau tidak sama sekali sesuai dengan kehendakNya tanpa terikat oleh kehendak apalagi ancaman dari luar diriNya.
Perhatikan Firman Allah swt QS. Al Isra’ : 54.
رَّبُّكُمْ أَعْلَمُ بِكُمْ ۖ إِن يَشَأْ يَرْحَمْكُمْ أَوْ إِن يَشَأْ يُعَذِّبْكُمْ ۚ وَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ وَكِيلًا
Artinya   :    Tuhanmu lebih mengetahui tentang kamu. Dia akan memberi rahmat kepadamu jika Dia menghendaki dan Dia akan mengazabmu, jika Dia menghendaki. Dan, Kami tidaklah mengutusmu untuk menjadi penjaga bagi mereka. Al Isro’ : 54

No comments:

Post a Comment