Tuesday 9 June 2015

KUR 2013.XI.1.3 MERAWAT JANAZAH, bagian 3

MERAWAT JANAZAH
E.   MENYALATKAN JENAZAH
Shalat jenazah hanya wajib untuk jenazah orang Islam, sedangkan untuk orang kafir atau musyrik haram hukumnya, walaupun masih kerabat. Perhatikan hadits Nabi saw. berikut :

قال رَسُوْلَ الله صَلى الله عَليْهِ وَسَلمَ صَلُّوا عَلَى مَوْتَاكُمْ  رواه ابن ماجه
Artinya :   Bersabda rasulullah saw. : “Shalatkanlah olehmu oran­gorang yang mati (di antara kamu, yang Islam).  HR. Ibnu Majah.
a. Syarat shalat jenazah
1.   Menutup aurat, badan suci dari najis dan hadas (kecil dan besar), pakaian suci dari najis serta menghadap kiblat.
2.   Jenazah, selesai dimandikan dan dikafani.
3.   Meletakkan jenazah di sebelah kiblat orang yang menshalati, kecuali shalat jenazah di atas kubur atau shalat ghaib.
b. Rukun shalat jenazah
1.   Berdiri, bila mampu
2.   Berniat seperti biasa, hanya ditujukan atas jenazah.
3.   Takbir 4 kali (termasuk takbiratul ihram)
4.   Membaca Al fatihah
5.   Membaca shalawat atas Nabi saw.
7.   Salam
c. Sunat shalat jenazah
1.   Mengangkat tangan pada setiap takbir yang empat.
2.   Merendahkan suara bacaan (ketika shalat siang hari maupun malam).
3.   Membaca ta’awwudz sebelum Fatihah.
4.   Memperbanyak shaf, minimal 3 shaf (keterangan hadits).
5.   Memperbanyak yang ikut shalat, berdasar hadits Nabi saw. :

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوْتُ فَيَقُوْمُ عَلى جَنَازَتِهِ اَرْبَعُوْنَ رَجُلاً لَا يُشْرِكْ باللهِ شَيْئًا اِلَّا شَفَّعَهُمُ اللهُ فِيْهِ  رواه  احمد  ومسلم
Artinya :   Orang Islam yang mati, lalu disembahyangkan jenazahnya oleh 40 orang yang tidak musyrik, pastilah Allah memberi mereka syafa’at padanya. HR. Ahmad dan Muslim
6.   Shalat jenazah dilakukan dengan berjamaah.
7.   Imam atau perorangan berdiri di arah kepala, bila mayat laki-laki dan di arah tengah pinggang bila mayat wanita.
d. Tata cara melaksanakan shalat jenazah
Satu kali shalat jenazah boleh dilakukan untuk satu orang atau lebih, boleh juga dilakukan perorangan atau berjamaah, dan juga boleh dilakukan berulang-ulang dengan orang yang berbeda untuk satu jenazah atau lebih. Shalat jenazah bisa juga dilakukan oleh wanita dan ini sudah dapat mencukupi kewajiban kifayah, akan tetapi lebih utama dila­kukan oleh laki-laki.
Shalat jenazah boleh dilakukan dimana saja asal memenuhi syarat, akan tetapi bila memungkinkan lebih baik dilakukan di dalam masjid, karena mengingat keistimewaan masjid tersebut.
Setelah jenazah siap di tempat shalat (diletakkan terlentang dengan kepala di sebelah utara), maka :
1. Bila jenazah laki-laki Imam mengambil tempat di arah kepala, dan di arah pinggang / perut bila wanita, makmum diusahakan terdiri dari tiga  shaf.
2. Niat shalat jenazah bersamaan dengan takbiratul ihram dilanjutkan dengan   membaca  Al Fatihah.
3. Takbir ke dua, dilanjutkan baca shalawat, dengan bacaan :
اللهُمَّ صَل عَلى سيِّدِنَا مُحَـمَدٍ و عَلى ال سيِّدِنَا مُحَـمَدٍ
4. Takbir ke tiga, dilanjutkan membaca doa untuk si mayat :
اللهُمَ اغْفِرْ لَهُ وارْحَمْهُ وَعَافِهِ واعْفُ عَنْـهُ واَكْرِمْ نزُلَهُ ووسِّعْ مَدْخَلَهُ
Artinya :   Ya  Allah ! Ampunilah dia, berilah rahmat dan maaf kepadanya, muliakanlah kedatangannya, lapangkanlah pintu masuknya dan jadikanlah surga tempat kembalinya. HR. Muslim
5. Takbir ke empat, dilanjutkan doa :
اللهُمَّ لاتَحـْرِمْنَا اَجْرَهُ وَلَا تفْتِـنَّا بَعْدَهُ واغْفِرْلنا وَلهُ
Artinya :   Ya  Allah ! Janganlah Engkau rugikan kami dari mendapatkan pahalanya, dan janganlah Engkau beri kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia.  HR. Hakim
6.  Membaca salam  sambil  menoleh  ke kanan  dan ke kiri. Bacaan salam :
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ الله وَبَرَكَاتُهْ
Penjelasan :
Ketika berdoa setelah takbir ke tiga dan ke empat, maka supaya disesuaikan dengan jenis jenazahnya, yaitu apabila jenazah wanita maka dhamir hu dengan ha, bila jenazah dua orang maka diganti dengan huma   dan apabila banyak diganti dengan hum, contoh :
1. Untuk jenazah wanita :
اللهُمَّ اغْفِرْ لَهَا وارْحَمْهَا وَعَافهَا واعْـفُ عَنْهَا واكْرِمْ نُزُلَهَا ووسِّعْ مَدْخَلَهَا
2. Untuk dua jenazah laki-laki/wanita/laki-laki dan wanita
اللهُمَّ اغْفِر لهُمَا وارْحَمْهُمَا وعَافهِمَا واعْفُ عَنْهُمَا واكرمْ نزُلهُمَا ووسِّعْ مَدْخَلَهُمَا
3. Untuk jenazah lebih dari dua :
اللهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وارْحَمْهُمْ وعَافِهِمَ واعْفُ عَنْهُمْ واكرمْ  نزُ لهُمْ ووسِّعْ مَدْخَلَهُمْ
4. Bila jenazahnya anak-anak yang belum baligh,maka setelah takbir ke tiga membaca :
اللهُمَّ اجْعَلْهُ لنَا سَلَـفًا وفَرَطًا واَجْرًا
Artinya :   Ya Allah ! Jadikanlah dia bagi kami, pendahulu, tabun­gan dan  pahala di surga.
5. Setelah salam, dengan posisi tetap berdiri Imam sholat supaya memimpin doa untuk jenazah dengan didahului sedikitnya :
a.   Membaca fatihah 3 kali untuk jenazah;
b.   Membaca surat Ikhlash 11 kali, Al Falaq 1 kali dan An Nas 1 kali, lalu
c.    Membaca istighfar (Astaghfirullah) 11 kali, Sholawat (Shollallaahu ala Muhammad) 33 kali, tahlil (Laa ilaaha Illallah) 11 kali, lalu...
d.   Berdoa sebisanya.

F.   MEMAKAMKAN JENAZAH
a.            Mengantar  jenazah ke kubur
Setelah mayat dishalati, maka disunatkan segera dikebumikan, hal ini berdasar hadits Nabi saw. sebagai berikut :
اسْرعُوا بالجنَازة فإنْ كَانَتْ صالِحَةً قَرَّ بْتُمُوْ نَـهَا الى الخَـيْرِ وإنْ كَانَتْ غَيْرَ ذالِكَ فَشَرٌّ تَضَعُوْ نَهَا لعَلهُ مِنْ رِقَابِكُمْ   رواه الجماعه
Artinya :   Hendaklah kamu segerakan mengangkat jenazah, karena jika ia orang shalih, maka kamu melekaskannya kepada kebaikan, dan jika ia bukan orang shalih, maka agar kejahatan itu segera terbuang dari tanggungan kamu. HR. Jama’ah
Berjalan mengantarkan jenazah, merupakan kebaikan yang disunatkan, dan ketika mengantar jenazah tersebut menurut Imam Syafi’i sebaiknya berjalan di depan jenazah, sedang menurut madzhab Hanafi sebaiknya berjalan di belakang mayat.
Berdasar hadits Nabi saw. bahwa apabila seseorang melihat jenazah berlalu maka disunatkan berdiri, walaupun jenazah itu non muslim, dengan membaca :
سُبْحَانَ الحَـيّ الذِى لَا يَمُوْتُ
Artinya :   Maha suci Dzat yang Maha Hidup dan tidak akan mati.
b.   Tata cara pemakaman jenazah
1.   Terlebih dahulu disiapkan liang kubur sedalam kira-kira setinggi orang berdiri lebih sedikit, dan sunat dibuat lubang lahad, jika tanah kuburan keras, jika tanah pekuburan bercampur pasir sebaiknya dibuat lubang tengah. Lahad adalah lubang yang digali di sebelah kiblat untuk menempatkan mayat, sedang lubang tengah adalah lubang kecil di tengah-tengah kubur, sebagaimana hadits Nabi saw. :
عَنْ عَا مربن سَعْدٍ قال : الحِدُوا لِيْ لحْدًا وانصِبُوا عَليَّ  اللبنَ نصْبًا كَمَـا صُنِعَ بِرَسُوْلِ اللهِ صَلى الله عَليْهِ وَسَلمَ    رواه  احمد ومسلم
Artinya :   Dari Amir bin Sa’ad, berkata : Buatkan lubang lahad untukku, dan pasanglah di atasku batubata, sebagimana dibuat pada kubur Rasulullah saw..  HR. Ahmad dan Muslim

No comments:

Post a Comment