Friday, 8 March 2013

XII.1.3 IMAN KEPADA HARI AKHIR, bagian 1

A.   HARI KIAMAT SEBAGAI HARI PEMBALASAN YANG HAKIKI
Percaya dan yakin akan tibanya hari akhir merupakan kepercayaan prin­sip dalam Islam, arti dari keyakinan ini bahwa pada suatu saat nanti alam semesta akan mengalami kehancuran total dan semua mahluk hidup akan mengalami kematian setelah ditiupnya sangkakala yang pertama oleh Malaikat Isrofil.
Kebangkitan kembali akan terjadi setelah adanya tiupan sangkakala yang kedua, kemudian dilanjutkan dengan pertanggung jawaban manusia akan semua yang telah diperbuatnya di dunia, inilah awal dari kehidupan akhirat yang kekal, tempat manusia menerima pembalasan yang hakiki dari Allah swt. yaitu berupa sorga dengan segala kenikmatannya yang tiada tara magi yang benar-benar bertaqwa atau neraka dengan segala kepedihan siksanya bagi yang durhaka.
Kehancuran total alam beserta isinya merupakan periode pertama dari hari akhir atau kiamat, sedangkan periode kedua adalah kiamat dalam arti kebangkitan kembali dari kematian atau juga disebut dengan Yaumul Baats..

a.   Hari Akhir Menurut Al Qur’an

Hari akhir/Kiamat pada priode pertama dibedakan menjadi dua, yaitu :

Kiamat Sughro.
Al Qur’anul Karim menjelaskan sebagai berikut :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِـقَــةُ الْمَـوْت.     ال عـمـران  :  185

Artinya :  Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. QS Ali Imran  185 

Kematian dari tiap-tiap yang berjiwa inilah yang isebut dengan “Kiamat Sughro”, yakni kematian setiap makhluk, setiap individu yang disebabkan oleh berbagai sebab, antara lain penyakit, kecelakaan lalulintas, bencana alam dan lain-lain. 

Semua penyebab kematian itu sebenarnya hanyalah penyebab fisik, penyebab perantara, sedangkan penyebab utamanya adalah terpisahnya ruh dari jasad manusia, dan hal ini terjadi karena Malaikat Izrofil telah mencabut ruh dari jazad  sesuai ajal  yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Allah swt. 

Tentang kapan setiap individu akan mengalami kematian ? Persoa­lan ini hanya Allah swt. yang mengetahuinya secara pasti, sebab kematian itu hanya terjadi atas dasar izin dan kehendakNya semata, bukan karena rekayasa atau kehendak dari Malaikat apalagi manusia itu sendiri. Perhatikan firman Allah swt. berikut :
وَمَا كَانَ لـنَفس أنْ تَمُوْتَ إِلَّا بـِإِذْنِ الله كِتَابًا مُؤَجَّـلا           العمران  :  145
Artinya  : Sesuatu yang  bernyawa  tidak  akan  mati  melainkan seizin Allah, sebagai ketetapan yang tertentu waktunya”  QS. Ali Imron : 145
Setelah terjadinya kematian, bagi mereka yang bertaqwa (shalih) maka ruhnya ditempatkan di Illiyyin, sedangkan yang durhaka ditempatkan di Sijjin

Sementara itu jasad tetap terbaring di kubur, tetapi sewaktu diperlukan ruhnya akan masuk kembali dengan izin Allah swt.Jazad manusia yang telah mati akanterbaring di alam barzah sampai dibangkitkannya kembali nanti pada yaumul Baats, kondisi mereka di kubur merupakan gambaran dari kehidupan berikutnya di akhirat, ini sesuai dengan hadis Nabi saw.
اِنَّ الـقَـبـرَ اوَّ لُ مَـــــنازِلِ الاخـــــرةِ فانْ نـجَـامـنْـه صَـاحـبُـهُ فـمَا بـَعْـدَهُ ايـْسـَرَ  مـنـه وان لـم يـَنـْـجُ مـنـه فـما بـعـدهُ اشــدُ مـنـه. رواه  الـتر مذى وابن ماجه  والحاكم
Artinya :  Sesungguhnya alam kubur itu merupakan tahapan pertama dari alam akhirat. Apabila seseorang telah selamat dalam tahap pertama ini, maka untuk tahapan berikutnya akan lebih ringan. Tetapi kalau dalam tahap pertama tidak selamat, maka untuk tahap selanjutnya akan lebih dahsyat. HR Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim
MERAWAT ORANG SAKIT KERAS (MUHTADLIR/KOMA)

Bila telah nampak tanda-tanda ajal telah tiba, maka tindakan yang sunah dilakukan oleh keluarga atau orang yang menunggu adalah sebagai berikut:

1.   Membaringkan muhtadlir pada lambung sebelah kanan dan menghadapkannya ke arah qiblat. Jika tidak memungkinkan semisal karena tempatnya terlalu sempit atau ada semacam gangguan pada lambung kanannya, maka ia dibaringkan pada lambung sebelah kiri, dan bila masih tidak memungkinkan, maka diterlentangkan menghadap kiblat dengan memberi ganjalan di bawah kepala agar wajahnya bisa menghadap qiblat. Bila tetap tidak mungkin (karena sulit) maka cukup dibaringkan terlentang dengan kepala di utara. 
2.   Dibacakan surat Yasin dengan suara agak keras, dan surat Ar Ra’du dengan suara pelan. Faedahnya adalah untuk mempermudah keluarnya ruh. Juga memperbanyak baca Fatihah 
3.   Membisikkan harapan-harapan baik di telinganya, jangan menakut-nakuti. 
4.   Membimbing / membisikkan kalimat ALLAH..ALLAH..ALLAH di telinganya  dengan santun, tanpa ada kesan memaksa. 
5.   Memberi minum apabila melihat bahwa ia menginginkannya. Sebab dalam kondisi seperti ini, bisa saja syaitan menawarkan minuman yang akan ditukar dengan keimanannya. 
6.   Orang yang menunggu sama sekali tidak diperbolehkan membicarakan kejelekannya, sebab malaikat akan mengamini perkataan mereka. 
7.   Keluarganya dilarang keras menangis histeris atau susah yang berlebiha
SESAAT SETELAH AJAL TIBA
Setelah yang sakit dipastikan telah meninggal, tindakan selanjutnya yang sunah untuk dilakukan adalah sebagai berikut:
1.  Segera memindahkan janazah ke tempat khusus (SEPERTI DIPAN). Kepala disebelah timur, mata dipejamkan, dagu diikat ke kepala, tangan disedekap-kan, badan dan kaki diluruskan selurus mungkin, semua pekerjaan ini supaya dilakukan dengan hati-hati dan lemah lembut, janazah harus dihormati ssebaik-baiknya.
2.   Saat memejamkan kedua matanya seraya membaca:
بِسْمِ اللهِ وَعَلٰى مِلَّةِ رَسُوْلِ اللهِ، اللّـٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُ، وَارْحَمْهُ، وَارْفَعْ دَرَجَتَهُ فِي الْمَهْدِيِّينَ، وَاخْلُفْهُ فِي عَقِبِهِ فِي الْغَابِرِينَ، وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، وَافْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ، وَنَوِّرْ لَهُ فِيهِ.
3.  Sambil menunggu saat memandikannya, janazah dijaga dan ditunggu (bergantian) sambil memanjatkan doa, baca surat al Fatichah, Al Ikhlas, Yasin dll. Dengan harapan semuanya bermanfaat utuk ruh almarhum/mah, keluarga yang ditinggal serta yang berta’ziyah.


Kiamat Kubro
Kiamat Kubro artinya kiamat besar, yaitu hancurnya alam dan isinya secara serempak, sebagai akhir dari kehidupan di dunia.  Di dalam Al Qur’an sendiri menggariskan :
كل شَيْء هَالكٌ إلا وَ جْـهَـهُ لهُ الحُكْمُ وَ إلـيْه تـُرْجَـعُـوْنَ.  القصص  : 88
Artinya :  Segala sesuatu pasti binasa kecuali Allah, BagiNyalah segala penentuan, dan hanya kepadaNyalah kamu dikembalikan.  QS. Al Qashas : 88
Tentang kapan terjadinya hari kiamat tersebut, tiada satu mahlukpun yang mengetahuinya, tidak terkecuali para Malaikat ataupun Rasul. Pengetahuan tentang hal ini smata-mata milik Allah swt. yang merupakan rahasia kebesaran dan keagunganNya.
انَّ اللهَ عِنْــدَهُ عِلْمُ السَّــاعَـةِ.   لقمـن  : 34
Artinya :  Sesungguhnya Allah sendirilah yang memiliki pengeta­huan tentang hari kiamat” QS. Luqman : 34
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ رَبِّي لاَ يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلاَّ هُوَ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ لاَ تَأْتِيْـكُمْ إِلاَّبَغْـتَةً يَسْأَلُوْنَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَـــنْهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ اللّهِ وَلَـكِنَّ أَكْــثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ. الاعـراف : 187
Artinya :  Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". QS Al A’rof ayat 187.

Malaikat Jibril pernah bertanya kepada Nabi saw. tentang kapan tiban­ya hari kiamat, Nabi saw. menjawab bahwa yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya. Kemudian Malaikat Jibril bertanya tentang tanda-tanda datangnya kiamat, jawaban Nabi saw. sebagai berikut :
ان تلـــــــدَ الامَـةُ رَ بَـتـهَـا وانْ تُـرَى الخُـــــــــــــفَاةُ العُـرَ ةُ الـعَالــــــــــــةُ  رعَـاء الشـــــــــــــــــــاةِ يَــتـطـوَلـوْن فى البــنـيان      رواه  ابن ماجـه
Artinya :  Apabila engkau  melihat  orang-orang  yang tidak beralas kaki, telanjang lagi miskin, serta para penggembala kambing hidup bermegah-megahan dalam gedung yang besar-besar. HR. Ibnu Majah. 

Tentang peristiwa saat terjadinya kiamat, antara lain digam­barkan oleh Al Qur’an dalam surat Az Zalzalah 1-6
إِذَا زُلْـــزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْـزَالَهَا. وَأَخْـرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْــــقَالَهَا. وَقَالَ الْإِنسَانُ مَا لَهَا. يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا. بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَها.  يَوْمَــئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتاً لِّيُرَوْا أَعْمَالَـــهُمْ.   الزلزلة : 1-6
  • Artinya :  Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya (yang dahsyat),dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya,dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (jadi begini)?", pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.
  • Dalam ayat di atas Allah swt. membeberkan betapa dahsyatnya peristiwa kiamat tersebut, demikian pula betapa manusia kebingun­gan melihat situasi yang demikian itu, kemudian setelah kejadian super dahsyat itu, manusia akan dibangkitkan lagi dari kuburnya masing-masing guna menerima balasan dari perbuatannya selama di dunia.
  • Kemudian dalam surat Al Qariah dijelaskan sebagai berikut :
الْقَارِعَةُ. مَا الْقَارِعَةُ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ. يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ. وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنفُوشِ. القارعة : 1-5
Artinya :  Hari Kiamat, apakah hari Kiamat itu? Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran, dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ. وَإِذَا النُّجُومُ انكَدَرَتْ. وَإِذَا الْجِبَالُ سُيِّرَتْ. وَإِذَا الْعِـــشَارُ عُـــــطِّلَتْ. وَإِذَا الْوُحُـــــوْشُ حُشِرَتْ. وَإِذَا الْبِـــحَارُ سُجِّـــــــــــرَتْ.  التكوير  : 1-6
Artinya :  Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang berjatuhan, dan apabila gunung-gunung dihancurkan, dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak diperdulikan), dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan, dan apabila lautan dipanaskan, At-Takwiir

No comments:

Post a Comment