Friday 16 November 2018

KUR 2013.XI.1.6 ISLAM PADA MASA MODERN, bag 3


PERADABAN ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN
a.   Pengertian Filsafat Dalam Islam
Filsafat adalah refleksi rasional atas keseluruhan keadaan untuk mencapai hakekat dan memperoleh hikmah. Unsur rasio dalam masalah ini merupakan persyaratan mutlak. Menurut bahasa sehari-hari Filsafat dapat dikatakan berfikir radikal kreatif tentang segala sesuatu sampai keakar-akarnya.

Dalam Sejarah dan Kebudayaan Islam sampai sekarang terdapat 5 abad (100 - 595 H / 720 - 1198 M) dimana kegiatan Filsafat sangat menakjubkan.
Islam mengajak umatnya untuk memikirkan segala sesuatu yang ada, seperti tercermin dalam wahyu pertama dimana Malaikat Jibril menyuruh Nabi saw. untuk membaca “iqra” sampai 3 kali,  para ulama mengartikan iqra’ diulang sampai 3 kali  sebagai beri­kut :

Iqra’ 1, dimaksudkan bacalah  ayat-ayat Allah ( Al Qur’an ) dan tanda-tanda kebesaran Allah.
Iqra’ 2, dimaksudkan  pelajarilah dirimu ( manusia ) yang terdiri dari jasad dan ruh (ghaib).
Iqra’ 3, dimaksudkan pelajarilah ciptaan Allah swt, bagaimana alam semesta ini diciptakan.

Yang perlu diingat, bahwa alam itu sangat kom­pleks, tidak semua dapat dijangkau oleh kemampuan indera manusia, perhatikan firman Allah swt. yang artinya :
“Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) perihal ruh, katakanlah ruh itu termasuk urusan Tuhanku, dan kamu tidak diberi ilmu pengetahuan melainkan hanya sedikit”. QS. Al Isra’ : 75
Dengan demikian maka Filsafat Islam dapat diartikan : Berfikir secara radikal, kreatif dan rasional tentang hakekat segala sesuatu (alam nyata) sampai ke akar-akarnya dengan memperhi-tungkan keterbatasan kemampuan akal.

b.   Obyek Filsafat
Al Qur’an memberikan petunjuk bahwa kemampuan akal itu sendiri terbatas, ia hanya dapat menjangkau hal-hal yang nyata (fisik) tidak yang metafisik (ghaib). Disini menjadi jelas bahwa obyek Filsafat adalah yang dapat dijangkau oleh kemampuan panca indera (fisik).
Perhatikan pendapat tokoh-tokoh di bawah ini :

1.   IMMANUEL KANT (1774 - 1804): Pemikiran mengenai metafisika adalah spekulatif, sebab manusia hanya dapat mengetahui apa yang dialaminya
2.   Prof. ALBERT EINSTEIN: Sungguhpun daerah agama dan daerah ilmu itu jelas terpisah, tetapi keduanya terdapat hubungan timbal balik dan perlu memerlukan.
c.   Peranan Filsafat Islam Terhadap Ilmu Pengetahuan
Filsafat mendorong umat Islam untuk aktif berfikir tidak hanya berhenti pada teks-teks Al Qur’an/Hadits secara tekstual tetapi kontekstual, ayat demi ayat dikupas secara mendalam sesuai dengan perkembangan kebudayaan dan peradaban.
Pada tahun 650 - 1250 M muncul ahli fikir Islam terkenal, seperti Al Kindi, Al Farabi, Ibnu Sina dan lain-lain serta ulama’-ulama’ besar seperti Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hambal, Imam Al Asy’ari dan lain-lain.
Diantara tokoh-tokoh filsafat Islam adalah :
1.   Ibnu Sina (980 - 1037) (Avicenna) Disamping mendapat julukan FATHER OF DOKTORS, Ibnu Sina diakui sebagai Filosuf besar yang amat berpengaruh di kalangan Filosuf barat. Karyanya adalah : Al Qonun Fitthib dan Asy Syifa’ yang merupakan Ensiklopedi besar tentang Filsafat Kedokteran dan ilmu pasti, sampai tahun 1982 masih dicetak ulang di Leiden.
2.   Ibnu Rosydi (Averoes, Benroyst, Liversoy) (1926 - 1198 M) Kelahiran Cordova, beliau pengupas dan penganallisa Filsafat Aristoteles yang paling mendalam, hingga mendapat julukan “Sang Komentator”. Aliran Filsafat nya  disebut Averoisme inilah yang mengantarkan Eropah ke pintu gerbang Renaissance (abad 15-16).
3.   Imam Al Ghozali (1058 - 1109) Mendapat gelar Hujjatul Islam, karena ahli dalam bidang Fiqh (Filsafat dan Tashawwuf). Aliran Filsafat Al Ghozali banyak bertentangan dengan aliran Filsafat masa itu. Karyanya banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, Prancis, Inggris dan diguna­kan oleh gereja/ Kristen sebagai resensi dalam mempertahankan diri dari gelombang Filsafat Aviroisme yang menguasai alam fikir­an Eropah pada saat itu.
4.   Filosof-filosof lain seperti : Ibnu Khaldun (1332 - 1406 M), Ahli filsafat sejarah. Al Kindi (Alchendius - 873 M) dan lain-lain.
B.  FIQH
a.   Pengertian dan Manfaat Fiqh
Fiqh adalah hukum-hukum syari’at Islam mengenai perbuatan manusia yang diambil dari dalil-dalilnya secara terperinci. Dasar dan penetapan hukum-hukum ini adalah Al Qur ‘an, hadits dan Ijtihad, sedangkan obyek bahasan fiqh adalah perbuatan orang dewasa (mukallaf) dalam kaitan dan hubungannya dengan Allah swt maupun dengan sesama makhluk.
Dalam Fiqh dikenal ada 5 hukum, yaitu fardlu/ wajib, sunnah, makruh, haram dan mubah.
b.   Kedudukan Fiqh Dalam Islam.
Dalam Islam Fiqh merupakan cabang ilmu yang sangat penting, didalamnya diatur cara melaksanakan rukun Islam yang 5 dan segala sesuatu yang terkait dengannya. Kedudukan Fiqh menjadi sangat penting oleh karena seorang muslim tidak bisa melaksanakan syar­i’at Islam (shalat, haji dan zakat) bila ia tidak faham Fiqh. dan ibadah seseorang tertolak bila ia tidak tahu caranya, cara-cara untuk itu diatur dengan jelas dalam Fiqh Islam.
c.   Tokoh-tokoh Ilmu Fiqh
Pada awal perkembangan Islam, Fiqh sebagai ilmu belum tersusun secara rapi, penyusunan fiqh secara rapi baru terjadi pada akhir abad pertama Hijriyah/ abad ke-6 M.
Adapun tokoh-tokohnya yang terkenal adalah :
1.   Imam Malik bin Anas Al Ashbahi.Lebih dikenal dengan sebutan Imam Malik, lahir tahun 93 H. Buah fikiran dan susunannya dikenal dengan Madzhab Maliki, wafat pada tahun 183 H. Imam Malik adalah ulama ahli Hadits, kitab karangannya yang terkenal adalah “Al Muwattho” (kitab Hadits)
2.   Imam Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit Lebih dikenal dengan sebutan Imam Hanafi, Lahir di Kufah dan wafat tahun 150 H. Kitab karangannya adalah Al Musnad (kitab Hadits) dan Fiqhul Akbar (2 jilid). Hasil penyusunan dan ijtihad Imam Hanafi ini kemudian dikenal dengan Madzhab Hanafi. Beliaulah yang mula-mula menyusun ilmu Fiqh seperti yang ada sekarang ini.
3.   Imam Muhammad bin Idris Asy Syafi’i (150 - 204 H). Sangat terkenal dengan sebutan Imam Syafi’i, karyanya disebut Madzhab Syafi’i, lahir di Kluzzah. Pada usia 7 tahun beliau sudah hafal Al Qur ‘an 30 juz diluar kepala, umur 10 tahun hafal Al Muwattho’, Imam Syafi’i adalah pencipta pertama ilmu Ushul Fiqh, dan dari ilmu inilah Madzhab Syafi’i disusun. Kitab karangannya yang terbesar adalah “Al Um” setebal 2113 halaman dan Ar Risalah setebal 670 halaman.
4.   Imam Ahmad bin Hanbal (162 - 241 H). Lahir di Baghdad, dikenal dengan nama Imam Hanbali, beliau adalah murid dari Imam Syafi’i, buah fikirannya disebut Madzhad Hanbali.
4 ulama’ di atas merupakan ulama’ Mujtahid Mutlaq, dan pada prinsipnya ulama-ulama’ setelah beliau adalah pengikut-pengikutnya , yang antara lain adalah Imam Al Ghozali penganut madzhab Syafi’i.
C.  TASHAWUF
a.   Pengertian dan Manfaat Tashawwuf
Tashawwuf adalah pengetahuan untuk mengetahui tingkah laku jiwa yang terpuji dan yang tercela, bagaimana memberikannya dari yang tercela dan menghiasinya dengan yang terpuji, bagaimana menempuh jalan kepada Allah swt. dan berlari secepat-cepatnya kepada Allah. (dikutib dari kitab Tanwirul Qulub).
Orang yang mengamalkaan Tashawuf disebut Shufi, sedang yang banyak pengetahuannya tentang ini disebut ahli ilmu Tashawuf, jadi Shufi adalah mereka yang menjalankan syari’at Islam sesuai dengan kaidah-kaidah Tashawwuf. Tashawwuf (materinya) ada 3 aspek yaitu : Aspek akhlaq, Aspek Adzwaq dan Aspek Filsafat.
Tashawwuf sebetulnya merupakan cara yang sangat dalam tentang bagaimana mewujudkan Ihsan, suatu cara agar ibadah betul-betul berkualitas, agar menyatu antara Iman dan Islam. Menyatunya Iman dan Islam inilah hakekat Ihsan dan inilah Tashawwuf yang sebenarnya, dan manfaat Tashawwuf yang utama.
b.   Kedudukan Tashawwuf Dalam Islam
Dalam rangka mencapai ihsan, Tashawwuf merupakan faktor yang menentukan, Tashawwuf sebagai ilmu memberikan bimbingan dan petunjuk tentang bagaimana sikap hati ketika melaksanakan syar­i’at Islam, agar hati betul-betul sejalan dengan perbuatan dho­hir, sehingga antara gerak dan hati betul-betul menyatu. Dalam syari’at Islam, Tashawwuf mempunyai kedudukan sebagai pemberi jiwa bagi setiap amal muslim.
c.   Tokoh-tokoh Tashawwuf
Diantara ulama’-ulama’ Tashawwuf yang terkenal adalah :
1. Imam Al Ghozali, lahir  di  Thusi  Asia Tengah pada tahun 450 - 505 H.  Buah  karangannya  lebih dari 100 kitab, dan yang paling terkenal adalah kitab “Ihya` Ulumuddin” setebal 1710 halaman, isi kitab ini merupakan analisa dan kupasan secara gamblang dan mendalam tentang Aqo`id, Fiqh dan Tashawwuf (Akhlaq), disamping ahli ilmu tashawwuf beliau sendiri adalah Shufi.
2. Syekh Abdul Qodir Al Jailani (471 - 1166 H). Beliau di barat dikenal  dengan  sebutan  Sultan of the Saints (rajanya orang-orang shufi). Diantara buah karyanya adalah kitab Al Ghuya li Tholabit Thoriqil Haq, Al Fathur Robbani, Futuhul Ghoib dan lain-lain.
3. Ibnu Atho’illah wafat tahun 709 H. Buah karangannya yang terkenal adalah “Al Hikam”. Hampir semua pondok pesantren di Indonesia mempelajari kitab ini, didalamnya dikupas secara gamblang ajaran-ajaran tashawwuf dan akhlaq.
D.  KEDOKTERAN
Dengan kesadaran bahwa dalam badan yang sehat terdapat jiwa dan akal yang sehat pula, maka bidang ini tidak lepas dari bahasan ahli-ahli fikir muslim. Tokoh-tokoh Islam dalam bidang kedokteran adalah :
a.   Arrozi, (Rhoses, 805 - 925 M), 200 jilid buku telah ditulisnya, yang paling terkenal adalah “Al Hawi”, tentang kedokteran. Tahun 1279 M, diterjemahkan kedalam bahasa latin dengan judul LIBER CONTINENS, atas perintah Raja Charles I, dan diterjemahkan kedalam bahasa Inggris sampai 40 kali cetak.
b.   Ibnu Sina (Avicenna, 980 - 1037 M). Al Qonun fit Thib (Conon of medicine), diterjemahkan dalam berba­gai bahasa di Eropa dan Al Qonun fit Thib ini menjadi text book utama dari ilmu kedokteraan Eropa (Perancis dan Itali) sampai pada abad 16 M.
c.   Ibnu Rusydi (Averroes - wafat 1198 M). Ahli filsafat yang mengantar Eropa ke pintu gerbang Renaissance. Buku kedokterannya Kulliyat fit Thib.
E.  SEJARAH
Al Qur’an juga berisi kisah-kisah (sejarah) Nabi-nabi dan umat terdahulu, yang manfaatnya antara lain untuk mengambil pelajaran dan hikmah atas kejadian-kejadian yang telah lalu.
Tokoh-tokoh muslim dalam bidang sejarah antara lain :
a.   Ibnu Khaldun (1332 - 1406 M)Beliau merupakan konseptor pertama sejarah, dalam penulisannya berpegang pada kaidah-kaidah yang bersifat obyektif ilmiah dalam mengumpulkan fakta, pengamatan fakta, analisa fakta serta hubun­gan antara fakta-fakta. Karya sejarahnya adalah “Al Ibrar”, dan yang paling terkenal adalah “Muqaddimah” sebuah buku filsafat sejarah.
b.   Ibnu Ishaq (85 H / 618 M - 150 H / 768 M). Lahir di Madinah, ahli sejarah dan penyusun pertama sejarah dan biografi Nabi besar Muhammad saw.
F.   GEOGRAFI
Adalah orang Arab yang pertama kali mengajarkan ilmu Bumi dengan mempergunakan Bola Bumi, yang pada waktu itu Eropa masih mempercayai bahwa bumi ini datar.
Adapun tokoh-tokoh Islam dalam bidang ini antara lain :
a.   Abu Raihan Muhammd Al  Baituni (973 - 1048 M). Sebelum Galileo, beliau telah mengemukakan teori tentang bumi berputar sekitar asnya, selanjutnya beliau mengadakan penyelidi­kan tentang kecepatan suara dan cahaya.
b.   Abu Hasan Ali Al Mas’udi. Seorang pengembara yang sering mengadakan kunjungan ke berbagai dunia Islam di abad X. Beliau menulis buku “Maruj Al Zahab” dida­lamnya diterangkan tentang geografi, agama, adat istiadat dan sebagainya.
c.   Ibnu Yunus  (ALI BEN YOUNIS).Adalah penemu jam ayunan dan jam matahari (Sundial), jadwal waktu (yang menggeser Ptolomeus (Almaqest)).
d.   Hasan Ibnul Haitam. Menulis karyanya mengenai optik yang menjadi dasar bagi Roger Bacon dan Kepler.
G. GEOMETRI
Adalah satu ilmu yang berkaitan dengan ukur mengukur bumi, menghitung panjang, lebar (luas/keliling) bumi. Prof. Carra de Vaux menyatakan : sebenarnya orang Islam telah memperoleh kema­juan pesat dalam lapangan ilmu, mereka mengajar kita ilmu berhi­tung, mereka mendapat aljabar dan ilmu pasti, ilmu ukur analitic, mereka pertama kali mendapat ilmu planimetri dan trigonometri, ilmu-ilmu ini belum pernah diketahui oleh orang-orang Yunani sebelumnya.
Tokoh-tokoh ilmu pasti / matematik (976) :
a.   AL Khowarismi, LOGARITMA (Alqorithm) Ciptaannya berasal dari namanya, ini dianggap dasar asasi dari matematika. Beliau menemu­kan Aljabar, Hisabljabar wal muqabalah (the matematic of integra­tion an equation) karangannya, merupakan buku pertama/terutama tentang aljabar yang sampai abad ke XVI, merupakan referensi utama pada universitas-universitas di Eropa. Angka 0 (nol) adalah penemuannya, yang merupakan penentu pesatnya perkembangan dari ilmu pasti dewasa ini. Dua setengah abad sete­lah Islam/Arab menggunakan angka nol barulah bangsa-bangsa barat menggunakannya.
b.   Al Battani (858 - 929 M) adalah penemu Trigonometri (ilmu ukur segitiga). Beliaulah yang pertama menggunakan istilah SINUS san COSINUS. Trigonometri ini disempurnakan oleh Abul Wafa (940 - 998 M), beliau yang pertama menemukan istilah dan rumus sinus, tan­gens, secans dan cosecans.
c.   Jabir bin Hujan (221 - 782 M) di Eropa dikenal dengan nama GEBER, di dunia diakui sebagai bapak ilmu kimia, penemu dan ahli metallurgi (memasak benda logam).  6 abad kemudian barulah orang barat menemukan ilmunya (sekitar abad XI - XIII), Karya-karya ilmiahnya banyak diterjemahkan oleh Eropa.
H.  KESENIAN
Karya seni dalam segala bentuknya, jika tidak bertentangan dengan batas-batas ketentuan Allah swt. atau Rasul, maka termasuk hal-hal yang disukai Allah swt, karena karya seni itu merupakan keindahan.
Nabi saw. bersabda  yang artinya :
“Sesungguhnya Allah itu indah, suka kepada yang indah-indah”.
Manusia, memiliki kecenderungan kepada yang indah-indah terutama dalam hal memberi kepuasan bathin, menghilangkan kejenuhan, mendorong gairah hidup dan lain-lain. Untuk itu semua diperlukan karya seni yang betul-betul indah, (keindahan) seni lukis, seni suara dan lain-lain dapat memberi kepuasan bathin bagi yang menikmatinya. Kesenian menjadi terlarang bila mendorong pada pelanggaran agama dan norma-norma yang telah ada dan baik.
Tokoh muslim dalam bidang ini antara lain : Ibnu Abdi Robbani (dlam bidang sastra/syair/60 - 940 M) salah satu karyanya berjudul “Iqdul Farid” yang disalin dalam bahasa Inggris The Precious Necklace (seuntai kalung indah). Nama lain muncul pada pertengahan abad X adalah Al Jasairi karyanya Alfu Lailah wa Lailah (seribu satu malam).


KUR 2013.XI.1.6 ISLAM PADA MASA MODERN, bag 2


Konflik Timur Tengah dan Dunia Islam-1

Sungguh sebuah tragedi kemanusiaan. Bahwa di abad 21 ini yang awalnya diperkirakan sebagai abad kebangkitan dunia, pascaperang dingin, menuju kepada dunia yang lebih aman, damai, berkeadilan dan makmur. Ketika itu banyak pihak yang memperkirakan bahwa teori "benturan peradaban" (clash of civilization) Huntington hanya sebuah bualan yang tak akan menjadi realita.
Dengan jatuhnya Uni Soviet berkeping-keping dan dikenallah kemudian Amerika sebagai super power tunggal dunia, banyak yang menyangka jika dunia kemudian akan menjadi lebih aman. Bahkan bantuan Amerika kepada Mujahidin Afghan yang berhasil menumbangkan pasukan merah itu dianggap "kepahlawanan" dunia.
Ternyata perkiraan Kofi Annan, Sekjen PBB ketika itu, dalam laporan tahunannya di tahun 2000 kepada pertemuan tingkat tinggi dunia (Millennium Summit) bahwa manusia akan memasuki abad baru (new millennium) diliputi oleh rasa takut dan lapar. Manusia masih jauh dari harapan bebas dari ketakutan dan kelaparan (freedom from fear and wants). Semua itu menjadi kenyataan dan mengarah kepada aktualisasi hipotesa Hungtingto itu.
Kini dunia itu cenderung mengarah kepada kekhawatiran Kofi Annan. Sejak peristiwa serangan terror ke kota New York yang dikenal dengan tragedi 9/11, diikuti oleh serangan Amerika ke Afghanistan, lalu ke Irak, nampak bahwa hipotesa Hantington bahwa akan terjadi perbenturan antara dunia Barat dan Islam di satu sisi. Dan dunia Barat dan dominasi China di sisi lain semakin nampak.
Benturan-benturan itu nyata. Benar benturan idiologi secara langsung itu tidak. Atau minimal masih terbungkus oleh basa basi diplomasi dunia. Atau mungkin juga masih ditutupi oleh kemunafikan para aktor di dunia internasional.
Tetapi secara tidak langsung sesungguhnya mengamati berbagai konflik saat ini, khususnya konflik Timur Tengah, adalah benturan ideologi (paham dan cara pandang) melalui jembatan jembatan kepentingan ekonomi, yang dipoles oleh berbagai terminologi nilai seperti kemerdekaan, HAM dan demokrasi.
Arab Spring
Setelah invasi Amerika (dan sekutunya) di Irak dan jatuhnya Saddam Husaen, berbagai gerakan rakyat (peoples' power movement) tumbuh di berbagai negara kawasan. Mulai di Tunis, diikuti oleh Yaman, Libya, Mesir, bahkan negara-negara Teluk termasuk Bahrain dan Saudi Arabia. Gerakan rakyat yang dikenal saat itu dengan "Arab Spring" (Musim semi Arab) sebagian berhasil seperti Tunis dan Yaman. Sebagian pula dibumi hanguskan seperti Bahrain dan Saudi Arabia. Sebagian pula digandeng oleh kepentingan luar (global) seperti Mesir dan Libya.
Akan tetapi barangkal dari sekian negara yang terimbas konflik Timur Tengah, Irak dan Suriah menjadi konflik yang berkepanjangan. Kata "kepanjangan" ini tidak saja karena rentang waktu yang cukup panjang. Tapi juga karena konflik ini menjadi "kepanjangan" tangan dari kepentingan-kepentingan berbagai pemain (actors).
Presiden Libya, Moammar Khadafi, digulingkan bahkan terbunuh secara tragis, tidak lain karena dendam Saudi yang merasa tidak lagi dihormati oleh Pemimpin negara-negara Afrika itu. Bahkan dalam sebuah pertemuan negara-negara Arab, Khaddafi dan Raja Abdullah ketika itu sempat berperang mulut terbuka di hadapan pembesar-pembesar Arab dan tamu lainnya.
Kegerahan Saudi saat itu sesungguhnya tidak terlalu menarik minat Amerika untuk terlibat. Sehingga wajar jika yang berada di garda terdepan adalah negara-negara Eropa anggota NATO, khususnya Prancis. Hal ini karena Amerika di bawah pemerintahan Bush sesungguhnya telah melumpuhkan Khaddafi. Di mana Khaddafi telah menyerahkan semua potensi negara itu untuk membangun persenjataannya, khususnya di bidang nuklir.
Demikian pula dengan Mesir. Ada kegalauan Amerika untuk terlibat di saat awal bangkitnya revolusi di negeri itu. Salah satu alasan terdepan adalah bahwa Mesir tidak memiliki potensi utuk dipertikaikan oleh berbagai "perpanjangan" tangan tadi. Kepentingan terbesar dari destabilisasi Mesir adalah pengamanan Israel dari kekuatan Islam di Mesir (baca Ikhwanul Muslimun).
Dan sudah tentu, diakui atau tidak, juga karena aktor terdepan gerakan rakyat melawan rejim Mubarak di Mesir adalah Ikhwanul Muslimun, sebuah gerakan sosial politik yang tidak saja dikhawatirkan oleh Israel. Tapi ditakuti oleh banyak kalangan khususnya penguasa Timur Tengah.
Konflik Irak dan Suriah
Berbeda dengan negara-negara lainnya, konflik di Irak dan Suriah memang sangat khusus. Kekhususan itu karena banyak hal. Tapi yang terpenting adalah terlalu banyaknya kepentingan yang terlibat. Selain kepentingan Israel dari ancaman Hizbullah yang memang digandeng oleh pemerintahan Asad, juga kepentingan Saudi yang menganggap diri sebagai pahlawan Sunni melawan Iran yang memang dedengkotnya kaum Syiah.
Belum lagi kelompok-kelompok internal yang sedang melawan rejim itu yang juga saling bertolak belakang bahkan bermusuhan. Kelompok Jabhat Nur, gerakan Al-Qaidah di Semenanjung Arabia, dan yang paling ekstrim adalah kelompok ISIS atau Daish itu sendiri.
Tapi saya kira yang terpenting dari semua itu adalah pertarungan dua gajah dunia, Amerika dan sekutunya di satu sisi melawan Rusia dan kawan-kawan di sisi seberang. Kedua kekuatan besar sekarang ini sedang bertarung mengadu kekuatan untuk menguasai negara-negara kawasan, minimal membangun pengaruh (influence) di kawasan itu.
Komplikasi seperti inilah yang menjadikan konflik Irak dan Suriah berkepanjangan, sadis dan menelan korban yang besar. Hampir susah diidentifikasi siapa lawan atau kawan, dan kira-kira hubungan dengan dan untuk kepentingan apa.
Saudi misalnya, dikenal mendukung gerakan resistensi melawan Bashar Al-Asad karena alasan syiahnya. Hubungan antara Saudi dan Suriah dari dulu memang tidak pernah harmonis. Banyak perkiraan alasan. Satu di antaranya karena petinggi-petinggi Hamas ketika itu menjadikan Suriah sebagai "save haven". Sementara Saudi digenjot oleh pihak-pihak tertentu untuk menekan Hamas.
Namun demikian Saudi bersikap setengah hati dalam memerangi Al-Asad. Hal itu karena di barisan kelompok resistant juga bergabung ISIS, sebuah kekuatan baru di Timur Tengah bahkan global, yang sudah pasti menjadi ancaman bagi Saudi dan sekutunya. Walaupun awalnya, sebagaimana Al-Qaidah, ISIS adalah bentukan kolabirasi intelijen Saudi dan sekutunya ternyata belakangan senjata ini berbalik ingin memangsa tuan. Oleh karenanya memang Saudi dalam hal ini serang mengalami "kegamangan".
Secara garis besar keterlibatan Saudi dan gangsters di Suriah bertujuan meredam kekuatan Iran yang sangat ditakuti. Ini tentunya karena mimpi buruk Saudi di Irak itu. Kini Irak dikuasai oleh Syiah, dibawah kontrol Iran. Dan ini pula yang menjadikan Saudi kalap mata dengan aksi yang sangat destruktif fi Yaman.
Bedanya, Saudi tidak memiliki dukungan ril dan pasti dalam konflik Suriah. Iran jelas memilki koalisi jelas dan kuat. Yaitu Bashar Al-Asad yang didukung sepenuh hati oleh Rusia.
Lalu bagaimana dengan Amerika dan koalisinya? Bagaimana pula sikap dunia Islam mayoritas?
Bersambung!
Oleh : Imam Shamsi Ali
Presiden Nusantara Foundation