Saturday 15 August 2020

Seluk Beluk Puasa Bulan Romadhon


Tata Cara Puasa Bulan Romadhon
Gusti Nabi saw. bersabda:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ، وَأَفْطِرُوا لِرُؤيَتِهِ،
Dari Abu Hurairah ra. pula bahwa Rasulullah saw. bersabda: Berpuasalah karena melihat hilal, dan berbukalah karena melihatnya.
فَإِنْ غَبِيَ عَلَيْكُمْ، فَأَكْمِـــــــلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِيْنَ . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Apabila hilal itu tidak terlihat, maka sempurnakanlah hitungan bulan Sya'ban menjadi tiga puluh hari. (Muttafaq 'alaih)
وَهَذَا لَفْظُ البُخَارِيِّ . وَفِي رِوَايَةِ مُسْلِم : فَإِن غُمَّ عَليكم فَصُوموا ثَلاثِينَ يَوْماً .
Ini adalah lafadznya Imam al-Bukhari. Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: Maka apabila tertutup oleh awan atasmu semua, maka berpuasalah sebanyak tiga puluh hari.
Puasa ini mula-mula diwajibkan pada tahun ke 2 Hijriyah, jatuhnya perintah pada bulan sya’ban. Dalam riwayat diterangkan bahwa Nabi saw. berpuasa 9 kali yaitu pada tahun ke 2 – ke 10 hijriyah. Dan yang komplit Cuma 1 kali sedang yang 8 kali mukel-mukel-mukel karena ada alasan, karena perang dll. tapi diluar puasa qadha.
Rukun Islam ada lima perkara. Membaca syahadat, mengerjakan shalat, membayar zakat, berpuasa dan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu.
Bila diperhatikan dengan seksama kelima rukun Islam tersebut bersifat positif (syatrul iktisab), kecuali puasa. Karena sesungguhnya perintah puasa adalah bersifat negative (syatrul ijtinab), yaitu perintah untuk meninggalkan sesuatu (makan, minum, menahan nafsu dan lain-lain). Artinya, apabila syahadat harus diucapkan, shalat harus dikerjakan, zakat harus ditunaikan, haji harus dilaksanakan, maka puasa harus menahan segala hal yang membatalkannya. Inilah satu keistimewaan ibadah puasa dibandingkan dengan ibadah lainnya.
Puasa ini menjadi sangat khusus DAN istimewa, karena satu hadis disebuatkan bahwa semua ibadah adalah milik kita dan telah disebutkan pahalanya, kecuali puasa, "PUASA MILIKKU DAN AKU SENDIRI YANG AKAN MEMBALASNYA KELAK"
Oleh karena penting dan istimewanya puasa maka begitu besar ancaman dan dosanya bagi kita yang tidak berpuasa tanpa sebab yang dibenarkan oleh syariat Islam.
Mukel 1 hari dengan sengaja tanpa alasan, dari segi syara', ia harus mengqadha cukup 1 hari. Tapi dari segi dosa akibat tidak berpuasa tersebut ada bebarapa keterangan (KH. Achmad Siddiq):


1.   Menurut IMAM Robi'ah, tidak menghilangkan dosanya bila tidak diqadhai 12 hari,
2.   Menurut Imam Ibnu Musayyab, tiap hari harus diganti dg 1 bulan , baru diharapkan dosanya akan diampuni
3.   Menurut S Ali dan Ibnu Mas'ud, 1 th

4.   Menurut Imam Bukhai, 1000 hari

Marilah kita berusaha agar puasa ini dapat dilaksanakan dengan baik, kuncinya hanya ada 2, yaitu niat puasa hanya karena Allah swt. 2. Menahan, menahan tidak melakukan sesuatu yang membatalkan puasa dan membatalkan pahalanya Puasa.
Dan bila ingin puasa kita lebih bermutu maka selama berpuasa kita harus isi dengan ibadah lain seperti Shalat tarowih, baca Qur'an, sedekah dll

و

Yang Dibaca Setelah Sholat Jum'at


Yang Dibaca Usai Sholat Jum’at
Rosulullah saw. bersabda :

وَرَوَى الحَافِظُ اَلْمُنْذِرِيُّ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ قَالَ :مَنْ قَرَأَ إذا سَلَّمَ الإمامُ يَوْمَ الجُمُعَةِ قَبْلَ أنّ يُثْنِيَ رِجْلَهُ فَاتِحَةَ الكِتَابِ وقُلْ هُوَ الله أحَدٌ وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ سَبْعاً سبعاً غَفَرَ الله له ما تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وما تَأخَّرَ وأُعْطِيَ مِنَ الأجْرِ بِعَدَدِ كُلّ منْ آمَنَ بالله ورَسُولِه.
 “Al-Hafizh al-Mundziri meriwayatkan dari Anas RA bahwa Nabi SAW bersabda, ‘Barang siapa yang membaca surat Al-Fatihah, Al-Ikhlash, Al-Falaq dan surat An-Nas (al-mu`awwidzatain) masing-masing sebanyak tujuh kali ketika imam selesai membaca salam shalat Jumat, sebelum melipat kakinya, Allah akan mengampuni dosanya yang lalu dan sekarang, dan diberi pahala sebanyak orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya,” (Lihat Sulaiman al-Bujairimi, Tuhfatul Habib ‘ala Syarhil Khathib, Beirut, Darul Kutub al-Ilmiyah, cet ke-1, 1417 H/1996 M, juz, II, h. 422).
Hadits yang di atas dengan sangat gamblang menggariskan bahwa membaca surat Al Fatihah, Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Nas masing-masing 7 kali setelah melaksanakan shalat Jumat memiliki keutamaan yang sangat luar biasa, yaitu bisa menjadi sebab turunnya ampunan Allah swt. Bahkan selain ampunan, Allah swt. juga memberikan pahala besar bagi orang yang melakukannya.
Dari sini lah kemudian kesunahan atau ajuran membaca surat-surat tersebut setelah shalat Jumat dapat dimengerti. Lebih lanjut Sulaiman al-Bujairimi juga mengutip hadits lain yang diriwayatkan Ibnus Sunni dari hadits riwayat Aisyah RA.
وَرَوَى ابْنُ السُّنِّيِّ مِنْ حَدِيثِ عاَئِشَةَ أَنَّ النَّبِيِّ قَالَ : ( مَنْ قَرَأ بَعْدَ صَلاةِ الجمعة ) قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ (الاخلاص) وقُلْ أَعُوذُ بربَّ الفَلَقِ (الفلق) وقَلْ أَعُوذُ بَربَّ النَّاسِ (الناس) سَبْعَ مَرَّاتٍ أعَاذِهُ اللهُ بِهَا مِنَ السّوُّءِ إِلَى الْجُمُعَةِ الأُخْرَى
“Ibnus Sunni meriwayatkan dari hadits riwayat Aisyah ra bahwa Nabi saw bersabda: ‘Barang siapa yang membaca surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Nas masing-masing tujuh kali, maka Allah akan melindunginya dari kejelekan sampai hari Jumat yang lain,” (Lihat Sulaiman al-Bujairimi, Tuhfah al-Habib ‘ala Syarh al-Khathib, juz, II, h. 422)
Lebih jauh diselaskan :
قَالَ أَبُو طَالِبٍ اَلْمَكِّيُّ : وَيُسْتَحَبُّ لَهُ بَعْدَ الْجُمُعَةِ أَنْ يَقُولَ يَا غَنِيُّ يَا حَمِيدُ يَا مُبْدِىءُ يَا مُعِيدُ يَا رَحِيمُ يَا وَدُودُ ، أَغْنِنِي بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَبِطَاعَتِكَ عَنْ مَعْصِيَتِكَ وَبِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ ، أَرْبَعَ مَرَّاتٍ
“Abu Thalib al-Makki berkata, ‘Dan dianjurkan bagi orang yang telah selesai melaksanakan shalat Jumat untuk membaca ‘Ya ghaniyyu ya hamid, ya mubdi`u ya mu’id, ya rahimu ya wadudu, aghnini bi halalika ‘an haramika wa bi tha’athika ‘an ma’shiyatika wa bi fadhlika ‘amman siwaka’, sebanyak empat kali,” (Lihat Sulaiman al-Bujairimi, Tuhfatul Habib ‘ala Syarhil Khathib, juz, II, h. 422).

Untuk lebih meyakinkan silahkan klik :

Tata Cara Shalat Jum at


Kewajiban Sholat Jum’at



Nabi saw. Bersabda :

الجمـعةُ حقٌ واجبٌ على كل مسلمٍ
Shalat Jum’at itu wajib hukumnya bagi setiap muslim laki-laki
الجمـعةُ حجُ الفقـراءِ
Shalat Jum’at itu merupakan Hajinya bagi fakir miskin
من ترك ثلاثَ جُمَعٍ مُـتهاوِناً بها طـبع اللهُ على قلبِهِ
Barang siapa yang tidak sholat Jum’at 3 kali karena meremehkan, maka Allah swt. akan menutup hatinya
من ترك ثلاثَ جُمَعَاتٍ من غيرِ عُذرٍ كـُتِبَ من المنافقـــين
Barang siapa yang tidak sholat Jum’at 3 kali tidak karena udzur (sebab yang membolehkan tidak sholat Jum’at) maka orang tersebut dicatat masuk golongannya orang munafiq.
Ada dua yang wajib dikerjakan ketika seseorang dating di Masjid untuk sholat Jum’at, yaitu memperhatikan Khuthbah dan Sholat Jum’at dua rokaat
Nabi Muhammad saw. Bersabda:
مَنْ تَكَلَّمَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ فَهُوَ كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَاراً وَالَّذِى يَقُولُ لَهُ أَنْصِتْ لَيْسَ لَهُ جُمُعَةٌ
“Barangsiapa yang berbicara pada saat imam khotbah Jumat, maka ia seperti keledai yang memikul lembaran-lembaran (artinya: ibadahnya sia-sia, tidak ada manfaat, pen.). Siapa yang diperintahkan untuk diam (lalu tidak diam), maka tidak ada Jumat baginya (artinya: ibadah Jumatnya tidak sempurna, pen.).” (HR. Ahmad 1
Barangsiapa yang berbicara pada saat khutbah Jum’at, bagaikan khimar (keledai) yang membawa lembaran-lembaran buku, dan orang yang menegur dengan kalimat dengarlah atau perhatikanlah, atau diamlah, maka ia tidak mendapat pahala jum’at (sama dengan tidak sholat Jum’at)
Malahan Kanjeng Nabi saw. melarang duduk bertekuk lutut (ajarukkong) ketika sedang mendengarkan Khutbah Jum’at.
Ketika kita datang di Masjid pada saat Khutbah berlangsung sebaiknya hanya mengerjakan 2 rokaat shalat sunnat tahiyatal masjid (dan dipercepat) setelah itu langsung mendengarkan khutbah.
Bila datang ke Masjid ada beberapa perkara yang sunnat dilakukan, yaitu :
Sunnat dilaksanakan sebelum Khuthbah dimulai
1.  Niat i’tikaf, shalat sunat tahiyyatul Masjid, dzikir, shalat sunnat mutlaq, shalat qabliyah jum’at 
2.  Ketika Khuthbah Jum’at berlangsung, harus dan wajib mendengarkan khuthbah, dilarang berbicara walau satu kata.
Disebutkan dalam hadis bahwa ketika selesai sholat Jum’at supaya : membeca Al Fatihah 7X, Al Ikhlash 7X, Al Falaq 7X, sareng Annas 7X;
وَرَوَى الحَافِظُ اَلْمُنْذِرِيُّ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ قَالَ :مَنْ قَرَأَ إذا سَلَّمَ الإمامُ يَوْمَ الجُمُعَةِ قَبْلَ أنّ يُثْنِيَ رِجْلَهُ فَاتِحَةَ الكِتَابِ وقُلْ هُوَ الله أحَدٌ وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ سَبْعاً سبعاً غَفَرَ الله له ما تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وما تَأخَّرَ وأُعْطِيَ مِنَ الأجْرِ بِعَدَدِ كُلّ منْ آمَنَ بالله ورَسُولِه.
“Al-Hafizh al-Mundziri meriwayatkan dari Anas RA bahwa Nabi SAW bersabda, ‘Barang siapa yang membaca surat Al-Fatihah, Al-Ikhlash, Al-Falaq dan surat An-Nas (al-mu`awwidzatain) masing-masing sebanyak tujuh kali ketika imam selesai membaca salam shalat Jumat, sebelum melipat kakinya, Allah akan mengampuni dosanya yang lalu dan sekarang, dan diberi pahala sebanyak orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya,” (Lihat Sulaiman al-Bujairimi, Tuhfatul Habib ‘ala Syarhil Khathib, Beirut, Darul Kutub al-Ilmiyah, cet ke-1, 1417 H/1996 M, juz, II, h. 422).
Dan yang terakhir adalah shalat ba’diyah jum’at.
Sebagai penutup, Hari Jum’at adalah hari yang termulia disi Allah swt. bahkan lebih mulia dibanding hari Raya Idul Adhha dan Idul Fithri, dan pada hari Jum’at ada 5 kelebihan :
1.    Diciptakannya Nabi Adam as
2.    Diturunkan Nabi Adam as. dari sorga ke dunia
3.    Nabi Adam as. wafat
4.    Pada malam dari Jum’at ada waktu mustajab. Tiada orang yang berdoa pada waktu itu pasti diterima selama tidak berdoa untuk dosa dan memutus tali shilaturrohim
5.    Hari Qiyamat akan tiba.

Untk lebih jelasnya tentang baca Surat Al Fatichah, Al Ikhlash, Al Falaq dan An Nas masing 7 kali, silahkan klik :

https://islam.nu.or.id/post/read/65858/hukum-baca-al-ikhlas-al-falaq-dan-an-nas-7-kali-setelah-jumatan


Macam Macam Siksa Kubur


Beraneka Siksa Kubur

اعوذباالله من الشيطان الرجيم.
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكاً وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta“. (QS. Thahaa: 124)

Urgen Ingat Mati


Pentingnya Mengingat Akan Kematian 

Tidak selamanya kehidupan di dunia berjalan seperti yang kita inginkan. Terkadang terasa berat cobaan yang menghadang, terkadang pula kehidupan berjalan lancar seperti yang diharapkan.
Rasulullah saw. bersabda:
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ
“sesungguhnya pahala yang besar didapat-kan melalui cobaan yang besar pula.

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ. العنكبوت  ٥٧
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.
Alhamdulillah, hari ini kita berada pada bulan Muharrom 1437 H, tahun baru Islam dan ini berarti telah semakin berkurang jatah umur kita yang telah ditetapkan oleh Allah swt. dan ini berarti pula bahwa kita semakin dekat dengan saat-saat dimana nyawa kita akan dicabut oleh Malaikat Izroil, mudah-mudahan kita semua akan dianugerahi khusnul Khotimah oleh Allah swt.
Oleh karena itulah, merupahan pilihan yang sangat tepat dan cerdas bila dengan pergantian tahun ini kita selalu dan selalu mengingat akan kematian, sebab kematian itu pasti akan datang menjemput kita. Nabi saw. Bersabda :
اَكْثِرُوْا مِنْ ذِكْــــــــرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ الْمَوْتِ فَإِنَّهُ يُمَحِّصَ الذُّنُوْبَ ويُـزَهِّـــــــــــــــــــــدُ فِى الدُّنْيَا  واه الترمذى
Artinya : Perbanyaklah kamu mengingat yang memutus kelezatan duniawi (yaitu kematian) karena sesungguhnya yang demikian itu membersihkan dosa-dosa dan menyebabkan manusia tidak terobsesi oleh kesenangan dunia. HR. Turmudzi.
Dalam hadis lain disebutkan:
عَنِ ابْنِ عُمَــرَ أَنَّهُ قَالَ : كُنْتُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ، صلعم فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِيْنَ أَفْضَلُ قَالَ : أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا. قَالَ
Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, orang mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.”
فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ.
“Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).

اذْكُرِ الْمَـــــــوْتَ فِي صَلاَتِكَ، فَإِنَّ الرَّجُلَ إِذَا ذَكَـرَ المَوْتَ فِي صَلاَتِهِ لَحَـــــــــرِيٌّ أَنْ يُحْسِنَ صَلاَتَهُ، وَصَلِّ صَلاةَ رَجُلٍ لاَ يَظُنُّ أَنَّهُ يُصَلِّي صَلَاةً غَيْرَهَا 
“Ingatlah kematian dalam shalatmu karena jika seseorang mengingat mati dalam shalatnya, maka ia akan memperbagus shalatnya. Shalatlah seperti shalat orang yang tidak menyangka bahwa ia masih punya kesempatan melakukan shalat yang lainnya.” (HR. Ad Dailami dalam musnad Al Firdaus. Hadits ini hasan sebagaimana kata Syaikh Al Albani)
                                
« مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ ». فَقُلْتُ يَا نَبِىَّ اللَّهِ أَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ فَكُلُّنَا نَكْرَهُ الْمَوْتَ فَقَالَ « لَيْسَ كَذَلِكِ وَلَكِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا بُشِّرَ بِرَحْمَةِ اللَّهِ وَرِضْوَانِهِ وَجَنَّتِهِ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ فَأَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَإِنَّ الْكَافِرَ إِذَا بُشِّرَ بِعَذَابِ اللَّهِ وَسَخَطِهِ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ وَكَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ »
“Barangsiapa suka berjumpa dengan Allah, Allah juga mencintai perjumpaan dengannya. Sebaliknya barangsiapa membenci perjumpaan dengan Allah, Allah juga membenci perjumpaan dengannya.” Kontan ‘Aisyah berkata, “Apakah yang dimaksud benci akan kematian, wahai Nabi Allah? Tentu kami semua takut akan kematian.” Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam– lantas bersabda, “Bukan begitu maksudnya. Namun maksud yang benar, seorang mukmin jika diberi kabar gembira dengan rahmat, keridhoan serta surga-Nya, ia suka bertemu Allah, maka Allah pun suka berjumpa dengan-Nya. Sedangkan orang kafir, jika diberi kabar dengan siksa dan murka Allah, ia pun khawatir berjumpa dengan Allah, lantas Allah pun tidak suka berjumpa dengan-Nya.” (HR. Muslim no. 2685).

Ada dua ayat sangat penting untuk kita renungkan, sehingga kita dapat selalu mengingat kematian dimanapun kita berada dan dalam keadaan bagaimanapun kita, sehingga kita tidak mabuk oleh lezatnya kehidupan dunia yang justru akan menjerumuskan kita ke neraka.
Yang pertama
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَما الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ. ال عمران ١٨٥
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disem-purnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperda-yakan.
Yang kedua
فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿٨﴾ قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". Al Jumuah 8



2 Ayat Sangat Penting Direnungkan

https://amaliyahaswaja.blogspot.com/2020/08/2-ayat-sangat-penting-direnungkan.html