XII.1.4
|
STRATEGI DAKWAH
|
DAN PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghayati
dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya
KI 2 : Mengembangkan
perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama,
cinta damai, responsif dan pro- aktif)
dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami
dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
KOMPETENSI DASAR
3.9 Memahami strategi dakwah
dan perkembangan Islam di Indonesia.
Indikator
Pencapaian Kompetensi
3.9.1 Siswa
mampu menjelaskan strategi dakwah dan perkembangan Islam
di Indonesia
4.9 Mendeskripsikan strategi dakwah
dan perkembangan Islam di Indonesia
Indikator
Pencapaian Kompetensi
2.7.1 Siswa
mampu menjelaskan strategi dakwah dan perkembangan Islam
di Indonesia
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Memahami substansi dan strategi dakwah dan
perkembangan Islam di Indonesia.
2. Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah dan
perkembangan Islam di Indonesia
KEGIATAN PEMBELAJARAN
·
Mengamati
-
Mengamati
tayangan video tentang strategi dakwah dan perkembangan Islam di Indonesia
-
Membaca
artikel tentang strategi dakwah dan perkembangan Islam di Indonesia
·
Menanya
-
Mengajukan pertanyaan
berkaitan dengan strategi dakwah dan perkembangan Islam di Indonesia?
·
Eksperimen/Eksplor
-
Diskusi
tentang strategi dakwah dan perkembangan Islam di Indonesia.
-
Menelaah
faktor-faktor yang memepengaruhi strategi dakwah dan perkembangan Islam di
Indonesia
·
Assosiasi
-
Menyimpulkan
strategi dakwah dan perkembangan Islam di Indonesia
·
Komunikasi
-
Menyajikan/melaporkan
hasil diskusi tentang strategi dakwah dan perkembangan Islam di Indonesia
-
Menanggapi
hasil presentasi (melengkapi, mengkonformasi, dan menyanggah).
-
Membuat
resume pembelajaran di bawah bimbingan guru.
A.
ISLAM MASUK DI INDONESIA
Negeri
Arab merupakan tempat lahir dan pusat perkembangan agama Islam ke berbagai
negara termasuk Indonesia, Islam masuk ke Indonesia melalui dua jalur :
1. Jalur utara, routenya : Arah (Makkah dan
Madinah) Damaskus-Bagdad-Gujarat (Pantai barat India)-Sri Lanka-Indonesia.
2. Jalur Selatan, routenya : Arab (Mekah dan
Madinah ) Yaman-Gujarat(Pantai Barat India)-Sri Lanka-Indonesia.
Islam
mengajarkan perdamaian dan mendorong untuk menyebar luaskannya kepada orang
lain. Dalam prakteknya orang arab dahulu
senang berdagang ke berbagai negara dan ada yang bermukim di negara
tujuan. Di negara yang baru mereka mampu
bergaul dengan masyarakat setempat melalui hubungan perdagangan dan hal ini
berlangsung pula di Indonesia pada abad 7 dan 8 masehi.
Disamping
itu, terjadinya perkaawinan antara orang arab dan penduduk pribumi semakin memperkokoh dan
memperluas penyebaran agama Islam .
Sejarah
mencatat pada awal masuknya Islam ke Indonesia praktek perbudakan saudagar Hindu
dan Budha dijumpai oleh orang Arab (Islam), maka pedagang Arab membeli para
budak dan kemu-dian dimerdekakannya, sehingga memberikan simpatik banyak orang
yang kemudian mengikuti ajaran Islam
secara alami. Jadi Islam masuk dan berkembang di Indonesia karena tiga sebab,
yaitu : perdagangan, pernikahan dan pembebasan budak.
Daerah-daerah
yang pertama menerima agama Islam antara lain :
1. Daerah pelabuhan sekitar selat
Malaka, seperti : Pasai dan aceh Utara;
2. Daerah di Pantai barat Sumatera
3. Jawa Timur, terutama pantai utara Jawa
(Gresik)
4. Jawa Barat, seperti Cirebon dan Banten
Dari
daerah-daerah tersebut, terjadilah hubungan dagang dengan orang Indonesia
lainnnya sehingga penyebaran agama Islam meluas di Nusantara.
B.
PERKEMBANGAN ISLAM DI
INDONESIA
1.
Perkembangan
Islam di Sumatera
Di Sumatera, agama Islam berkembang dari arah utara melalui kerajaan
Samudera Pasai yang berdiri sekitar XIII-XV M.
Samuedra Psai merupakan daerah pelabuhan sehingga banyak disinggahi
kapal dagang dari berbagai negara (Arab, Gujarat, Sri Lanka dan Tiongkok serta
dari Eropa (spanyol dan Portugis).
Samudera Pasai beberapa kali mengalami pergantian raja. Raja-rajanya adalah : Sultan Malikus Sholeh,
Sultan Malikus Zohir I, Sultan Malikus Zohir II, Sultan Zainal Abidin dan
Sultan Iskandar. Pada tahun 1350 Kerajaan Samudra Pasai dikalahkan armada laut
dari Majapahit. Setelah itu muncullah
kerajaan baru yaitu kerajaan Aceh pada permulaan abad XVI Masehi. Kerajaan ini
berlangsung empat abad dengan pergantian raja-raja sebagai berikut: Sultan
Ibrohim, Sultan Salahuddin, Sultan Alauddin Ri’ayat Syah, Sultan Husen, Sultan
Zainal Abidin, Sultan Alauddin Mansyur’Syah, Sultan Ali Ri’ayat Syah I, Sultan
Alauddin Riayat Syah II dan Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam.
Pada abad XIX Aceh ditundukkan Belanda, namun demikian Islam
telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia.
2.
Perkembangan
Islam di Jawa.
Masuknya Islam ke Jawa juga disebabkan antara lain karena
hubungan perdagangan. Banyak orang Jawa yang berdagang ke Aceh dan banyak pula
orang Aceh dan Pasai yang berdagang ke Jawa sambil berdakwah di daerah -daerah
yang masih dikuasai oleh kerajaan Hindu. Islam berkembang pesat di Jawa
terutama karena dakwah yang dilakukan oleh Wali Sanga antara abad XIV - XVI M,
mereka itu adalah :
1. Maulana Malik
Ibrohim atau Sunan Gresik yang dikenal dengan nama Maulana Maghribi.
Beliau berasal dari Persia yang datang di Gresik untuk tujuan ber dakwah menyebaarkan Agama Islam.
2. Sunan Ampel, nama aslinya Raden Rahmat yang lahir di Aceh tahun 1401 dan wafat tahun
1481 Masehi. Ibunya berasal dari Aceh
sedangkan ayah nya dari Arab.
3. Sunan Bonang,
putera Sunan Ampel. Nama beliau sendiri Maqdum Ibrohim lahir tahun 1465 wafat tahun 1515 Masehi. Penyiaran Islam yang
beliau lakukan pada beberapa daerrah di Jawa Timur.
4. Sunan Giri,
nama asli beliau adalah Raden Paku. Beliau putera Maulana Ishaq seorang ulama’
yang berhasil menyebarklan Agama Islam di wilayah Blambangan.
5. Sunan Drajad,
nama aslinya Syarifuddin. Beliau putera Sunan Ampel, adik dari Sunan Bonang.
Dakwah sunan Drajad lebih banyak
bersifat sosial, murid-muridnya
banyak berdattangan dari Ternate dan Ambon.
6. Sunan Kalijaga,
nama aslinya Raden Mas Sahid, beliau di Cirebon pernah bersama Fatahillah untuk
menimba ilmu. Tahun 1543 beliau pewrgi ke Demak untuk berdakwah melalui
kesenian tradisional.
7. Sunan Kudus,
nama aslinya Ja’far Shodiq putera penghulu Demak. Beliau pernah menjadi
panglima angkatan perang kerajaan Demak. Pada tahun 1543 beliau ke Kudus untuk
mendirikan Masjid yang terkenal sampai sekarang, yaitu Masjid Kudus. Beliau
wafat tahun 1550 Masehi.
8 Sunan Muria, nama aslinya Raden Prawoto
atau Raden Umar S aid. Beliau putera sulung Sunan Kalijaga dan menjadi adik
ipar Sunan Kudus. Dakwah beliau mengutamaklan ajaran Tashawuf. Beliau disebut
dengan Sunan Muria sesuai dengan tempat pemakamannya di gunung Muria Jepara.
9. Sunan Gunung
Jati, nama aslinya Fatahillah atau Syaikh Nurullah, semula hgidupnya
dipergunakan untuk memperjuangkan politik, namun kemudian lebih tercurahkan
untuk syi’ar agama Islam. Beliau wafat tahun 1570 Masehi, dimakamkan di Gunung
Jati Cirebon.
3.
Perkembangan
islam di sulawesi.
Pada abad XVI di Sulawesi berdiri kerajaan Hindu Gowadan Tallo.
Pada saat Portugis berusaha menguasai Sulawesi, raja-raja Gowa dan Tallo
bergabung dengan kesultanan Ternate untuk menghadapi tentara Porttugis. Dari
hubungan ini banyak orang-orang Gowa dan Tallo yang masuk Islam termasuk
Raja-rajanya. Misalnya Raja Goa Daeng Manrabia yang kemudian bergelar Sultan
Alauddin dan raja Tallo yang juga berubah gelar menjadi Sultan Abdullah.
Di Sulawesi selatan ada daerah pelabuhan bernama Sumbaopu, disna
orang-orang Portugis yang beragama Katholik bebas menjalankan agamanya.
Masyarakat Sumboopu banyak yang memeluk agama Islam dan hidup rukun dengan
penganut agama lain.
4.
Perkembangan islam di kalimantan.
Di Kalimantan kerajan yang terkenal adalah Kutai sebagai
kerajaan Hindu sekittar abad V Masehi. Kerajaan Hindu lainnya adalah Sukadana
di Kalimantan Barat ddan kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan.
Pada abad XVI kerajaan Sukadana berganti menjadi kerajan Islam
dengan rajanya yang pertama Sultan Giri Kusuma, kemudian diganti puteranya bernama
Sultan Muhammad Syarifuddin. Krajan Banjar mendaapat pengaruh Islam setelah
adanya hubungan dagang danb perorangan dengan orang-orang Demak. Raja Banjar
bernama Raden Samudra masuk agama Islam dan berganti nama Suryanullah,
yang dalam sejarah pernah dibantu Demak mengalahkan kerajaan Negaradipa
sehingga syi’ar Islam semakin berkembang kesana.
Di Kutai sendiri juga dimasuki Islam karena banyak pedagang
Islam yang menggunakan kesempatannya untuk berdakwah, sehingga semakin
merebaklah perkembangan Agama Islam di Kaslimantan.
5.
Perkembangan
maluku dan pulau-pulau sekitarnya.
Masuknya Islam ke Maluku juga karena hubungan perdagangan, namun
demikian perkemba-ngannya mengalami hambatan karena adanya orang-orang Portugis
dan Spanyol yang datang menjajah, walaupun
akhirnya mereka dikalahkan oleh Belanda pada permulaan abad XVII.
Kerajaan di Maluku yang rajanya mula-mula masuk Islam adalah
Sultan Mahrum (1465-1486 M). Ia digantikan oleh Sultan Zaenal Abidin yang mampu
melangkahkan missi dakwahnya tidak hanya di daerah Maluku tetapi juga sampai ke
Irian. Sewlanjutnya Kerajaan Tidore juga dimasuki Islam dengan rajanya Sultan
Jamaluddin.
Kerajaan lainnya di Maluku yaitu Jailolo juga dimasuki Islam
dengan rajanya bernama Sultan Hasanuddun. Dan Kerajaan Bacan dimasuki Islam
pula pada tahun 1520 dengan rajanya bernama Sultan ZainaL Abidin.
Dengan masuknya penjajah dari Eropa, maka perkembangan Islam
mendapat hambatan, karena penjajah membawa Agama Nasrani dan sudah sangat
berpengalaman dalam menghadapi peperangan. Dengan demikian perlawanan raja-raja
di Maluku tidah setanguh kekuatan para penjajah, sehingga banyak pejuang Islam
yang gugur sebagai syuhada’.
trim...
ReplyDelete