XII.1.2
|
IMAN PADA HARI AKHIR
|
1.
Hari Akhir
menurut Teori Ilmu Alam
Menurut Islam hari kiamat pasti terjadi
tentang waktunya hanya Allah swt. yang mengetahuinya, terdapat banyak dalil
naqli yang sangat jelas. Oleh karenanya
tidak percaya akan datangnya hari akhir tersebut dihukumi kafir.
Berikut akan dijelaskan secara ringkas menurut teori ilmu alam, yaitu
:
a.
Menurut
Ilmu Astronomi
Bahwa bumi dan planet-planet lain dari tata
surya beredar di angkasa mengelilingi matahari dengan sangat rapi tanpa
mengalami benturan sedikitpun, hal ini terjadi karena diatur oleh Sang
Pencipta, yaitu dengan adanya gaya tarik antara bumi dengan matahari dan juga
dengan planet-planet lain dengan perimbangan yang serasi dan tepat.
Akan tetapi menurut ketentuan ilmu alam, daya
tarik tersebut tidak akan selamanya demikian, suatu waktu akan terjadi penyusutan
dan bahkan akan habis sama sekali. Dan saat itulah akan terjadi benturan yang
maha hebat antara bumi dan planet-planet lain, dengan demikian maka terjadilah
kehancuran alam semesta ini.
b.
Menurut
Ilmu Fisika
Jarak antara matahari dan bumi diperkirakan +
150 juta km (150 kali 10 pangkat enam), kecepatan gerak cahaya adalah 300.000
km perdetik. Sehingga sinar matahari untuk sampai ke bumi memerlukan waktu
sekitar 8 menit 33 detik. Garis tengah matahari sama dengan 1,4 juta km dan
luas permukaannya 4 phi kali jari-jari kuadrat, sama dengan 4 x 22/7 x
7.000.600 km = 616,5 x 1010 km. Pancaran energi matahari sama dengan 5,7 x 1027 kalori per menit, kemampuan
menyala 50 milyar tahun dengan panas 15 juta derajat celcius.
Maha Besar Allah swt. yang mencipta dan mengaturnya, betapa besar manfaat matahari
ciptaanNya untuk keberadaan manusia dan alam sekitarnya. Suatu permasalahan
yang timbul adalah : Siapakah yang dapat menjamin matahari tetap dalam kondisi
yang demikian itu, bagaimanakah kalau seketika matahari tidak bersinar seperti yang terjadi pada listrik
yang tiba-tiba padam ? Maka jawabannya adalah terjadilah kiamat seperti yang
dijanjikan oleh Allah swt.
c.
Menurut
Ilmu Geologi
Bumi berasal dari nebula (semacam gas panas),
yang dalam waktu jutaan tahun mengalami proses pendinginan sampai membeku, dan
akhirnya menjadi zat padat seperti yang terdapat pada kulit bumi. Akan tetapi
dalam perut bumi sendiri masih tersimpan zat-zat panas, yang sesuai dengan
sifatnya terus berkembang dan mendesak ke arah luar, letusan tidak terjadi pada
perut bumi oleh karena bumi sendiri menerima tekanan udara atau atmosfer dari
luar yang memiliki tekanan seimbang dengan yang datang dari dalam.
Bila terjadi tekanan gas panas dari dalam bumi
menguat, maka terjadilah letusan gunung dan gempa, dapat dibayangkan bila tekanan dari dalam terus menguat dan
sementara itu tekanan dari luar berkurang atau hilang sama sekali. Maka tidak
mustahil akan terjadi goncangan yang maha hebat dan bumi akan meledak, disinilah
mungkin terjadi kiamat. Kemungkinan lain bahwa setiap benda panas lambat laun
akan menjadi dingin, begitu juga yang terjadi pada gas yang ada dalam perut
bumi, lambat laun akan cair dan membeku dengan disertai berkurangnya tekanan
atau hilang sama sekali, sementara itu tekanan dari luar tetap ada atau semakin
menguat. Maka, kondisi seperti ini akan menyebabkan bumi menjadi pecah.
Dari tiga teori ilmu alam tersebut di atas
semakin nampak jelaslah kebenaran pernyataan Al Qur’an tentang kepastian akan
terjadinya hari kiamat kelak. Sedangkan yang terpenting bagi umat Islam adalah
bagaimana mempersiapkan diri agar nanti tidak mengalami penyesalan akan tetapi
justru menuai buah amal shalih yangtelah dilakukannya.
2.
Yaumul
Hisab
Fase berikut setelah kiamat kubro adalah
dibangkitkannya kembali manusia dari kuburnya (yaumul ba’ast), kemudian
dikumpulkan di Makhsyar. Di tempat ini diadakan hisab atau penimbangan amal
(Mizan), dengan sangat teliti dan adil di bawah pengawasan dan kebesaran Allah
swt. yang kemudian akan diberi anugerah atau siksa sesuai dengan berat
ringannya pahala/dosa manusia. Allah swt. berfirman :
وَنُفِخَ
فِي الصُّورِ فَإِذَا هُم مِّنَ الْأَجْدَاثِ إِلَى رَبِّهِمْ يَنسِلُونَ. قَالُوا
يَا وَيْلَنَا مَن بَعَثَنَا مِن مَّرْقَدِنَا هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَنُ
وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ.
Artinya : Dan ditiuplah sangkakala (yang kedua), maka
tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan
mereka. Mereka berkata : “Aduhai celakalah kami ! Siapakah yang membangkitkan
kami dari tempat tidur kami (kubur) ?” Inilah yang dijanjikan (Allah) Yang Maha
Pemurah dan benarlah Rasul-rasulNya. QS.
Yasin : 51-52
فَمَن
يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْراً يَرَهُ.
وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرّاً يَرَهُ.
Artinya : Barangsiapa yang mengerjakan
kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula. QS.
Az Zalzalah : 7-8
اَلْيَوْمَ
تُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ لَا ظُلْمَ الْيَوْمَ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ
الْحِسَابِ.
Artinya : Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan
dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini.
Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya. QS. Ghafir / Al Mukmin 17
الْيَوْمَ
نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ
بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ.
Artinya : Pada hari ini Kami tutup
mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah
kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. QS. Yasin : 65
Bahwa Allah swt. akan menghisab amal manusia
merupakan sesuatu yang pasti, permasalahannya adalah sejauh manakah manusia telah
berbuat sesuai dengan petunjuk-petunjukNya ? Oleh karena itu, selayaknya
manusia mempersiapkan lebih dini di dunia
sebelum dihisab kelak di akhirat.
3.
Balasan Amal
Baik dan Amal Buruk
Sebagai puncak dari
hisab, maka bagi mereka yang tergolong beriman dan
banyak beramal shalih, setelah lolos melewati shirothal Mustaqim, akan
memperoleh anugerah sorga sesuai janji
Allah swt. dalam surat Al Baqarah ayat 25.
وَبَشِّرِ
الَّذِين آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن
تَحْتِهَا الأَنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُواْ مِنْهَا مِن ثَمَرَةٍ رِّزْقاً قَالُواْ
هَـذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِن قَبْلُ وَأُتُواْ بِهِ مُتَشَابِهاً وَلَهُمْ فِيهَا
أَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ.
Artinya : Dan
sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa
bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya.
Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka
mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka
diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri
yang suci dan mereka kekal di dalamnya. QS. Al Baqarah 25
Adapun bagi yang lebih banyak amal buruknya,
maka perhatikan dua firman Allah swt. berikut :
وَالَّذِينَ
كَفَرواْ وَكَذَّبُواْ بِآيَاتِنَا أُولَـئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا
خَالِدُونَ.
Artinya : Adapun
orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu menjadi penghuni
neraka, mereka kekal di dalamnya. QS. Al
Baqarah : 39
فَأَمَّا
الَّذِينَ شَقُواْ فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ.
Artinya : Adapun
orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka
mengeluarkan nafas dan menariknya dengan merintih. QS. Hud : 106
A.
FUNGSI BERIMAN KEPADA
HARI AKHIR
a. Menumbuhkan keyakinan akan adanya kehidupan
akhirat yang kekal setelah kematian, suatu kehidupan hakiki dan merupakan
buah/hasil dari keberadaan manusia di dunia.
b. Menggugah kesadaran untuk selalu
berupaya memperbanyak amal
shalih guna meraih kebahagiaan kelak, dan berusaha sekuat
tenaga untuk selalu menghindari perbuatan dosa.
c. Menambah
keyakinan bahwa setiap perbuatan baik dan buruk sekecil apapun, diketahui atau
tidak oleh orang lain, pasti akan mendapatkan balasan dari Allah
swt.
d. Setiap
muslim akan selalu berbuat lurus dan sesuai dengan garis-garis agama, walaupun
jalan lurus itu dirasa pahit akan tetapi tetap membuahkan harapan akan adanya
pahala dari Allah swt. kelak. Sedangkan
jalan yang salah walaupun dirasa
nikmat dan membuahkan kesenangan
duniawi, tetap dihindarinya karena diyakini akan mengundang siksa yang amat
pedih nanti di akhirat.
No comments:
Post a Comment