Tuesday, 9 June 2015

KUR 2013.X.1.2 ASMAAUL HUSNA, bagian 4


54. Al-Matiin: ( المتين )
Maha Teguh / Maha Kokoh atau Perkasa / Maha Sempurna Kekuatan-Nya , yakni memiliki keperkasaan yang sudah sampai di puncaknya, Maha Sempurna.

Dalam surat Ad Dzariat ayat 58 disebutkan :
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
Artinya :
Sesungguhnya Allâh, Dialah Maha Pemberi rezki, Yang Maha Mempunyai Kekuatan lagi Maha Kokoh.
Allah swt. Memang Maha Segalanya, adanya Allah yang bersifat QIYAMUHU BINAFSIHI (berdiri sendiri), mustahil bersifat ikhtiyaju ila ghoirihi (bergantung kepada sesuatu). Maka sebagai Pencipta tentulah Allah swt. memiliki sifat mandiri (berdiri sendiri), Ia ada dan berbuat dengan kekuatan dan ketentuan diriNya sendiri, tidak karena sesuatu atau bantuan sesuatu diluar diriNya. Allah swt. sama sekali tidak membutuhkan sesuatu diluar diriNya, mustahil bagi Allah swt. membutuhkan sesuatu diluar diriNya, sebab bila demikian berarti Ia sama dengan makhluk, bila sama dengan makhluk maka berarti bukan Tuhan.
Ini saja menunjukkah bahwa Allah swt. Maha KOKOH, Ia mencipta makhluk dan menguasai serta mengendalikan sepenuhnya makhluk itu, Ia yang mencipta, Ia yang menghidupkan, Ia pula yang mematikan, serta Ia pula yang mengaturnya.
Alam dan isinya (alam nyata dan Ghaib) sepenuhnya berada dalam genggamannya, sepenuhnya berada dalam kendali dan kekuasaannya.
Dalam QS. Al Baqarah ayat 255 disebutkan :
اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِندَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Artinya :
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

74. Al-Aakhir: ( الآخر ) Maha Penghabisan / Yang Akhir, iaitu kekal terus setelah habisnya segala sesuatu yang maujud
Al Akhir adalah Zat yang memiliki sifat kekal dan Maha Akhir yang tidak ada sesuatu pun setelahNya. Dia Maha Kekal tatkala semua makhluk hancur, Maha Kekal dengan kekekalannya.
Al Akhir ini antara lain disebutkan dalam Al Qur’an :
هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya :
Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Dhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (3)
Nabi Muhammad saw. bersabda :
" Ya Allah, Engkaulah Yang Mahaakhir, yang tidak ada sesuatu setelah-Mu."
( HR. Muslim ).
Al Akhir adalah Dzat yang memiliki sifat kekal dan Maha Akhir yang tidak ada sesuatu pun setelahNya serta tidak berujung, tidak berkesudahan.
Dia Maha Kekal yang tidak terbatas, sedangkan kekekalan makhlukNya adalah kekekalan yang terbatas, seperti halnya kekekalan sorga, neraka dan apa yang ada di dalamnya. Sorga adalah makhluk yang Allah ciptakan dengan ketentuan, kehendak, dan perintah-Nya.
Allah swt. yang menetapkan makhluk yang kekal dan yang tidak, namun kekekalan makhluk itu tidak secara dzat dan tabiat, karena secara tabiat dan dzat, seluruh makhluk ciptaan Allah adalah fana (tidak kekal). Sifat kekal tidak dimiliki oleh makhluk, kekekalan yang ada hanya sebatas kekal untuk beberapa masa sesuai dengan ketentuanNya.

87. Al-Jaami’: ( الجامع ) Maha Mengumpulkan / Maha Pengumpul
Yaitu mengumpulkan berbagai hakikat yang telah bercerai-berai dan juga mengumpulkan seluruh umat manusia pada hari pembalasan.
Dalam Al Qur’an Al Jami’ antara lain disebutkan dalam :
Surat Saba’ ayat 26.
قُلْ يَجْمَعُ بَيْنَنَا رَبُّنَا ثُمَّ يَفْتَحُ بَيْنَنَا بِالْحَقِّ وَهُوَ الْفَتَّاحُ الْعَلِيمُ
Artinya :
Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dialah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui". (26)
Surat Ali Imron ayat 9.
رَبَّنَا إِنَّكَ جَامِعُ النَّاسِ لِيَوْمٍ لَّا رَيْبَ فِيهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيعَادَ
Artinya :
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya". Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. (9)
Surat An Nisa’ ayat 140.
وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّىٰ يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ ۚ إِنَّكُمْ إِذًا مِّثْلُهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا
Artinya :
Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam, (140)
Allah swt. adalah Dzat yang menghimpun seluruh manusia pada hari kiamat, dan Dia pulalah Dzat yang mengumpulkan bagia-bagian tubuh manusia sesudah ia bercerai-berai, dan yang membangkitkan mereka kembali, serta menghimpun mereka di padang mahsyar.
Penghimpunan Allah swt. ini ada berbagai macam bentuknya, di antaranya adalah mengumpulkan seluruh makhluk yang beraneka ragam, termasuk manusia dan lain-lainnya, di permukaan bumi ini dan kemudian mengumpulkan mereka di padang mahsyar pada hari kiamat. Dia mengumpulkan langit, planet, udara di bumi, lautan, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan barang-barang tambang yang aneka rupa di bumi. Dia mengumpulkan tulang, urat, keringat dan otot, dan lain-lain. Dia mengumpulkan antara dua sifat yang berlawanan, seperti panas dan dingin, kering dan lembab, di dalam unsur hewan dan tumbuh-tumbuhan dan ini termasuk penghimpunan yang paling sempurna di antara yang ada.
Dan Allah juga mengumpulkan di dalam diri seorang hamba adab yang lahir di anggota tubuh dan hakikat batin di dalam hati. Barangsiapa yang sempurna makrifatnya dan baik tingkah lakunya, maka ia disebut juga sebagai jami’. Dikatakan bahwa jami’ ialah orang yang tidak padam cahaya makrifatnya



C. KEDUDUKAN ASMAUL HUSNA
Yang pasti, bagaimanapun manusia berusaha memahami Dzat Allah swt. dan kesempurnaanya, kondisi sebenarnya yang ada pada Dzat Allah swt. jauh lebih dari itu apalagi akal manusia sangatlah terbatas untuk dapat memahamiya.
Oleh sebab itu maka memahami sifat-sifat Allah swt. yang ada dalam Asmaul Husna akan mendekatkan pemahaman hambaNya terhadap hakikat Dzat Allah swt. sehingga gambaran terhadapNya akan lebih utuh mendekati kebenaran yang sebenarnya.
Disamping itu dalam Al Qur’an diperintahkan agar ketika berdoa supaya diawali dengan menyebut Asmaul Husna ( seluruhnya atau sebagian)
وَللهِ الأَسْـــمَاءُ الْحُسْــنَى فَادْعُـوْهُ بِــهَاوَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِـــدُونَ فِي أَسْــــمَائِـهِ سَــيُجْـــزَوْنَ مَا كَانُـوْا يَـعْـمَـلُوْنَ. الاعـراف : 180
Artinya : Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
D.   FUNGSI IMAN KEPADA ALAH SWT.
Ada beberapa fungsi iman kepada Allah swt., diantaranya ialah :
a.   Dengan beriman kepada Allah swt. dan memahami sifat-sifatnya termasuk yang ada dalam Asmaul Husna, akan lebih memberikan kesadaran bahwa Tuhan Allah swt. adalah haq sifatNya, DzatNya dan perbuatanNya.
b.   Dengan beriman kepada Allah swt. dan memahami sifat-sifatnya termasuk yang ada dalam Asmaul Husna, maka dalam hidup di dunia akan senantiasa terdorong untuk berbuat kebajikan secara ikhlas karena Allah swt., dan senantiasa mawas diri untuk menghindari perbuatan yang dosa.
c.   Dengan beriman kepada Allah swt. dan memahami sifat-sifatnya termasuk yang ada dalam Asmaul Husna, memberikan dorogan untuk hidup sesuai dengan batas ukuran manusia secara maksimal tanpa melupakan kewajibn beribadah kepadaNya.
d.   Dengan beriman kepada Allah swt. dan memahami sifat-sifatnya termasuk yang ada dalam Asmaul Husna, akan memberikan kesadaran bahwa manusia tidak lain hanyalah makhluk yang memiliki kewajiban untuk menyembah atau mengabdi kepadaNya serta melaksanakan semua perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.
e.   Dengan beriman kepada Allah swt. dan memahami sifat-sifatnya termasuk yang ada dalam Asmaul Husna, umat islam dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
f.    Dengan beriman kepada Allah swt. maka manusia akan senantiasa sadar bahwa suatu saat nanti kita akan menghadapNya dalam keadaan berbeda antara orang yang satu dengan orang lainnya sesuai dengan amal perbuatan masing-masing ketika hidup di dunia.


No comments:

Post a Comment