54. Al-Matiin: ( المتين )
Maha Teguh / Maha Kokoh atau Perkasa / Maha Sempurna Kekuatan-Nya , yakni memiliki keperkasaan yang sudah sampai di puncaknya, Maha Sempurna.
Dalam surat Ad Dzariat
ayat 58 disebutkan :
إِنَّ اللَّهَ هُوَ
الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
Artinya :
Sesungguhnya Allâh, Dialah
Maha Pemberi rezki, Yang Maha Mempunyai Kekuatan lagi Maha Kokoh.
Allah swt. Memang Maha
Segalanya, adanya Allah yang bersifat QIYAMUHU
BINAFSIHI (berdiri sendiri), mustahil bersifat
ikhtiyaju ila ghoirihi (bergantung kepada sesuatu). Maka sebagai Pencipta
tentulah Allah swt. memiliki sifat mandiri (berdiri sendiri), Ia ada dan
berbuat dengan kekuatan dan ketentuan diriNya sendiri, tidak karena sesuatu atau
bantuan sesuatu diluar diriNya. Allah swt. sama sekali tidak membutuhkan
sesuatu diluar diriNya, mustahil bagi Allah swt. membutuhkan sesuatu diluar
diriNya, sebab bila demikian berarti Ia sama dengan makhluk, bila sama dengan makhluk
maka berarti bukan Tuhan.
Ini saja menunjukkah
bahwa Allah swt. Maha KOKOH, Ia mencipta makhluk dan menguasai serta
mengendalikan sepenuhnya makhluk itu, Ia yang mencipta, Ia yang menghidupkan,
Ia pula yang mematikan, serta Ia pula yang mengaturnya.
Alam dan isinya (alam
nyata dan Ghaib) sepenuhnya berada dalam genggamannya, sepenuhnya berada dalam
kendali dan kekuasaannya.
Dalam QS. Al Baqarah ayat 255
disebutkan :
اللَّهُ لَا إِلَٰهَ
إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ
لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ
عِندَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا
خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۚ
وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ
وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Artinya :
Allah, tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus
mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang
di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa
izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa
berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
74. Al-Aakhir: ( الآخر ) Maha Penghabisan / Yang Akhir, iaitu kekal terus setelah habisnya segala sesuatu yang maujud
Al Akhir adalah Zat yang
memiliki sifat kekal dan Maha Akhir yang tidak ada sesuatu pun setelahNya. Dia Maha Kekal tatkala semua makhluk hancur, Maha Kekal dengan kekekalannya.
Al Akhir ini antara lain
disebutkan dalam Al Qur’an :
هُوَ الْأَوَّلُ
وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya :
Dialah Yang Awal dan
Yang Akhir Yang Dhahir dan Yang Bathin;
dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (3)
Nabi Muhammad saw.
bersabda :
" Ya Allah,
Engkaulah Yang Mahaakhir, yang tidak ada sesuatu setelah-Mu."
( HR. Muslim ).
( HR. Muslim ).
Al Akhir
adalah Dzat yang memiliki sifat kekal dan Maha Akhir yang tidak ada sesuatu pun
setelahNya serta tidak berujung, tidak berkesudahan.
Dia Maha Kekal yang
tidak terbatas, sedangkan kekekalan makhlukNya adalah kekekalan yang terbatas,
seperti halnya kekekalan sorga, neraka dan apa yang ada di dalamnya. Sorga
adalah makhluk yang Allah ciptakan dengan ketentuan, kehendak, dan
perintah-Nya.
Allah swt. yang
menetapkan makhluk yang kekal dan yang tidak, namun kekekalan makhluk itu tidak
secara dzat dan tabiat, karena secara tabiat dan dzat, seluruh makhluk ciptaan
Allah adalah fana (tidak kekal). Sifat kekal tidak dimiliki oleh makhluk,
kekekalan yang ada hanya sebatas kekal untuk beberapa masa sesuai dengan
ketentuanNya.
87. Al-Jaami’: ( الجامع ) Maha Mengumpulkan / Maha Pengumpul
Yaitu mengumpulkan berbagai hakikat yang telah bercerai-berai dan juga
mengumpulkan seluruh umat manusia pada hari pembalasan.
Dalam Al Qur’an Al Jami’ antara
lain disebutkan dalam :
Surat Saba’ ayat 26.
قُلْ يَجْمَعُ بَيْنَنَا
رَبُّنَا ثُمَّ يَفْتَحُ بَيْنَنَا بِالْحَقِّ وَهُوَ الْفَتَّاحُ الْعَلِيمُ
Artinya :
Katakanlah: "Tuhan kita akan
mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan
benar. Dan Dialah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui". (26)
Surat Ali Imron ayat 9.
رَبَّنَا إِنَّكَ جَامِعُ
النَّاسِ لِيَوْمٍ لَّا رَيْبَ فِيهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يُخْلِفُ
الْمِيعَادَ
Artinya :
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya
Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada
keraguan padanya". Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. (9)
Surat An Nisa’ ayat 140.
وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ
فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا
وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّىٰ يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ
غَيْرِهِ ۚ إِنَّكُمْ إِذًا مِّثْلُهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ
الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا
Artinya :
Dan sungguh Allah telah
menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar
ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka
janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang
lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa
dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik
dan orang-orang kafir di dalam Jahannam, (140)
Allah swt. adalah Dzat yang
menghimpun seluruh manusia pada hari kiamat, dan Dia pulalah Dzat yang
mengumpulkan bagia-bagian tubuh manusia sesudah ia bercerai-berai, dan yang
membangkitkan mereka kembali, serta menghimpun mereka di padang
mahsyar.
Penghimpunan Allah
swt. ini ada berbagai macam bentuknya, di antaranya adalah
mengumpulkan seluruh makhluk yang beraneka ragam, termasuk manusia dan
lain-lainnya, di permukaan bumi ini dan kemudian mengumpulkan mereka di padang
mahsyar pada hari kiamat. Dia mengumpulkan langit, planet, udara di bumi,
lautan, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan barang-barang tambang yang aneka rupa di
bumi. Dia mengumpulkan tulang, urat, keringat dan otot, dan lain-lain. Dia
mengumpulkan antara dua sifat yang berlawanan, seperti panas dan dingin, kering
dan lembab, di dalam unsur hewan dan tumbuh-tumbuhan dan ini termasuk
penghimpunan yang paling sempurna di antara yang ada.
Dan Allah juga mengumpulkan di
dalam diri seorang hamba adab yang lahir di anggota tubuh dan hakikat batin di
dalam hati. Barangsiapa yang sempurna makrifatnya dan baik tingkah lakunya,
maka ia disebut juga sebagai jami’. Dikatakan bahwa jami’ ialah orang yang
tidak padam cahaya makrifatnya
C. KEDUDUKAN ASMAUL HUSNA
Yang pasti,
bagaimanapun manusia berusaha memahami Dzat Allah swt. dan kesempurnaanya,
kondisi sebenarnya yang ada pada Dzat Allah swt. jauh lebih dari itu apalagi
akal manusia sangatlah terbatas untuk dapat memahamiya.
Oleh sebab itu
maka memahami sifat-sifat Allah swt. yang ada dalam Asmaul Husna akan
mendekatkan pemahaman hambaNya terhadap hakikat Dzat Allah swt. sehingga
gambaran terhadapNya akan lebih utuh mendekati kebenaran yang sebenarnya.
Disamping itu
dalam Al Qur’an diperintahkan agar ketika berdoa supaya diawali dengan menyebut
Asmaul Husna ( seluruhnya atau sebagian)
وَللهِ
الأَسْـــمَاءُ الْحُسْــنَى فَادْعُـوْهُ بِــهَاوَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِـــدُونَ
فِي أَسْــــمَائِـهِ سَــيُجْـــزَوْنَ مَا كَانُـوْا يَـعْـمَـلُوْنَ. الاعـراف
: 180
Artinya
: Hanya milik Allah asma-ul husna, maka
bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah
orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya.
Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
D. FUNGSI
IMAN KEPADA ALAH SWT.
Ada beberapa fungsi iman kepada Allah
swt., diantaranya ialah :
a. Dengan beriman kepada Allah swt. dan memahami sifat-sifatnya termasuk yang ada dalam
Asmaul Husna, akan
lebih memberikan kesadaran bahwa Tuhan
Allah swt. adalah haq sifatNya, DzatNya dan perbuatanNya.
b. Dengan beriman kepada Allah swt. dan memahami sifat-sifatnya termasuk yang ada dalam Asmaul
Husna, maka
dalam hidup di dunia akan senantiasa terdorong untuk berbuat kebajikan secara
ikhlas karena Allah swt., dan senantiasa mawas diri untuk menghindari perbuatan
yang dosa.
c. Dengan beriman kepada Allah swt. dan memahami sifat-sifatnya termasuk yang ada dalam
Asmaul Husna, memberikan dorogan untuk hidup sesuai dengan batas
ukuran manusia secara maksimal tanpa melupakan
kewajibn beribadah kepadaNya.
d. Dengan beriman kepada Allah swt. dan memahami sifat-sifatnya termasuk yang ada dalam
Asmaul Husna, akan
memberikan kesadaran bahwa manusia tidak lain hanyalah makhluk yang
memiliki kewajiban untuk menyembah atau mengabdi kepadaNya serta melaksanakan
semua perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.
e. Dengan beriman kepada Allah swt. dan memahami sifat-sifatnya termasuk yang ada dalam
Asmaul Husna, umat islam dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
f. Dengan beriman kepada Allah swt.
maka manusia akan senantiasa sadar bahwa suatu saat nanti kita akan
menghadapNya dalam keadaan berbeda antara orang yang satu dengan orang lainnya
sesuai dengan amal perbuatan masing-masing ketika hidup di dunia.
No comments:
Post a Comment