AL QUR'AN TENTANG
KONTROL DIRI, HUSNUDDHAN, UKHUWWAH
KOMPETENSI DASAR
2.1 Menunjukkan perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (hudnuddlan), dan persaudaraan (ukhuwah) sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. al- Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits yang terkait
3.1 Memahami manfaat dan hikmah kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuddlan) dan persaudaraan (ukhuwah), dan menerapkannya dalam kehidupan
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2.1 Siswa memahami isi kandungan surat al- Hujurat/49: 10 dan 12
3.2.1 Siswa dapat menyimpulkan kandungan Q.S. al- Hujurat/49: 10 dan 12;
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menunjukkan perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuddlan), dan persaudaraan (ukhuwah) sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. al- Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait
4. Memahami manfaat dan hikmah kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (hudnuddlan) dan persaudaraan (ukhuwah), dan menerapkannya dalam kehidupan
HUSNUDDHAN
A. HUSNUDDHAN
KEPADA ALLAH SWT.
Husnudhdhan
(baik sangka) kepada Allah swt. adalah kondisi batin yang selalu menyikapi
positif terhadap segala ketentuan / kejadian yang menimpa diri dan atau
keluarganya atau juga bisa berarti selalu berfikir positif dan penuh kesadaran
serta koreksi diri atas segala ketentuan / takdir Allah swt., penuh keyakinan
bahwa semua kejadian (yang tidak menyenangkan) itu terjadi karena kekurangan
dirinya semata, bukan karena faktor orang lain apalagi kesalahan Allah swt.
serta berharap / yakin bahwa dibalik semua kejadian itu pasti ada hikmahnya
(ada sisi positif yang dirahasiakan oleh Allah swt.),kebalikan dari husnuddhan
adalah suuddhan (buruk sangka)
Dalam Al
Qur'an disebutkan :
وَيُعَــــــــذِّبَ الْمُــنَافِـقِـــــــــينَ
وَالْمُــنَافِــــقَاتِ وَالْمُشْـرِكِــــيْنَ وَالْمُشْـــــرِكَاتِ
الظَّانِّيْنَ بِاللهِ ظَنَّ السَّــوْءِ عَلَيْــــــــهِمْ دَائِـــــــرَةُ
السَّــــــوْءِ وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهـِمْ وَلَعَنَـــهُمْ وَأَعَـــدَّ
لَهُمْ جَهَـنَّمَ وَسَــاءَتْ مَصِــــــــيْراً. الفتح : ٦
Artinya :
Dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan
perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu
berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan)
yang amat buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi
mereka neraka Jahannam. Dan (neraka Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat
kembali. QS Al Fath : 6
بَـلْ ظَـنَنْتُمْ أَنْ لَّنْ يَـنْقَـلِبَ
الرَّسُوْلُ وَالْمُــؤْمِنُوْنَ إِلَى أَهْلِيْهِمْ أَبَـداً وَزُيِّـنَ ذَلِكَ فِي قُـلُوْبِكُمْ
وَظَـنَنْـتُمْ ظَــنَّ السَّوْءِوَكُنْتُمْ قَوْماً بُوْراً . الفتح: ١٢
Artinya :
Tetapi kamu menyangka bahwa Rasul dan orang-orang mu'min
tidak sekali-kali akan kembali kepada keluarga mereka selama-lamanya dan
syaitan telah menjadikan kamu memandang baik dalam hatimu persangkaan itu, dan
kamu telah menyangka dengan sangkaan yang buruk dan kamu menjadi kaum yang
binasa. QS Al Fath : 12
فَعَـسَى
أَنْ تَكْرَهُوْا شَيْئًا وَيَجْعَــلَ اللهُ فِيْهِ خَيْرًا كَـثِـيْرً ا. النساء
: ١٩
Artinya :
"Mungkin kamu tidak menyukai
sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. QS. An Nisa' 19
Seorang
muslim harus berbaik sangka dengan penuh keyakinan bawa semua ketentuan Allah
swt. adalah yang terbaik dan mutlak kebenarannya, sementara itu Allah swt. akan
menyikapi sesuai dengan persangkaan hambanya dan bila sebaliknya kemudian
suuddhan kepada Allah swt. atas apa yang dialaminya maka akan mengalami
kebinasaan dan dicampakkan ke neraka jahannam kelak.
Ibnu
Mas'ud ra. Berkata ; demi Allah, tiada orang yang baik sangka kepada Allah sw.
melainkan pasti Allah swt. akan memberikan kepadanya apa yang ia sangkakan.
Nabi
saw. menegaskan dalam hadis Qudsi berikut :
قَالَ
رَسُـوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَـيْـهِ وَسَـــلَّمَ يَـقُـوْلُ اللهُ
عَــــزَّ وَجَــلَّ أَنَـا عِـنْـــــــــــــــــدَ ظَـنِّ عَــبْـــدِى بِيْ
وَأَنَا مَــعَـــــهُ حِـــيْنَ يَـذْكُـــرُنِيْ إنْ ذَكَـــــــرَنِيْ فِيْ
نَـفْسِهِ ذَكَــرْتُـهُ في نَفْسِيْ وَإِنْ ذَكَـــرَنِيْ في مَـــلإٍ
ذَكَـــرْتُــهُ فِي مَـــــلإٍ, هُمْ خَيْرٌ مِنْـهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ مِـنِّي
شِـبْرًا تَـقَــرَّبْتُ إِلَيْـــهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَـقَــــرَّبَ إَلَـيَّ
ذِرَاعًا تَـقَـــــرَّبْتُ مِـــــنْهُ بَاعًا وَإنْ أَتَانِيْ يَـمْشِيْ
أَتَـيْــــــتُــهُ هَــــرْوَلَــــــــةْ .
Artinya :
"Rasulullah s.a.w bersabda:
Allah s.w.t berfirman: Aku adalah berdasarkan kepada sangkaan hambaKu
terhadapKu. Aku bersamanya ketika dia mengingatKu. Apabila dia mengingatKu
dalam dirinya, niscaya aku juga akan mengingatnya dalam diriKu. Apabila dia
mengingatKu dalam suatu kaum, niscaya Aku juga akan mengingatnya dalam suatu
kaum yang lebih baik daripada mereka. Apabila dia mendekatiKu dalam jarak
sejengkal, niscaya Aku akan mendekatinya dengan jarak sehasta. Apabila dia
mendekatiKu sehasta, niscaya Aku akan mendekatinya dengan jarak sedepa. Apabila
dia datang kepadaKu dalam keadaan berjalan seperti biasa, niscaya Aku akan
datang kepadanya dalam keadaan berlari-lari anak. HR. Bukhari Muslim
أَمَّــــرَاللهُ
جَــــــلَّ وَعَــــلا بِعَبْــــــــــدٍ إِلَى الـــــــنَّارِ فَلَـــــمَّا
وَقَـــفَ عَلَى سَفِــــــيْرِهَا إِلْتَـــفَتَ فَــــقَالَ أَمَا وَاللهِ يَا
رَبِّ إِنْ كَانَ ظَـــــنِّى بِكَ لَحَـسَـــــنًا فَـــقَالَ اللهُ عَــــــزَّ
وَجَــلَّ رُدُّوْهُ أَنَا عِنْــــــدَ حُسْـــــنِ ظَنِّ عَبْــــــدِىْ. رواه
البـيـهـقى
Artinya :
Allah menyuruh Malaikat supaya membawa seorang hamba ke
neraka, ketika hamba itu telah berada di tepi neraka ia menoleh dan berkata :
Wallahi ya Tuhanku persangkaanku kepadaMu tetap baik. Maka Allah berfirman
kepada Malaikat : kembalikan ia, Aku selalu menurutkan sangka baik hambaKu
kepadaKu. HR Albaihaqi
Sebaliknya
apabila berburuk sangka kepada Allah swt., maka pastilah kecelakaan yang akan
diterimanya.
Perhatikan
ayat berikut :
وَذلِكُمْ
ظَــنُّـكُـمُ الَّذِي ظَـنَنْتُمْ بِرَبِّكُمْ أرْدَاكُمْ فأصْبَحْـتُمْ منَ
الْخَاسِرِيْنَ.
Artinya :
"Dan yang demikian itu adalah
prasangkamu yang telah kamu sangka terhadap Tuhanmu, prasangka itu telah
membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi. QS.
Fusshilat 23
B. HUSNUDDHAN
PADA DIRI SENDIRI.
Husnuddhan
pada diri sendiri bukan berarti over estimate, menyangka diri akan selalu
berhasil, akan tetapi lebih kepada besarnya doa dan harapan kepada Allah swt.
akan keberhasilan diri dan jangan sampai putus asa apapun yang dialaminya,
sebab putus asa juga berarti suuddhan pada Allah swt.
Allah
swt. berfirman :
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوْا عَلَى أَنْفُسِهِمْ
لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعاً
إِنَّـهُ هُوَ الْغَـفُوْرُالرَّحِيْـــمُ. الزمر : ٥٣
Artinya :
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas
terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. QS.Az Zumar 53
يَابَنــِيَّ اذْهَـبُواْ فَتَحَسَّـسُواْ مِنْ يُوسُـفَ
وَأَخِيْـهِ وَلاَ تَيْـــأَسُــواْمِنْ رَّوْحِ اللّهِ إِنَّهُ لاَ يَيْــأَسُ
مِن رَّوْحِ اللهِ إِلاَّ الْقَـــوْمُ الْكَافِـرُونَ. يوسف : ٨٧
Artinya :
Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita
tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.
QS Yusuf : 87
Tidak boleh
seorang muslim PUTUS ASA terhadap yang telah dan akan menimpa dirinya, optimis
(tidak berlebihan) harus tetap ada seraya berdoa penuh harap kepada Allah swt.
sebab orang yang putus asa akan nikmat dan karunia Allah swt. tergolong orang
kafir.
C. HUSNUDDHAN
PADA SESAMA.
Husnuddhan
/ baik sangka pada sesama merupakan keharusan, oleh karena Allah swt. melarang
keras untuk berburuk sangkan kepada sesamanya dan apabila mendengar perkataan
atau melihat prilaku teman haruslah ditanggapi secara baik, diartikan yang
baik-baik. Jangan sekali-kali ditanggapi jelek atau dinilai jelek.
Sahabat
Umar Ibnul Khatthab berkata :
“Jangan
sekali-kali kamu menerima uapan yang keluar dari lisan saudaramu, melainkan
dengan maksud dan pengertian yang baik”
Allah
swt. melarang purbasangka karena sebagian besar dari purbasangka itu berdosa,
firmanNya:
يَا أَيُّــــهَا الَّذِينَ آمَــــــــــنُوا
اجْتَـنِـــــــــبُوا كَثِــــــــــــــــيْراً مِّنَ الظَّـــــــــــنِّ إِنَّ
بَعْضَ الظَّــنِّ إِثْـــــــــــــــــــــــــــــــــــمٌ. الحجرات : ١٢
Artinya
:
Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya
sebagian prasangka itu adalah dosa.
Nabi
Muhammad saw. bersabda :
إِيَّاكُـــــمْ وَالظَّـــنَّ فَإِنَّ الظَّــــــنَّ
أَكْــــــــذَبُ الْحَــــــــــدِيْثِ. رواه البخارى
Artinya
:
Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya
sebagian prasangka itu adalah dosa.
أَنْ ضَعْ أَمْــرَ أَخِـيْكَ عَلَى أَحْسَـنِــهِ مَا
لَـم يَأْتِكَ مَا يَـغْلِـبُــــكَ وَلاَتَـظُـنَّـنَّ بكَلِمَــــــــةٍ
خَـــــرَجَتْ مِنِ إمْـــــرِئٍ مُسْــــلِمٍ شَـــرّاً وَأَنْتَ تَـجِـــــدُ
لَــــهَا فى الخَـــيْرِ مَـحْمِــلاً وَمَنْ عَــرَضَ نَـفْسَـهُ لِلتُّــهَمِ
فَلا يَلُــوْمَــنَّ إِلا نَفْسَهُ. رواه البيهقى
Artinya
:
Letakkanlah
urusan saudaramu diatas sangkaan yang sebaik-baiknya selagi tidak datang
kepadamu yang membantah sangkaanmu itu dan jangan sekali-kali engkau memandang
buruk perkataan yang pernah diucapkan seorang muslim padahal kamu menemukan
tafsiran baik pada ucapannya, dan barangsiapa menempatkan dirinya pada
purbasangka janganlah ia mencela kecuali pada dirinya sendiri. HR Al Bayhaqi
Dengan
satu ayat Qur’an dan dua hadis diatas maka sangat jelas bahwa setiap muslim
dilarang keras berprasangka jelek pada saudaranya sesama muslim, dan bahkan
diperintah untuk selalu baik sangka bagaimanapun keadaannya sampai sampai
terbukti benar kejelekannya.
No comments:
Post a Comment