Sunday 9 February 2014

ANTARA UZLAH DAN MU’ASYARAH, bagian 2

Lanjutan........




ANTARA UZLAH DAN MU’ASYARAH, bagian 1



Oleh : Al Arif Billah KH. Achmad Siddiq
Disampaikan pada tanggal   dalam acara Pertemuan Rutin Khusus Keluarga
Setiap Malam Minggu Legi

Assalamu'alaikum war. Wab.
Bismillaahirrohmaanirohiiem.
Alhamdulillah, malam ini kita bisa berkumpul kembali dalam pertemuan rutin keluarga tiap-tiap malam Ahad Legi, dan dalam kesempatan ini saya ingin menjelaskan salah satu masalah yang sebenarnya masalah ini sudah lama menjadi pembahasan para Ulama’, mulai sejak dulu dan sampai sekarang masih tetap menjadi pembahasan.
Masalah yang saya maksud itu ternyata makin lama makin luas isi maupun pengaruhnya, ada yang pro dan ada yang kontra, ada yang setuju dan ada yang tidak. Khususnya diantara para Ulama’ yang tergolong Ulama’ Syari’at dan Ulama’ yang tergolong Ulama’ Hakekat.
Ulama’ Syari’at, yang menjadi pegangannya adalah “AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR”, artinya bahwa orang Islam itu harus melaksanakan kewajiban “AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR”, menyuruh pada kebaikan dan mencegah kejahatan. Oleh karena itu menurut Ulama’ Syari’at orang Islam harus hidup di tengah-tengah masyarakat, bercampur dan bergaul menjadi satu dengan tugas menjalankan “AMAR MA’UF NAHI MUNKAR”.
Ulama’ Hakekat, golongan ini terlalu mementingkan kebersihan hati, kemurnian ibadah dan keikhlasan. Menurut Ulama Hakekat, orang Islam lebih baik UZLAH, lebih baik menyepi, dalam arti tidak bergaul dengan orang banyak.