وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ
كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ
خَيْرًا كَثِيرًا
Artinya : “Dan bergaullah dengan mereka secara patut,
kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin
kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang
banyak”. QS. An Nisa’ : 19
اتـقـواالله فى النسـاء فانكــــــم اخَذتـمُوهـن
بأمانـة الله واســتحْللـتمْ فـروجـهُـنَ بكلمات الله رواه
مسلم
Artinya :
“Takutlah kepada Allah dalam urusan perempuan, sesungguhnya karena mengambil
mereka dengan kepercayaan Allah dan halal mencampuri mereka dengan kalimat
Allah dan diwajibkan atas kamu (para suami) memberikan nafkah dan pakaian kepada
mereka dengan cara yang baik (sesuai kemampuan)”. HR. Muslim
Artinya : “ Kewajiban
orang tua terhadap anaknya adalah memberi nama yang baik, mendidik dan
mengajar-kannya membaca Al-Qur’an, bere-nang, memanah (ketrampilan) dan tidak
memberi nafkah kecuali dengan baik (Halal dan thoyyibah), dan menikahkan apabila ia sudah dewasa
menurutmu” (HR. Hakim)
Berikut ini
sebuah kisah yang memiliki pelajaran;
Ibnu Al-Jauzi
berkata,
"Ada
seorang raja yang memiliki banyak harta. Dia memiliki anak tunggal wanita,
tidak ada lagi anak selainnya, karenanya dia sangat mencintainya dan sangat
memanjakannya dengan berbagai mainan. Hal tersebut berlangsung sekian lama.
Suatu saat ada seorang ahli ibadah yang bermalam di rumah sang raja. Maka di
malam hari dia membaca Al-Quran dengan suara keras, dia membaca,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ
وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ
غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا
يُؤْمَرُونَ [٦٦:٦]
Hai orang-orang
yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. At Tahrim 6’
Sang puteri
mendengar bacaannya, lalu dia berkata kepada para pembantunya, 'Hentikan dia.'
Tapi para pembantunya tidak menghentikannya sehingga orang tersebut terus
mengulang-ulang bacanya. Maka dia masukkan tangannya ke bajunya dan merobeknya.
Lalu para pembantunya melaporkan kejadian tersebut kepada sang bapak. Maka sang
bapak menemuinya seraya berkata dan memeluknya, "Apa yang engkau alami
malam ini anakku sayang." Sang anak berkata, "Aku bertanya kepadamu
demi Allah wahai ayah, apakah Allah Azza wa Jalla memiliki neraka yang bahan
bakarnya manusia dan batu?" Dia berkata, "Ya," Maka sang anak
berkata, "Apa yang menghalangimu untuk memberitahu aku hal ini. Demi
Allah, aku tidak akan memakan makanan lezat dan tidur di tempat yang empuk
sebelum aku mengetahui dimana tempatku, di surga atau neraka."
(Shofwatu
Ash-Shafwah, 4/437-438)