Tuesday, 9 June 2015

KUR 2013.X.1.1 AL QUR'AN 1, bagian 7

MATERI TAMBAHAN (PENDALAMAN)
PERSATUAN DAN KERUKUNAN

“Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh” ini satu kalimat pribahasa yang sangat dikenal di Indonesia, bersatu arinya menjadi satu, ketika ditanyakan bagaimana untuk bisa bersatu, pertanyaan ini sangat sederhana akan tetapi untuk menjawabnya tidak sesederhana pertanyaannya.

Sebelum melanjutkan pembahasan tentang PERSATUAN DAN KERUKUNAN ini, ada beberapa petanyaan yang perlu diajukan terlebih dahulu.
Apakah persatuan dan kerukunan ini merupakan dua kata yang menyatu dan tidak bisa dipisahkan?
Apakah dengan persatuan, semuanya harus menjadi satu, seragam dan tidak boleh ada perbedaan?
Manakah yang lebih penting, persatuan apa kerukunan ?

A.   PERSATUAN
“Bhinneka Tunggal Ika” adalah semboyan populer di Indonesia untuk menggambarkan masyarakat Indonesia yang beragam, berbeda pulau, keturunan, bahasa, aturan, norma-norma dan agama, akan tetapi satu jua.
Persatuan artinya yang berbeda itu menjadi satu menyatu dalam satu tujuan, satu cta-cita yang disepakati bersama, dan untuk dapat bersatu mutlak diperlukan kerukunan, kesetiakawanan dan persaudaraan.
Dalam khazanah keilmuan Islam pengertian persatuan biasanya merujuk pada ayat-ayat  Al Qur’an antara lain sebagai berikut:
وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِـيْعاً وَلاَتَفَـرَّقُواْ وَاذْكُرُواْنِعْمَتَ اللّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاء فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْــتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا
Artinya : “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermu­suh-musuhan, maka Allah menjinakkan antara hatimu, lalu menjadi­lah kamu karena nikmat-nikmat Allah orang-orang yang bersaudara.”. QS. Ali Imran : 103
Ayat diatas mengisyaratkan dan memerintahkan pada umat Islam untuk bersatu berpegang teguh pada Agama Allah swt. dan jangan bercerai berai, ibarat jari tangan bila ia menyatu maka akan dapat bermanfaat secara optimal, bisa untuk makan dan sebagainya, walaupun bila sendiri-sendiri setiap jari tangan memiliki manfaat berbeda.
Ibarat tubuh manusia, bila bagian tubuh ada yang sakit maka rasa sakit itu dirasakan oleh semuanya. Persatuan sangat sederhana dan mudah diucapkan, akan tetapi amat sulit dilaksanakan, “Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh” telah sangat lama dikenal di Indonesia, permasalahannya apakah kehidupan berbangsa kita telah benar-benar bersatu? Fakta sejarah dari sejak Indonesia merdeka sampai sekarang zaman reformasi telah menjawabnya.
Pada setiap manusia sebagai mahluk sosial ada keinginan dari dalam untuk bersatu, keinginan luhur ini terwujud dalam persatuan-persatuan kecil kala bangsa ini masih dijajah oleh Belanda maupun Jepang dimana mereka menggunakan politik licik belah bambu.
Puncak keinginan bersatu dari seluruh komponen bangsa Indonesia terwujud dengan Proklamasi NKRI pada tanggal 17 Agustus 1945, tekad untuk bersatu telah terwujud walau prasyarat untuk itu belum sepenuhnya tertata. Sehingga sejak merdeka sampai kini seringkali terjadi perselisihan meruncing mulai dari masyarakat lapisan bawah sampai pada elit politik di DPR.
Ternyata sangatlah banyak prasyarat yang harus dipenuhi untuk bisa bersatu secara utuh dalam prilaku dan pemahaman, salah satunya adalah mutlak harus ada kerukunan, kesetiakawanan dan persaudaraan.

B.    KERUKUNAN

Kerukunan adalah adanya perasaan bersatu, sependapat, sekepentingan, sepenanggungan yang dibingkai dalam ikatan persaudaraan, persahabatan, kesetiakawanan, saling menghargai, saling menghormati dan saling menyayangi / mencintai.
Islam memiliki arti kesejahteraan dan keselamatan, oleh karena itu konsep dasar Islam dalam mengatur hubungan dengan siapapun adalah kerukunan dan atau perdamaian, dan sedapat mungkin menghindarkan diri dari permusuhan dan perselisihan.
Dalam mengatur hubungan sesama muslim terdapat konsep ukhuwah Islamiyah, yaitu kerukunan atau persaudaraan yang tumbuh dan berkembang karena persamaan keimanan/keagamaan, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Konsep kerukunan dan persaudaraan atau ukhuwah Islamiyah ini, antara lain didasarkan pada surat Al Hujarat ayat 10 -13. Dalam ayat-ayat ini dijelaskan unsur-unaur yang harus terpenuhi untuk terciptanya kerukunan dan persaudaraan, yaitu :

a.     Adanya saudara atau persaudaraan antara sesama muslim,
Disabdakan pula oleh Nabi saw.:

ا لمـسـلم اخو المسلم لايظـلمُهُ ولايخذُلهُ ولايَكذبهُ ولايحقره. رواه مسلم
Artinya : “Orang muslim menajadi saudara bagi muslim lainnya, tidak boleh menganiaya sesamanya, membiarkannya, berdusta, dan tidak boleh menghinakannya”. HR. Muslim
وكــــوْ نُـوا عــبَادَ اللهِ اخـــــوانا     رواه  مسلم
Artinya : “Jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara”. HR. Muslim
b.    Taqwa kepada Allah swt. dijadikan daasar semua prilaku
c.     Saling mencintai antar sesama. Sabda Nabi saw. :
لايُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لاَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ. رواه البخارى ومسلم
d.    Saling hormat menghormati, tidak boleh saling meremehkan dan tidak boleh saling menyakiti.
Perhatikan hadits Nabi saw. berikut :
كل المـسلم على المـسلم حرامٌ عرضه وماله ودمه رواه الترمذى
Artinya :     “Setiap muslim terhadap muslim lainnya diharamkan mengganggu kehormatannya, harta dan darah (jiwa) nya”. HR. Tirmidzi
e.     Tidak boleh curiga mencurigai, harus selalu ditumbuh kembangkan sikap husnuddhan.
f.     Selalu menjaga nama baik saudaranya, tidak boleh mencari-cari kesalahan orang lain.
g.    Menjadikan perbedaan warna kulit dan keturunan serta ras dan bangsa untuk saling ta’aruf, mengadakan hubungan timbal balik secara baik.
h.    Gotong royong atau tolong menolong dalam masalah kebaikan dan banyak lagi yang lainnya.           
وَتَعَاوَنُواْ عَـلَى الْبرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُواْ عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ. 
Artinya : “Dan tolong menolonglah kamu dalam berbuat kebaikan dan taqwa, dan janganlah kamu tolong menolong untuk berbuat dosa dan pelanggaran”. QS. Al Ma’idah : 2
وَاللهُ فى عَوْنِ الْعَبْدِ مَادَامَ الْعَبْدُ فِـى عَوْنِ اَخِيْـهِ. رواه مسلم
Artinya : “Dan Allah senantiasa menolong hambanya, selama hamban­ya itu menolong saudaranya”.  HR. Muslim
Semua sifat dan sikap serta usaha untuk menciptakan kerukunan dan perdamaian telah dicontohkan oleh Nabi saw. selama masa hidup beliau yang pada saat ini sudah terkonsep dalam “Akhlaqul Kari­mh”,dan yang harus dijauhi oleh setiap muslim dalam setiap pergaulannya terkumpul dalam konsep “Akhlaqul Madzmumah”.

No comments:

Post a Comment