E.
MENYALATKAN
JENAZAH
Shalat jenazah hanya wajib untuk jenazah orang
Islam, sedangkan untuk orang kafir atau musyrik haram hukumnya, walaupun masih
kerabat. Perhatikan hadits Nabi saw. berikut :
قال رَسُوْلَ الله صَلى الله
عَليْهِ وَسَلمَ صَلُّوا عَلَى مَوْتَاكُمْ رواه ابن ماجه
Artinya : Bersabda
rasulullah saw. : “Shalatkanlah olehmu orangorang yang mati (di antara kamu,
yang Islam). HR. Ibnu Majah.
a. Syarat
shalat jenazah
1. Menutup
aurat, badan suci dari najis dan hadas (kecil dan besar), pakaian suci dari
najis serta menghadap kiblat.
2. Jenazah,
selesai dimandikan dan dikafani.
3. Meletakkan
jenazah di sebelah kiblat orang yang menshalati, kecuali shalat jenazah di atas
kubur atau shalat ghaib.
b. Rukun
shalat jenazah
1. Berdiri,
bila mampu
2. Berniat
seperti biasa, hanya ditujukan atas jenazah.
3. Takbir
4 kali (termasuk takbiratul ihram)
4. Membaca
Al fatihah
5. Membaca
shalawat atas Nabi saw.
7. Salam
c. Sunat
shalat jenazah
1. Mengangkat
tangan pada setiap takbir yang empat.
2. Merendahkan
suara bacaan (ketika shalat siang hari maupun malam).
3. Membaca
ta’awwudz sebelum Fatihah.
4. Memperbanyak
shaf, minimal 3 shaf (keterangan hadits).
5. Memperbanyak
yang ikut shalat, berdasar hadits Nabi saw. :
مَا
مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوْتُ فَيَقُوْمُ عَلى جَنَازَتِهِ اَرْبَعُوْنَ رَجُلاً لَا يُشْرِكْ
باللهِ شَيْئًا اِلَّا شَفَّعَهُمُ اللهُ فِيْهِ
رواه احمد ومسلم
Artinya : Orang Islam
yang mati, lalu disembahyangkan jenazahnya oleh 40 orang yang tidak musyrik,
pastilah Allah memberi mereka syafa’at padanya. HR. Ahmad dan Muslim
6. Shalat
jenazah dilakukan dengan berjamaah.
7. Imam
atau perorangan berdiri di arah kepala, bila mayat laki-laki dan di arah tengah
pinggang bila mayat wanita.
d. Tata
cara melaksanakan shalat jenazah
Satu kali shalat jenazah boleh dilakukan untuk
satu orang atau lebih, boleh juga dilakukan perorangan atau berjamaah, dan juga
boleh dilakukan berulang-ulang dengan orang yang berbeda untuk satu jenazah
atau lebih. Shalat jenazah bisa juga dilakukan oleh wanita dan ini sudah dapat
mencukupi kewajiban kifayah, akan tetapi lebih utama dilakukan oleh laki-laki.
Shalat jenazah boleh dilakukan dimana saja
asal memenuhi syarat, akan tetapi bila memungkinkan lebih baik dilakukan di
dalam masjid, karena mengingat keistimewaan masjid tersebut.
Setelah jenazah siap di tempat shalat
(diletakkan terlentang dengan kepala di sebelah utara), maka :
1. Bila
jenazah laki-laki Imam mengambil tempat di arah kepala, dan di arah pinggang /
perut bila wanita, makmum diusahakan terdiri dari tiga shaf.
2. Niat
shalat jenazah bersamaan dengan takbiratul ihram dilanjutkan dengan membaca
Al Fatihah.
3. Takbir
ke dua, dilanjutkan baca shalawat, dengan bacaan :
اللهُمَّ
صَل عَلى سيِّدِنَا مُحَـمَدٍ و عَلى ال سيِّدِنَا مُحَـمَدٍ
4. Takbir
ke tiga, dilanjutkan membaca doa untuk si mayat :
اللهُمَ
اغْفِرْ لَهُ وارْحَمْهُ وَعَافِهِ واعْفُ عَنْـهُ واَكْرِمْ نزُلَهُ ووسِّعْ مَدْخَلَهُ
Artinya : Ya Allah ! Ampunilah dia, berilah rahmat dan
maaf kepadanya, muliakanlah kedatangannya, lapangkanlah pintu masuknya dan
jadikanlah surga tempat kembalinya. HR. Muslim
5. Takbir
ke empat, dilanjutkan doa :
اللهُمَّ
لاتَحـْرِمْنَا اَجْرَهُ وَلَا تفْتِـنَّا بَعْدَهُ واغْفِرْلنا وَلهُ
Artinya : Ya Allah ! Janganlah Engkau rugikan kami dari
mendapatkan pahalanya, dan janganlah Engkau beri kami fitnah sepeninggalnya,
dan ampunilah kami dan dia. HR. Hakim
6. Membaca
salam sambil menoleh
ke kanan dan ke kiri. Bacaan
salam :
السَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ الله وَبَرَكَاتُهْ
Penjelasan :
Ketika berdoa setelah takbir ke tiga dan ke
empat, maka supaya disesuaikan dengan jenis jenazahnya, yaitu apabila jenazah
wanita maka dhamir hu dengan ha, bila jenazah dua orang maka diganti dengan
huma dan apabila banyak diganti dengan
hum, contoh :
1. Untuk jenazah wanita :
اللهُمَّ
اغْفِرْ لَهَا وارْحَمْهَا وَعَافهَا واعْـفُ عَنْهَا واكْرِمْ نُزُلَهَا ووسِّعْ
مَدْخَلَهَا
2. Untuk dua jenazah laki-laki/wanita/laki-laki
dan wanita
اللهُمَّ
اغْفِر لهُمَا وارْحَمْهُمَا وعَافهِمَا واعْفُ عَنْهُمَا واكرمْ نزُلهُمَا ووسِّعْ
مَدْخَلَهُمَا
3. Untuk jenazah lebih dari dua :
اللهُمَّ
اغْفِرْ لَهُمْ وارْحَمْهُمْ وعَافِهِمَ واعْفُ عَنْهُمْ واكرمْ نزُ لهُمْ ووسِّعْ مَدْخَلَهُمْ
4. Bila jenazahnya
anak-anak yang belum baligh,maka setelah takbir ke tiga membaca :
اللهُمَّ
اجْعَلْهُ لنَا سَلَـفًا وفَرَطًا واَجْرًا
Artinya : Ya
Allah ! Jadikanlah dia bagi kami, pendahulu, tabungan dan pahala di surga.
5. Setelah salam, dengan
posisi tetap berdiri Imam sholat supaya memimpin doa untuk jenazah dengan
didahului sedikitnya :
a.
Membaca
fatihah 3 kali untuk jenazah;
b.
Membaca
surat Ikhlash 11 kali, Al Falaq 1 kali dan An Nas 1 kali, lalu
c.
Membaca
istighfar (Astaghfirullah) 11 kali, Sholawat (Shollallaahu ala Muhammad) 33
kali, tahlil (Laa ilaaha Illallah) 11 kali, lalu...
d.
Berdoa
sebisanya.
F.
MEMAKAMKAN
JENAZAH
a. Mengantar jenazah ke kubur
Setelah mayat dishalati, maka disunatkan
segera dikebumikan, hal ini berdasar hadits Nabi saw. sebagai berikut :
اسْرعُوا بالجنَازة
فإنْ كَانَتْ صالِحَةً قَرَّ بْتُمُوْ نَـهَا الى الخَـيْرِ وإنْ كَانَتْ غَيْرَ
ذالِكَ فَشَرٌّ تَضَعُوْ نَهَا لعَلهُ مِنْ رِقَابِكُمْ رواه الجماعه
Artinya : Hendaklah
kamu segerakan mengangkat jenazah, karena jika ia orang shalih, maka kamu
melekaskannya kepada kebaikan, dan jika ia bukan orang shalih, maka agar
kejahatan itu segera terbuang dari tanggungan kamu. HR. Jama’ah
Berjalan mengantarkan
jenazah, merupakan kebaikan yang disunatkan, dan ketika mengantar jenazah
tersebut menurut Imam Syafi’i sebaiknya berjalan di depan jenazah, sedang
menurut madzhab Hanafi sebaiknya berjalan di belakang mayat.
Berdasar hadits Nabi saw. bahwa apabila seseorang
melihat jenazah berlalu maka disunatkan berdiri, walaupun jenazah itu non
muslim, dengan membaca :
سُبْحَانَ
الحَـيّ الذِى لَا يَمُوْتُ
Artinya : Maha suci Dzat yang Maha
Hidup dan tidak akan mati.
b. Tata cara pemakaman jenazah
1. Terlebih dahulu disiapkan liang kubur sedalam
kira-kira setinggi orang berdiri lebih sedikit, dan sunat dibuat lubang lahad,
jika tanah kuburan keras, jika tanah pekuburan bercampur pasir sebaiknya dibuat
lubang tengah. Lahad adalah lubang yang digali di sebelah kiblat untuk menempatkan
mayat, sedang lubang tengah adalah lubang kecil di tengah-tengah kubur,
sebagaimana hadits Nabi saw. :
عَنْ
عَا مربن سَعْدٍ قال : الحِدُوا لِيْ لحْدًا وانصِبُوا عَليَّ اللبنَ نصْبًا كَمَـا صُنِعَ بِرَسُوْلِ اللهِ
صَلى الله عَليْهِ وَسَلمَ رواه احمد ومسلم
Artinya : Dari
Amir bin Sa’ad, berkata : Buatkan lubang lahad untukku, dan pasanglah di atasku
batubata, sebagimana dibuat pada kubur Rasulullah saw.. HR. Ahmad dan Muslim
No comments:
Post a Comment