XII.1.5
|
|
B.
MASA KEMUNDURAN ISLAM
(1250-1500 M)
1.
Kemunduran Islam di Bagdad
Masa-masa kemajuan dunia islam yang
telah berjalan beberapa abad lamanya, yang pengaruhnya telah merebak dan
merambah jauh ke berbagai belahan dunia non muslim pada akhirnya juga mengalami
masa-masa kemundurannya. Berbagai macam krisis yang sangat komplek sekali telah
menerpa dunia islam. Jatuhnya kota Bagdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa
mongol bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah, tetapi merupakan juga awal
kemunduran peradaban islam, karena Bagdad sebagai pusat kebudayaan dan
peradaban islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan itu ikut pula
lenyap dibumihanguskan oleh pasukan mongol yang di pimpin Hulagu Khan.
Bagdad yang terkenal sebagai pusat
kebudayaan dan pengetahuan islam, pada tahun 1258 M mendapat serbuan tentara
mongol. Tentara mongol menyembelih seluruh penduduk dan menyapu Bagdad bersih
dari permukaan bumi. Dihancurkan segala pusaka dan peradaban yang telah dibuat
beratus-ratus tahun lamanya. Diangkut kitab-kitab yang telah dikarang oleh ahli
ilmu pengetahuan bertahun-tahun lalu dihanyutkan ke dalam sungai dajlah,
sehingga berubah warna airnya lantaran tinta yang larut. Khalifah sendiri
beserta keluarganya dimusnahkan sehingga terputuslah keturunan abbasiyyah dan
hancurlah kerajaannya yang telah lama bertahta selama 500 tahun.
2.
Kemunduran Islam di Andalusia (Spanyol)
Pada tanggal 19 juli 711 M atas
permintaan putra witiza yang kalah saingan dengan raja Roderick dalam
memperebutkan kekuasaan di wilayah Andalusia gubernur afrika utara, Musa bin
Nusair mengutus Thariq bin Ziyad untuk berangkat ke Andalusia untuk membebaskan
rakyat dari tekanan raja Roderick. Thariq membawa 7.000 pasukan yang sebagian
terdiri dari orang-orang barbar. Sedangkan raja Roderick membawa 25.000 orang
tetapi pasukan sebesar ini bisa dikalahkan oleh kaum muslimin yang bekerjasama
dengan rakyat Ghatic untuk menggulingkan kekuasaan Roderick.
Setelah mengalahkan Roderick disusul
dengan daerah daerah yang lainnya tanpa ada perlawanan yang berarti. Sehingga
wilayah Andalusia seluruhnya telah dikuasai oleh orang-orang muslim. Dibawah
pimpinan Thariq rakyat saling berdampingan baik muslim atau non muslim, arab
atau non arab, merdeka atau budak sehingga dalam pemerintahannya mengalami
kemajuan yang sangat pesat.
Ketika Bagdad dihancurkan oleh tentara
mongol yang dipimpin Hulagu Khan (anak Jenghiz Khan), sebanarnya Umayah di
Andalusia juga sedang mengalami sebuah krisis pemerintahan dimana kekuasaan
Islam sudah banyak yang terlepas karena mengalami berbagai macam faktor
diantaranya mendapatkan serangan dari tentara-tentara kaum Kristen yang tidak
rela tanahnya diduduki oleh pendatang.
Satu demi satu wilayah kekuasaan islam
berhasil direbut kembali oleh kaum kristiani, kota Toledo yang menjadi pusat
peradaban islam terbesar di eropa berhasil direbut oleh Alfonso VI dan Castilia
pada tahun 1085, Alfonso VIII pada tahun 1212 berhasil merebut navas de Tolosa
dan Andalusia. Pada tahun 1236 M Cordova jatuh ke tangan Ferdinan III dari
Castilia, dan pada tahun 1492 M kota Granada yang menjadi satu-satunya kota
yang tersisa di tangan bani Umayah jatuh ke tangan raja Ferdinand dari Aragon
yang beraliansi dengan ratu Isabella dari Castilia.
Satu tahun (1493) setelah kemenangan
tersebut dalam rangka untuk menghilangkan symbol-simbol atau jejak-jejak Islam
maka mereka menyapu bersih kaum muslimin dengan cara dipaksa, Masjid-masjid disulap
menjadi gereja-gereja dan kebudayaan-kebudayaan islam yang tak ternilai
harganya dihancurkan dengan rasa gembira.
3.
Kemunduran Islam di Mongol
Bangsa mongol berasal dari daerah
pegungungan Mongolia yang membentang dari asia tengah sampai Siberia utara,
Tibert selatan dan Manchuria barat serta Turkistan timur. Nenek moyang mereka
bernama Alanja Khan yang mempunyai dua putra kembar Tatar dan Mongol. Kedua
putra ini melahirkan dua suku bangsa besar, Mongol dan Tatar. Mongol mempunyai
anak beranam Ilkhan yang melahirkan keturunan pimpinan bangsa Mongol di
kemudian hari.
Mereka adalah kabilah besar yang
menyerupai sebuah bangsa pedalaman penduduk dan nomadic. Mereka adalah para
pengembala yang hidup di dataran luas di daratan yang luas. Pekerjaan mereka
sehari-hari adalah sebagai penggembala dan pemburu, sebagaimana orang nomad
mereka memiliki karankter kasar, suka berperang, kejam.
Mayoritas mereka adalah para penyembah
berhala dan penyembah kekuatan-kekuatan ghaib seperti jin dan setan. Bangsa
Mongol mengalami kemajuan ketika di pimpin oleh Timujin yang bergelar Jenghis
Khan (Raja yang perkasa). Ketika dia memimpin bangsa Mongol banyak daerah yang
ditaklukannya seperti Cina, dan negeri-negeri Islam lainnya.
Pada saat kondisi fisiknya mulai lemah,
Jenghiskan mulai menyerahkan kepemimpinannya kepada anaknya yang bernama Hulagu
Khan. Ia berhasil mengalahkan pemerintahan abbasyiah yang dipimpin al-Mu’tashim
dan menghacurkan peradaban dunia islam. Walaupun sudah dihancurkan, Hulagu Khan
memantapkan kekuasaannya di Bagdad selam dua tahun, sebelum melanjutkan gerakan
ke Syiria dan Mesir, tetapi mereka di Mesir dikalahkan oleh pasukan mamalik
dalam perang ‘ain jalut pada tanggal 3 september 1260.
Bagdad dan daerah-daerah yang
ditaklukan Hulagu selanjutnya diperintah oleh dinasti Ilkhan. Ilkhan adalah
gelar ayang diberikan kepada Hulagu Khan. Ilkhan berarti Khan yang Agung.
Selajutnya gelar tersebut diwarisi oleh para keturunannya. Keturunan dari
Hulagu Khan yang beragama islam adalah Ahmad Taguder, tapi beliau mati ditangan
para pembesar kerajaan yang lain. Selain Taguder, Mahmud Ghazan (1295-1304),
raja yang ketujuh, dan raja-raja selanjutnya pemeluk agama islam, dengan
masuknya beliau, islam mengalami kemenangan yang sangat besar terhadap agama
syamanisme.
Berbeda dengan raja-raja sebelumnya,
Ghazan mulai memperhatikan perkembangan peradaban. Ia seorang pelindung ilmu
pengetahuan dan sastra. Ia amat gemar kepada kesenian terutama arsitektur dan
ilmu pengetahuan alam seperti astronomi, kimia minerologi, metalurti dan botani.
Ia membangun semacam biara untuk para darwi, perguruan tinggi madzhab Syafi’I
dan hanafi, sebuah perpustakaan, observatorium dan gedung-gedung umum lainnya.
Pada masa pemerintahan Abu Sa’id (1317-1334 M), terjadi kelaparan yang sangat
menyedihkan dan angin topan dengan hujan es yang mendatangkan mala petaka.
Kerajaan Ilkhan yang didirikan oleh
hulagu khan terpecah-pecah setelah pemerintahan Abu Sa’id kerajaan
pecahan-pecahan tersebut ditaklukan oleh timur lenk. Penguasa islam yang
terakhir dari keturunan Mongol adalah timur lenk yang berarti timur si pincang,
berbeda dengan penguasa-penguasa islam lainya bahwa timur lenk sejak kecil
sudah masuk islam. Sejak remaja dia sudah kelihatan keberaniannya sehingga
ketika tanah kelahirannya diserbu oleh pasukan Tughluq timur khan, Timur lenk
bangkit meminpin perlawanan untuk membela nasib kaumnya yang tertindas. Ketika
Timur lenk menjadi penguasa tunggal di tanah kelahirannya, ia mulai melakukan
invasi-invasi ke wilayah-wilayah lain.
Di Afganistan ia membangun menara, yang
disusun dari 2000 mayat yang dibalut dengan tanah liat. Di Isfahan, ia
membantai lebih kurang 70.000 penduduk. Kepala-kepala mayat dipisahkan dari
tubuhnya dan disusun menjadi menara. Pada tahun 1401 M ia memasuki daerah
syiria utara. Tiga hari lamanya aleppo dihancur leburkan. Kepala dari 20.000
penduduk dibuat pyramid setinggi 10 hasta banyak bangunan dan sekolah
dihancurkan.
Sekalipun ia seorang penguasa yang
sangat kejam terhadap penentangnya, sebagai seorang muslim ia tetap
memperhatikan pengembangan islam. Konon, ia adalah penganut syiah yang taat dan
menyukai tasawuf tarekat naqsyabandiyah. Dalam invasi-invasi ia selalu membawa
ulama, sastrawan dan seniman. Ulama dan ilmuan di hormatinya, dan yang menjadi
heran adalah setiap pembantaian di wilayah-wilayah yang dikuasainya ia tidak
membantai para ulama dan ilmuan bahkan ia membawa para ulama dan ilmuan
tersebut ke negerinya.
Setelah kematian timur lenk pada tahun
1404. Kekuasaannya digantikan oleh anaknya yang bernama Syah Rukh (1404), ia seorang
raja yang adil dan lemah lembut. Setelah wafat, ia diganti oleh anaknya Ulugh
Bey, ia seorang raja yang alim dan sarjana ilmu pasti. Selama dua tahun
memerintah ia dibunuh oleh anaknya yang haus kekuasaan, abul latif. Kerajaan
timur lenk dan keturunannya berakhir ditangan abu sa’id, dimana ketika ia
memerintah banyak wilayah-wilayah yang ditaklukannya memisahkan diri dan banyak
huru-hara di sana-sini. Abu said sendiri terbunuh ketika berperang melawan Uzun
Hasan, pengusa Ak Koyunlu.
4.
Kemunduran Islam di Mesir
Satu-satunya negeri islam yang selamat
dari serbuan-serbuan tentara mongol dan timur lenk, adalah Mesir. Mongol dan
timur lenk tidak mampu mengalah kan negeri mesir Karena di sana terdapat
dinasti Mamalik. Mamalik adalah jamak dari mamluk yang berarti budak. Dinasti
mamlik memang didirikan oleh para budak. Pada awalnya para budak tersebut
dibebaskan dan dijadikan tentara persisnya menjadi bodyguard (pengawal) para
raja pada masa pemerintahan ayyubiyah karena prestasi yang diraihnya sangat
besar maka para raja banyak mengambil para budak sebagai tentara.
Penguasa ayyubiyah yang terakhir
al-Malik al-shalih meninggal (1249), kemudian digantikan oleh anaknya bernama
Turansyah. Golongan mamalik merasa terancam karena Turansyah lebih dekat kepada
tentara kurdi, sehingga para mamalik merencanakan pembunuhan kepada Turansyah
dibawah pimpinan Aybak dan Baybars, keduanya berhasil membunuh Turansyah. Atas
kesepakatan mamalik, istrinya (Syajar al-Durr) al-Malik menjadi raja
menggantikan Turansyah selama 80 hari, kemudian ia menikah dengan aybak dan
menyerahkan tampuk kepemimpinanya kepada suaminya.
Dinasti mamalik mengalami perkembangan
yang sangat pesat ketika dipimpin oleh baybars, ia seorang pimpinan militer
yang tangguh dan cerdas. Pada masa ini banyak para ilmuan yang muncul baik ilmu
pasti, umum ataupun agama. Diantra para ilmuan tersebut, Ibn Khaldun, Ibn Hajr
al-Asqalani, Ibn Taimiyah, Ibn Qayyim al-Jauziyah.
Kemunduran dinasti mamalik disebabkan
karena para sultan tidak lagi memperhatikan kesejahtraan rakyatnya mereka lebih
mementingkan dirinya sendiri, menerapkan pajak yang sangat memberatkan rakyat.
FENOMENA ZAMAN KEMUNDURAN
Ada beberapa fenomena yang terjadi pada
masa kemunduran :
1. Epidemi
(penyakit)
2. Kerusakan
ekonomi terutama dalam bidang pertanian yang disebabkan oleh Mongol itu
sendiri.
3. Tingkat
originalitas keilmuan sangat sedikit
4. Pengaruh
tarekat
C.
FAKTOR-FAKTOR KEMUNDURAN
ISLAM
Kemajuan-kemajaun yang telah
berabad-abad lamanya dibangun, runtuh begitu mudahnya disebabkan oleh para
pemimpin yang tidak bertanggung jawab.
Factor kemunduran islam terbagi kepada
dua factor :
1.
Faktor internal
a.
Keruntuhan islam sering disebabkan oleh para pemimpin yang
tidak bertanggungjawab.
b.
Pengkhianatan yang dilakukan oleh orang-orang yang mengincar
kekuasaan.
c.
Kemungkinan terjadinya desentralisasi dan pembagian
kekuasaan didaerah-daerah.
d.
Menerapkan pajak berlebihan menjadi kebijakan favorit yang
dibebankan kepada semua rakyat, tak terkecuali.
e.
Garis perpecahan antara arab dan non arab, muslim arab dan muslim
non arab, antara muslim dengan kaum dzimmi.
f.
Menurunnya stabilitas keamanan dan bangunan yang tidak
terperhatikan sehingga sering terjadi banjir yang membawa malapetaka.
g.
Banyaknya orang kelaparan yang tidak diperhatikan
h.
Wabah penyakit sering muncul seperti cacar, pes, malaria dan
sejenis demam lainnya.
i.
Serangan al-Ghazali (w. 1111) terhadap para filosuf dan
ilmuwan, yang menyerang rasionalisme dan mengajukan tasawuf sebagai alternative
yang paling mungkin untuk menjadi jalan hidup dan penemuan kebenaran agama.
Al-Ghazali sangat berpengaruh di dunia Islam, sunni khususnya, sehingga
mengakibatkan minat orang terhadap falsafah dan ilmu pengetahuan menjadi lemah.
2.
Factor eksternal
Penyebab eksternal sebagaimana berikut
:
a.
Pengaruh negative dari aliran-aliran alam pikiran Islam
periode sebelumnya
b.
Pengaruh perang bumi hangus yang dilancarkan oleh bangsa
Tartar dari Timur dan serangan Tentara Salib Nasrani dari Barat.
Dari gambaran diatas dapat disimpulkan :
1. Kemajuan
pemikiran Islam sangatlah erat kaitannya dengan perkembangan peradaban dan
kebudayaan yang ada. Masa kemajuan kita kenal dengan masa keemasan yang
puncaknya terjadi pada dinasti abbasiyah (650-1000 M).
2. Beberapa
factor yang mendorong kemajuan Islam, yaitu : terjdinya asimilasi antara bangsa
Arab dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam
ilmu pengetahuan, pluralistic dalam pemerintahan dan politik, stabilitas
pertumbuhan ekonomi dan politik, gerakan penterjemahan dan berdirinya
perpustakaan-perpustakaan yang menjadi pusat penterjemahan dan kajian ilmu
pengetahuan.
3. Islam
bagaikan roda berputar, adakalanya dibawah dan adakalanya diatas, begitu pula
yang terjadi pada perkembangan Islam. Ada kemajuan pasti ada kemunduran. Tetapi
kemajuan ini telah dihancurkan oleh orang Islam sendiri dengan prilakunya yang
tidak mencerminkan sebagai seorang muslim. Seorang pembaharu islam dari mesir
mengatakan “isla>m mahju>bun li al-muslim” (islam itu tertutupi oleh
orang islam sendiri). Masa kemunduran (1250-1500 M) terkait dengan bangsa
Mongol dan dinasti Ilkhan, serangan Timur lenk dan dinasti Mamalik di Mesir.
4. Adapun
factor-faktor yang mempengaruhi kemunduran Islam adalah adanya factor internal
dan eksternal. Hal ini sangat berpengaruh terhadap merosotnya ilmu pengetahuan
yang sudah berkembang pesat pada masa Abbasiyah.
No comments:
Post a Comment