IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
KOMPETENSI DASAR
3.3 Memahami makna iman kepada Kitab-kitab Allah SWT.
4.5 Berperilaku yang
mencerminkan kesadaran beriman kepada Kitab-kitab Suci Allah SWT
Kegiatan Pembelajaran
·
Mengamati
- Mencermati teks bacaan tentang ketentuan beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT secara individu maupun kelompok.
·
Menanya
- Mengajukan pertanyaan,
misalnya tentang makna beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT?, hikmah apa yang diperoleh dari beriman kepada Kitab-kitab Allah
SWT ?, bagaimana sikap kita terhadap keimanan kepada Kitab-kitab Allah SWT? Bagaimana
cara mengimani Kitab-kitab Allah swt?
·
Eksperimen/Eksplore
- Diskusi tentang makna bagaimana cara
mengimani Kitab-kitab Allah SWT? dalam persfektif Islam,
- Diskusi tentang cara beriman terhadap
Kitab-kitab Allah SWT?
- Menganalisa hikmah beriman kepada Kitab-kitab
Allah SWT?
·
Assosiasi
- Menyimpulkan makna beriman kepada Kitab-kitab
Allah SWT?
-
Menyimpulkanhikmah
beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT?
·
Komunikasi
- Menyajikan/melaporkan hasil diskusi tentang
tentang makna beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT?, serta hikmahnya.
- Menanggapi hasil presentasi (melengkapi,
mengkonformasi, dan menyanggah).
-
Membuat
resume pembelajaran di bawah bimbingan guru.
·
Refleksi
- Menampilkan sikap gemar membaca dan mengamalkan
al-Qur’an sebagai refleksi dari iman kepada Kitab-kitab Allah SWT?
-
Menunjukkan
sikap aklaqul karimah dan ketauladanan sebagai cerminan penghayatan terhadap iman kepada Kitab-kitab Allah SWT?
A.
KEDUDUKAN KITAB-KITAB ALLAH SWT.
Iman kepada Kitab-kitab Allah swt. termasuk bagian dari
rukun Iman yang 6, setiap muslim wajib hukmnya percaya bahwa Allah swt.
menurunkan beberapa Kitab kepada utusan yang dipilihNya. Tidak mempercayainya
hukumnya kafir.
Tujuan Allah swt. menurunkan kitab suci adalah untuk
menjadi petunjuk hidup, agar hidup manusia di dunia selaras dengan tujuan
diciptakanNya.
Tujuan Penciptaan manusia di muka
bumi adalah :
1. Untuk menyembah (mengabdi)
kepada Allah swt. sesuai kitab dan petunjuk yang diberikan kepada setiap Nabi
atau Rasul. Dalam Al Qur’an dinyatakan :
وَمَا خَلَقْتُ
الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ [٥١:٥٦]
Artinya :"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
2. Untuk bertugas sebagai Khalifah di muka bumi
Surat
Al Baqarah 30 menjelaskan bahwa diantara tujuan diciptakannya Nabi Adam as.
adalah untuk menjadi "khalifah". Kata khalifah disini mengandung
makna "mewakili Allah swt. dalam melaksanakan perintah-perintahNya kepada
manusia, yang kemudian dikenal dengan ungkapan "manusia adalah khalifah
Allah swt. di bumi" seperti diungkap dalam Al Qur'an berikut :
يَا دَاوُوْدُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيْفَةً فِي الْأَرْضِ
فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ
سَبِيلِ اللَّهِ ح . ص : 26
Artinya :" Hai Daud,
sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka
berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. QS.
Shad : 26
Untuk
tugas sebagai khalifah inilah maka Allah swt. memberikan keistimewaan khusus
kepada manusia dalam melaksanakan tugas (ilmu dan kebijaksanaan), pengangkatan
sebagai khalifah ini mencakup beberapa
aspek hidup, sehingga kemudian Khalifah mengandung 4 arti yaitu :
1) Sebagai pemimpin, dalam arti memimpin dirinya
sendiri, keluarga, masyarakat dan lain-lain.
2) Sebagai pengelola alam, dalam arti potensi alam
yang ada ini harus dikelola dan diolah untuk kemaslahatan hidup manusia.
3) Sebagai pemanfaat alam, dalam arti memanfaatkan
potensi alam baik secara langsung maupun setelah diolah dalam batas sesuai
kebutuhan (tidak berlebih-lebihan)
4) Sebagai pelestari alam, agar keserasian alam
ini supaya dijaga dan dilestarikan sehingga tetap memberikan manfaat bagi
kehidupan manusia.
3. Untuk diuji oleh Allah swt
Nabi
Muhammad saw. mengisyaratkan bahwa setiap individu dan setiap pemimpin akan
dimintai pertanggung jawabannya kelak di akhirat untuk diketahui dan diuji oleh
Allah swt. siapakan diantara manusia yang paling baik amalnya. Perhatikan ayat
berikut.
إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِيْنَةً لَّهَا
لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً.
الكف : 7
Artinya : "Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa
yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka sia-pakah
di antara mereka yang terbaik perbuatannya. Al Kahfi 7
Dalam
arti lain bahwa setiap manusia kelak di akhirat akan dimintai pertanggung
jawabannya dalam hal pengabdiannya (ibadahnya) kepada Allah swt. dan juga dalam
hal pelaksanaan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi.
Penilaian
Allah swt. akan dimulai pada saat awal manusia berada di alam barzah (alam
kubur) dengan diawali oleh beberapa pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir.
Agar manusia dapat menjalani hidup di dunia
sesuai tujuan diciptakanNya inilah, maka dengan melalui perantaraan Malaikat Jibril
Allah swt. menurunkan wahyu untuk disampaikan kepada para Nabi dan rasul
pilihanNya, yang kemudian oleh para Nabi dan Rasull disampaikan kepada umat
mereka masing-masing.
Wahyu Allah swt. tersebut ada yang berupa
suhuf, yaitu lembaran-lembaran atau brosur-brosur singkat, seperti yang
diwahyukan kepada Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi Adam as.
No comments:
Post a Comment