Pentingnya Mengingat Akan Kematian
Tidak selamanya kehidupan di
dunia berjalan seperti yang kita inginkan. Terkadang terasa berat cobaan yang
menghadang, terkadang pula kehidupan berjalan lancar seperti yang diharapkan.
Rasulullah saw. bersabda:
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ
عِظَمِ الْبَلاَءِ
“sesungguhnya pahala
yang besar didapat-kan melalui cobaan yang besar pula.
كُلُّ
نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ. العنكبوت ٥٧
Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu
dikembalikan.
Alhamdulillah, hari ini kita
berada pada bulan Muharrom 1437 H, tahun baru Islam dan ini berarti telah
semakin berkurang jatah umur kita yang telah ditetapkan oleh Allah swt. dan ini
berarti pula bahwa kita semakin dekat dengan saat-saat dimana nyawa kita akan
dicabut oleh Malaikat Izroil, mudah-mudahan kita semua akan dianugerahi khusnul
Khotimah oleh Allah swt.
Oleh karena itulah, merupahan
pilihan yang sangat tepat dan cerdas bila dengan pergantian tahun ini kita
selalu dan selalu mengingat akan kematian, sebab kematian itu pasti akan datang
menjemput kita. Nabi saw. Bersabda :
اَكْثِرُوْا
مِنْ ذِكْــــــــرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ الْمَوْتِ فَإِنَّهُ يُمَحِّصَ
الذُّنُوْبَ ويُـزَهِّـــــــــــــــــــــدُ فِى الدُّنْيَا واه
الترمذى
Artinya
: Perbanyaklah kamu mengingat yang memutus kelezatan duniawi (yaitu kematian)
karena sesungguhnya yang demikian itu membersihkan dosa-dosa dan menyebabkan
manusia tidak terobsesi oleh kesenangan dunia. HR. Turmudzi.
Dalam hadis lain disebutkan:
عَنِ
ابْنِ عُمَــرَ أَنَّهُ قَالَ : كُنْتُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ، صلعم فَجَاءَهُ
رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ
قَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِيْنَ أَفْضَلُ قَالَ : أَحْسَنُهُمْ
خُلُقًا. قَالَ
Dari
Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya,
“Wahai Rasulullah, orang mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda,
“Yang paling baik akhlaknya.”
فَأَىُّ
الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ
لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ.
“Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya.
Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik
dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling
cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).
اذْكُرِ
الْمَـــــــوْتَ فِي صَلاَتِكَ، فَإِنَّ الرَّجُلَ إِذَا ذَكَـرَ المَوْتَ فِي
صَلاَتِهِ لَحَـــــــــرِيٌّ أَنْ يُحْسِنَ صَلاَتَهُ، وَصَلِّ صَلاةَ رَجُلٍ لاَ
يَظُنُّ أَنَّهُ يُصَلِّي صَلَاةً غَيْرَهَا
“Ingatlah
kematian dalam shalatmu karena jika seseorang mengingat mati dalam shalatnya,
maka ia akan memperbagus shalatnya. Shalatlah seperti shalat orang yang tidak
menyangka bahwa ia masih punya kesempatan melakukan shalat yang lainnya.” (HR.
Ad Dailami dalam musnad Al Firdaus. Hadits ini hasan sebagaimana kata Syaikh Al
Albani)
«
مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ
اللَّهِ كَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ ». فَقُلْتُ يَا نَبِىَّ اللَّهِ أَكَرَاهِيَةُ
الْمَوْتِ فَكُلُّنَا نَكْرَهُ الْمَوْتَ فَقَالَ « لَيْسَ كَذَلِكِ وَلَكِنَّ
الْمُؤْمِنَ إِذَا بُشِّرَ بِرَحْمَةِ اللَّهِ وَرِضْوَانِهِ وَجَنَّتِهِ أَحَبَّ
لِقَاءَ اللَّهِ فَأَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَإِنَّ الْكَافِرَ إِذَا بُشِّرَ
بِعَذَابِ اللَّهِ وَسَخَطِهِ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ وَكَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ
»
“Barangsiapa
suka berjumpa dengan Allah, Allah juga mencintai perjumpaan dengannya.
Sebaliknya barangsiapa membenci perjumpaan dengan Allah, Allah juga membenci
perjumpaan dengannya.” Kontan ‘Aisyah berkata, “Apakah yang dimaksud benci akan
kematian, wahai Nabi Allah? Tentu kami semua takut akan kematian.” Nabi
–shallallahu ‘alaihi wa sallam– lantas bersabda, “Bukan begitu maksudnya. Namun
maksud yang benar, seorang mukmin jika diberi kabar gembira dengan rahmat,
keridhoan serta surga-Nya, ia suka bertemu Allah, maka Allah pun suka berjumpa
dengan-Nya. Sedangkan orang kafir, jika diberi kabar dengan siksa dan murka
Allah, ia pun khawatir berjumpa dengan Allah, lantas Allah pun tidak suka berjumpa
dengan-Nya.” (HR. Muslim no. 2685).
Ada dua ayat sangat
penting untuk kita renungkan, sehingga kita dapat selalu mengingat kematian
dimanapun kita berada dan dalam keadaan bagaimanapun kita, sehingga kita tidak
mabuk oleh lezatnya kehidupan dunia yang justru akan menjerumuskan kita ke
neraka.
Yang pertama
كُلُّ نَفْسٍ
ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَما الْحَيَاةُ
الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ. ال عمران ١٨٥
Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disem-purnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperda-yakan.
Yang kedua
فَيُنَبِّئُكُم
بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿٨﴾ قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ
فَإِنَّهُ مُلاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
Katakanlah:
"Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya
kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah),
yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan". Al Jumuah 8
No comments:
Post a Comment