Saturday 15 August 2020

Urgen Ingat Mati


Pentingnya Mengingat Akan Kematian 

Tidak selamanya kehidupan di dunia berjalan seperti yang kita inginkan. Terkadang terasa berat cobaan yang menghadang, terkadang pula kehidupan berjalan lancar seperti yang diharapkan.
Rasulullah saw. bersabda:
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ
“sesungguhnya pahala yang besar didapat-kan melalui cobaan yang besar pula.

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ. العنكبوت  ٥٧
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.
Alhamdulillah, hari ini kita berada pada bulan Muharrom 1437 H, tahun baru Islam dan ini berarti telah semakin berkurang jatah umur kita yang telah ditetapkan oleh Allah swt. dan ini berarti pula bahwa kita semakin dekat dengan saat-saat dimana nyawa kita akan dicabut oleh Malaikat Izroil, mudah-mudahan kita semua akan dianugerahi khusnul Khotimah oleh Allah swt.
Oleh karena itulah, merupahan pilihan yang sangat tepat dan cerdas bila dengan pergantian tahun ini kita selalu dan selalu mengingat akan kematian, sebab kematian itu pasti akan datang menjemput kita. Nabi saw. Bersabda :
اَكْثِرُوْا مِنْ ذِكْــــــــرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ الْمَوْتِ فَإِنَّهُ يُمَحِّصَ الذُّنُوْبَ ويُـزَهِّـــــــــــــــــــــدُ فِى الدُّنْيَا  واه الترمذى
Artinya : Perbanyaklah kamu mengingat yang memutus kelezatan duniawi (yaitu kematian) karena sesungguhnya yang demikian itu membersihkan dosa-dosa dan menyebabkan manusia tidak terobsesi oleh kesenangan dunia. HR. Turmudzi.
Dalam hadis lain disebutkan:
عَنِ ابْنِ عُمَــرَ أَنَّهُ قَالَ : كُنْتُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ، صلعم فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِيْنَ أَفْضَلُ قَالَ : أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا. قَالَ
Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, orang mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.”
فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ.
“Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).

اذْكُرِ الْمَـــــــوْتَ فِي صَلاَتِكَ، فَإِنَّ الرَّجُلَ إِذَا ذَكَـرَ المَوْتَ فِي صَلاَتِهِ لَحَـــــــــرِيٌّ أَنْ يُحْسِنَ صَلاَتَهُ، وَصَلِّ صَلاةَ رَجُلٍ لاَ يَظُنُّ أَنَّهُ يُصَلِّي صَلَاةً غَيْرَهَا 
“Ingatlah kematian dalam shalatmu karena jika seseorang mengingat mati dalam shalatnya, maka ia akan memperbagus shalatnya. Shalatlah seperti shalat orang yang tidak menyangka bahwa ia masih punya kesempatan melakukan shalat yang lainnya.” (HR. Ad Dailami dalam musnad Al Firdaus. Hadits ini hasan sebagaimana kata Syaikh Al Albani)
                                
« مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ ». فَقُلْتُ يَا نَبِىَّ اللَّهِ أَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ فَكُلُّنَا نَكْرَهُ الْمَوْتَ فَقَالَ « لَيْسَ كَذَلِكِ وَلَكِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا بُشِّرَ بِرَحْمَةِ اللَّهِ وَرِضْوَانِهِ وَجَنَّتِهِ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ فَأَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَإِنَّ الْكَافِرَ إِذَا بُشِّرَ بِعَذَابِ اللَّهِ وَسَخَطِهِ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ وَكَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ »
“Barangsiapa suka berjumpa dengan Allah, Allah juga mencintai perjumpaan dengannya. Sebaliknya barangsiapa membenci perjumpaan dengan Allah, Allah juga membenci perjumpaan dengannya.” Kontan ‘Aisyah berkata, “Apakah yang dimaksud benci akan kematian, wahai Nabi Allah? Tentu kami semua takut akan kematian.” Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam– lantas bersabda, “Bukan begitu maksudnya. Namun maksud yang benar, seorang mukmin jika diberi kabar gembira dengan rahmat, keridhoan serta surga-Nya, ia suka bertemu Allah, maka Allah pun suka berjumpa dengan-Nya. Sedangkan orang kafir, jika diberi kabar dengan siksa dan murka Allah, ia pun khawatir berjumpa dengan Allah, lantas Allah pun tidak suka berjumpa dengan-Nya.” (HR. Muslim no. 2685).

Ada dua ayat sangat penting untuk kita renungkan, sehingga kita dapat selalu mengingat kematian dimanapun kita berada dan dalam keadaan bagaimanapun kita, sehingga kita tidak mabuk oleh lezatnya kehidupan dunia yang justru akan menjerumuskan kita ke neraka.
Yang pertama
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَما الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ. ال عمران ١٨٥
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disem-purnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperda-yakan.
Yang kedua
فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿٨﴾ قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". Al Jumuah 8



No comments:

Post a Comment