Sunday 7 April 2013

XII.2.6 PERKEMBANGAN ISLAM DI DUNIA, bagian 4

ISLAM DI EROPA
a.  Islam masuk ke Eropa
Berbeda dengan masuknya Islam ke Amerika, Islam masuk ke Eropa melalui jalur kekuasaan pada zaman  daulat  Bani  Umayah,  Khali­fah Al Walid yang berkuasa saat itu dan berkedudukan di Damaskus, mengirinkan pasukan ke Afrika Utara untuk mengadakan perluasan daerah. 

Mus bin Nusyair, Gubernur Afrika, lalu mengutus Thariq bin Ziad memimpin pasukan untuk mengadakan penjajakan ke Spanyol dan ternyata berhasil dengan gemilang tanpa perlawanan yang berarti. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 709 M.
Kemudian pada tahun  710,  Thariq  bin  Ziad  dan pasukannya yang terdiri dari orang Barbar dan sedikit  orang  Arab  mengulangi  missinya berlayar mengarungi Laut Tengah menuju daratan Spanyol dan berhasil mendarat di satu bukit yang kemudian diberi nama jabal Thariq (Gibraltar). Peperangan melawan pasukan Raja Spanyol (Roderick) berlangsung selama delapan hari dan dimenangkan oleh pasukan Islam, dan Roderick melarikan diri bersama pengikut setianya ke arah barat laut.
Toledo, Archidona dan Granada menyusul dapat ditundukkan, kemu­dian Musa bin Nusyair menyusul ke Spanyol, dan dengan bantuan pasukan Roderick yang kemudian bergabung serta bantuan dan dukun­gan dari  rakyat  Spanyol  yang  tertindas  oleh Roderick, Pasu­kan Islam dapat menguasai Spanyol, Prancis dan tetangganya. Bahkan kemudian sampai ke Skandanavia di Balkan dan terus  masuk ke  daerah  Jerman, Hongaria, Bulgaria, Rumania dan  lain-lain seperti Polandia dan Albania.
Spanyol  menjadi  bagian dari Dinasti Umayah  (semacam  Propinsi) dengan  ibukota Sevilla, dengan Gubernur :   Musa  bin   Nusyair,  Abdul  Aziz bin Musa bin Musyair, lalu diganti oleh Abdur  Rahman As Saqafi, Al Samah bin Malik, yang  kemudian diganti oleh Abdur Rahman Al Ghafiqi (meninggal setelah perang tanding dengan pedang melawan karel martil panglima tentara Perancis, di daerah  Pran­cis).
Abdur Rahman Al Ghafiqi digantikan oleh Yusuf Al Fiqri, yang merupakan gubernur terakhir Dinasti Bani Umayah di Spanyol dan sekitarnya.
Ketika  pemerintahan Islam berada di tangan Dinasti Bani  Abbasi­yah,  salah  seorang keturunan dari Dinasti Bani  Umayah  bernama Abdur  Rahman bin Mu’awiyah bin Hisyam melarikan diri ke  Spanyol dan mendirikan kekhalifahan di Spanyol, yang terpisah dari daulat Bani  Abbasiyah  di Damaskus. Abdur Rahman ini  terkenal   karena keberhasilannya di Spanyol dan mendapat julukan Ad-Dakhil  “sang Penakluk”.
Pemerintahan Islam baru berakhir sekitar tahun 1492 atau 1502, setelah sekitar delapan abad lebih berkuasa, setelah bersatunya raja-raja Eropa yang beragama Kristen terutama Raja SPanyol dan Portugal.

b. Perkembangan Islam di Eropa
Setelah  secara  militer Islam jatuh di  Spanyol,  maka  kemudian terjadi  pernikahan antara Raja Spanyol dan Ratu  Portugal  yaitu Ferdinand dengan Ratu Elisabet, tahun 1502. Dan setelah  pernika­han  itu,  keduanya lalu  meresmikan   penghapusan  semua  bentuk syiar Islam  di  Spanyol dan tidak diizinkan  lagi  orang  Islam menetap dan menjalankan agamanya dalam kerajaan mereka,  walaupun dalam  tempat yang tertutup. Semua kaum muslimin diusir dan  atau dipaksa  masuk agama Kristen secara kasar. Tidak boleh  juga ada penduduk yang memakai nama Arab atau Islam. Kemudian bila terjadi pelanggaran terhadap  larangan di atas, maka  hukumannya  adalah dipenggal kepalanya.
Granada adalah daerah yang terakhir lepas  dari tangan pemerintahan Islam di Spanyol. Hal ini terjadi pada tahun 1610, dan dilanjutkan dengan pengusiran terhadap kira-kira 50.000 kaum muslimin dan muslimat, tidak boleh menuju ke daerah muslim dan tidak boleh membawa bekal. Akhirnya di antara mereka ada yang meninggal di perjalanan karena kelaparan atau karena disiksa di perjalanan.
Delapan abad Spanyol berada dalam kekuasaan raja-raja Islam, bukanlah waktu yang singkat. Kondisi ini terjadi oleh karena pemerintahan Islam tidak memperlakukan Spanyol sebagai negeri jajahan yang harus ditindas dan dibatasi kegiatannya, bahkan menjadikan Spanyol memiliki sejarah yang paling baik di seluruh Eropa pada abad pertengahan.
Banyak sekali kemajuan yang telah dicapai umat Islam waktu itu, yang antara lain :
1. Di bidang agama, banyak  melahirkan ulama besar yang tercatat ahli Hadits, Fiqih, Ilmu Kalam  dan  Ilmu  Tashawuf .Imam  Al Auza’i adalah salah seorang tokoh di bidang Fiqih, Ibnul Arabi (tokoh Tashawuf).
2. Di bidang ilmu pengetahuan dan filsafat, tercatat : Ibnu Rusydi adalah seorang filusuf terkenal dan ahli di  bidang  kedokter­an. Al Majriti dari Cordova, Al Irqali dari Toledo dan Ibnul Aflah dari Sevilla, merupakan ahli Astronomi terkenal.
3. Di  bidang  arsitektur,  Islam  mewariskan  bangunan-bangunan  yang indah dan megah, yang sampai sekarang  masih  dapat disaksi­kan antara lain Istana Al Hamra di Granada, Masjid Cordova, Istana Ja’fariah, Tembok Toledo, Masjid Sevilla dan Istana AL makmun.
Kemenangan  raja-raja  di  Eropa  terhadap  pemerintahan  Islam di Spanyol, membuat mereka lupa diri  dan  menjadikan  Eropa  sebagai penjajah, yang kemudian mengembangkan kekuasaannya sampai ke daerah-daerah  muslim  atau  kerajaan-kerajaan Islam termasuk ke Indonesia, yang waktu itu masih terdiri dari beberapa Kerajaan Islam. Hubungan dengan dunia Islam terputus, dan baru mulai lagi sekitar abad 18 sampai sekarang, setelah banyak negara-negara Islam atau daerah yang berpenduduk mayoritas Islam mendapatkan kemerdekaan­nya dari penjajah Eropa.
Pada abad ke 18 dan seterusnya, kemudian dikenal dengan abad Kebangkitan Umat Islam di seluruh dunia, pada  masa  ini  banyak  orang  Islam  yang  datang  ke  Eropa baik sebagai imigran maupun dengan menuntut  ilmu. Kemudian  dikenal  sebuah  organisasi  Islam yang disebut Young Muslim Association in Europa (YMAE), yang bergerak dalam bidang dakwah dan sosial kemasyarakatan.
Orang-orang  Islam  mulai  bisa dan  berkembang  lagi  di Eropa, akan tetapi dengan kondisi yang bertolak belakang bila dibanding dengan keadaan mereka yang datang ke Eropa kira-kira sepuluh abad yang lalu.



 ISLAMDI RUSIA
a.  Islam masuk ke Rusia
Rusia adalah bekas salah satu negara bagian dari bekas Uni Sovyet yang memisahkan diri menyusul dibibarkannya partai Komunis Uni Sovyet oleh Presiden Mikhail Gorbachev pada akhir tahun 1991. Berbentuk republik dengan ibu kota Moskow, berdirinya Republik Rusia  ini merupakan salah satu sebab utama bubarnya Uni Sovyet.Pada tahun 705 - 715 M pemerintahan Islam di bawah Dinasti Bani Umayah, Khalifah Walid bin Abdul Malik (Khalifah ke 5), beliau menetapkan Qutaibah bin Muslim menjadi panglima perang di Khurasan (Parsi) yang kemudian dapat menundukkan Asia Tengah antara lain meliputi Kazakistan, Uzbekistan, Kigistan, Tandzhikistan, Turkmenia dan Armenis, serta Siberia Selatan yang kesemuanya ini merupakan bagian wilayah Uni Sovyet. Dan dari daerah-daerah inilah Islam terus berkembang terus sampai ke Rusia.
b. Perkembangan Islam di Rusia (Uni Sovyet)
Di wilayah Asia Tengah terdiri dari bermacam negara Islam saat itu, antara lain :
Azarbaijan sebelah barat laut kaspiah, negara Islam ini kaya minyak
Turkistan di sebelah timur laut kaspiah dan sebelah utara Afganistan
Uzbekistan sebelah utara Turkistan
Kazaktan sebelah utara Tajikistan
Tajikistan sebelah  timur laut Afganistan dan sebelah  Kazaktan dan lain-lain.
Pada zaman inilah Islam mengalami berbagai kemajuan dan pengembangan. Sejak tahun 1912 daerah-daerah itu berada di bawah kekuasaan Uni Sovyet yang berhaluan komunis sehingga kebudayaan Islam di daerah ini hancur dan perkembangan Isdlam terhenti, dan kurang lebih selama 79 tahun umat Islam berada di bawah cengkeraman komunis sampai bubarnya Uni Sovyet pada akhir tahun 1991.
Pada masa pemerintahan Uni Sovyet ditekankan bahwa agama adalah urusan individu, oleh karenanya shalat dan pendidikan agama Islam hanya boleh dikerjakan di rumah masing-masing. Masjid-masjid yang ada pada umumnya sepi yang dtang hanyalah orang-orang tua, hanya pada hari Jumat baru ada sedikit anak-anak muda yang datang, yang paling ramai hanya bila Idul Fitri.
Pada tahun 1983 umat Islam yang berada di Uni Sovyet sekitar 40 juta dengan jumlah penduduk Sovyet waktu itu sebesar 257 juta jiwa, yang berada di Moskwa sekitar 100 ribu orang Islam.


3.  Islam di Australia
a.  Islam masuk ke Australia
Islam masuk ke Australia  baru  pada  abad  ke 19, tepatnya antara tahun 1850 - 1870, bersamaan dengan didirikannya ibukota Negara Bagian Australia Selatan, Adelaide.
Tidak terdapat catatan resmi tentang siapa pembawa Islam pertama ke benua Australia ini, diperkirakan mereka berasal dari pakistan atau dari Afghanistan. Pengetahuan mereka tentang Islampun rela­tif rendah, hal ini terbukti karena rendahnya materi pelajaran yang diberikan dan dengan cara yang sederhana pula.
Hal seperti ini terjadi mungkin disebabkan karena kedatangan mereka ke Australia untuk tujuan bekerja, yang pada waktu itu dibutuhkan di Australia dalam rangka mengurus onta. Yang menarik bahwa pada tahun 1987 telah didirikan sebuah masjid kecil yang cukup indah dengan empat menara pada masing-masing sudutnya. Masjid ini didirikan di sebuah lapangan dimana orang-orang Afghan memelihara onta di sekitarnya. karena keterbatasan ilmu dan wawasan mereka hanya melakukan kegiatan dakwah Islam dengan sambil lalu saja.
b. Perkembangan Islam di Australia
Pada dasarnya kondisi Australia sangat memungkinkan untuk melak­sanakan dakwah Islamiyah secara  efektif,  sebab  Undang-undang  Australia  menjamin kebebasan beragama dan terdapat pula aturan yang jelas tentang perizinan mendirikan temapt-tempat beribadah, sesuai dengan aturan-aturan yang ada pada masing-masing agama.
Jumlah pemeluk Islam di Australia ini sekitar 250.000 jiwa dan bahkan ada yang memperkirakan sampai 270.000 jiwa, sekitar  1,8%  dari penduduk Australia yang berjumlah 15 juta jiwa. Orang-orang Islam tersebar di beberapa kota dan negara bagian, yaitu :
1. Canberra, ibukota Australia
Umat Islam di Canberra berjumlah  2.000 orang, terdiri dari para Diplomat dan negara-negara Islam, cendekiawan dan mahasiswa  dari berbagai negara serta imigran dari Lebanon dan  Yugoslavia  serta  dari Indonesia dan lain-lain, yang bekerja di lembaga-lembaga pemerintah  dan  swasta. Di Canberra hanya ada satu amsjid, yang dibangun bersama oleh Kedutaan Besar Indonesia, Malaysia dan Kedutaan  Besar Pakistan, diresmikan pada tahun 1961. Amin Hady, tamatan  Universitas  Al Azhar Cairo (berasal dari  Jawa  Tengah) diangkat menjadi Imam Masjid ini oleh AFIC (Australia  Federation of Islamic Councils)
2. Victoria, negara bagian Victoria dengan ibukota Melbourne.
Jumlah umat Islam di sini sekitar 120.000 jiwa, berasal dari Turki, Yugoslavia, Lebanon, Afghanistan, Albania, Pakistan, Indonesia dan lain-lain. Di Victoria terdapat 7 masjid, yang terbesar adalah masjid Umar bin Khattab, dilengkapi dengan kan­tor, perpustakaan, ruang pertemuan, ruang belajar dan ruang serba guna.
3. Negara bagian Australia Barat, ibukotanya Perth. Penduduknya berjumlah sekitar 1.265.000 jiwa, yang memeluk islam sekitar 12.000 orang, berasal dari beberapa negara Arab, Turki, Afghanis­tan, malaysia, Singapura, Indonesia dan lain-lain. Masjid  yang ada di kota ini yaitu Masjid Afghanistan (Perth), Masjid Turki dan Masjid Islamic Council.
4. Quensland, merupakan negara bagian dengan ibukota Brisbone. Di daerah ini umat Islam hanya beberapa ribu saja.
5. South Australia  (Australia Selatan), Northern  Terrtoy (wilayah utara), Tasmania dan Kepulauan Christmas, juga terdapat pemeluk Islam dengan beberapa masjid.
Pada tahun 1976 dibentuk organisasi yang merupakan federasi dengan nama Australia Federation of Islamic COuncil (AFIC). AFIC hanya ada pada tingkat  federal  sedangkan d i  negara  bagian  dibentuk Islamic Cauncil dengan tugas mengurusi organisasi Islam di negara bagian masing-masing.
Tugas AFIC adalah melaksanakan koordinasi dan kerjasama dakwah Islam di Australia,  mendapat bantuan dana dari beberapa negara Arab, khususnya Arab Saudi dalam rangka membayar gaji Imam yang diangkat oleh AFIC dan kegiatan-kegiatan lainnya. Sampai saat ini AFIC masih mengusahakan diakuinya beberapa hukum Islam dan hari libur untuk hari-hari besar Islam.Di samping AFIC terdapat pula  organisasi  mahasiswa  Islam  yang disebut  Australian Students Organisation, dengan fokus kegiatan di daerah kampus.


4.   Islam di Afrika
a.  Agama Islam masuk ke Afrika
Pada tahun 7 H, Rasulullah saw. menyampaikan dakwah Islam ke Afrika yaitu ke Mesir, yang pada waktu itu masih di bawah jajahan  Romawi Timur. Beliau mengutus Hatib bin Abu Balta’ah untuk menyam­paikan surat kepada Muqauqis, Gubernur Mesir saat itu. Seruan Rasul ini disambut baik oleh Muqauqis walaupun Islam belum  diyakini menjadi agamanya. Muqauqis memberikan hadiah istimewa kepada Nabi saw. yaitu seorang puteri bernama Mariyah Al Qibthiyah, yang kelak menjadi ibu dari putera Rasul saw. yang bernama Ibrohim.
Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab ra, Amru bin Ash panglima perang waktu itu, mengusulkan  kepada   Khalifah  untuk  membebaskan  Mesir  dari  cengkeraman dan penindasan Romawi yang bertindak sewenang-wenang terhadap penduduk Mesir, jajahannya.Adapun daerah-daerah di Afrika yang dimasuki Islam antara lain :
Pada  tahun  20 H atau  kira-kira tahun 641 M, Amru bin Ash, atas persetujuan dari Khalifah, memulai  perjuangannya  membebas­kan  Mesir  dengan  hanya  membawa sejumlah 4.000 pasukan, dan  sebenarnya  terlalu  kecil bila dibanding kekuatan Romawi Timur yang ada di Mesir. Tapi berkat keteguhan iman dan semangat ber­juang yang tinggi, akhirnya Mesir dapat dibebaskan dari cengkera­man Romawi.
Pada tahun 693 M, berhasil membebaskan seluruh Afrika Utara.
Pada  tahun  698 M, Cartago,  ibukota   Romawi  Timur di Afrika, dapat ditundukkan oleh pasukan Islam dan sejak itulah Romawi meninggalkan Afrika.
Marokko  di  Afrika Barat,  masuk  Islam  pada  sekitar  tahun 708 M, sedangkan  bangsa Zanji, Afrika Tengah, baru masuk Islam pada abad X M.
Ethiopia sudah masuk Islam sejak tahun 617 M.
b. Perkembangan Islam di Afrika
Perkembangan Islam di benua Afrika sungguh sangat memuaskan, karena diperkirakan sekitar 70% penduduknya meyakini kebenaran dan menganut agama Islam, sehingga ”Afrpka” kemudian mendapat julukan benua  Islam.
Di antara negara-negara di Afrika yang menerima Islam adalah : Ethiopia, Mesir, Lybia, Tunisia,Marokko, Ghana,  Sudan,  Nigeria, Aljazair, Somalia, Kenya, Tanzania, Zambia, Angola dan banyak lagi yang lainnya. Untuk sekedar menjadikan gambaran, di bawah ini akan dibahas perkembangan islam di Mesir dan Lybia secara ringkas.
1. Mesir
Ketika  memasuki  Mesir,  Amru  bin  Ash  dan  pasukannya memulai langkahnya dengan memasuki  daerah  kosong  atau  padang  pasir, kemudian memasuki kota kecil “Al Arisy” tanpa mendapat perlawa­nan. Dari kota ini llau memasuki kota Al farma, yang  merupakan pintu  gerbang  memasuki  Mesir. Kota  Farma menyerah  setelah dikepung  selama satu bulan, selanjutnya  menuju  Biblis, Tonda­mius (terletak di tepi sungai Nil), terus ke Ainu Syams dan kemudian menuju Babil, yang merupakan benteng terbesar di Mesir.
Benteng   Babil   dapat  dihancurkan  setelah   dikepung   selama tujuh  bulan, lalu menuju Iskandariyah  sebuah   kota   pelabuhan yang   besar,  dan  inilah  kota terakhir  yang  tunduk  terhadap pasukan Islam. Maka kemudian diadakan perjanjian antara Amru  bin Ash  dengan  Muqauqis,  dan  sejak  inilah  maka   Mesir  menjadi daerah Islam sepenuhnya.
Mesir  merupakan  kunci  keberhasilan  pasukan  Islam membebaskan tanah Afrika dari cengkeraman penjajah. Mesir memiliki penduduk kurang lebih 41.990.000, dan tiga juta di antaranya  pemeluk agama Kristen, selebihnya merupakan pemeluk Islam. Universitas  Al Azhar yang terkenal   itu   telah   berdiri   sejak  tahun 972 M, didirikan oleh Dinasti Fathimiyah. Universitas ini sampai saat ini tetap  menjadi idola mahasiswa-mahasiswa muslim   yang  ingin mendalami ilmu agama, termasuk    juga   mahasiswa   muslim Indonesia.
2. Lybia        
Republik  Rakyat  Lybia  hanyalah sebuah negara Islam yang kecil, memiliki luas daerah 1.795.540 km dengan jumlah penduduk sekitar 2,9 juta jiwa, yang hampir 100% merupakan pemeluk  Islam. Seba­gian  besar  merupakan  orang-orang Arab dan hanya sebagian kecil saja  yang  merupakan  keturunan  orang-orang  Barbar. Dewasa  ini Lybia dipimpin oleh seorang  Presiden  bernama  Mu’amar  Qathafi, yang  memiliki sikap keras dan tidak mau kompromi terha­dap sikap bangsa-bangsa  barat  yang  dipromotori oleh Amerika Serikat.

No comments:

Post a Comment