Tuesday, 5 March 2013

KUR 2013, XI.1.5 BAB MERAWAT JANAZAH, bagian 3


D. MEMAKAMKAN JENAZAH

a.    Mengantar  jenazah ke kubur

Setelah mayat dishalati, maka disunatkan segera dikebumikan, hal ini berdasar hadits Nabi saw. sebagai berikut :
اسْرعُوا بالجنَازة فإنْ كَانَتْ صَالِحَةً قَرَّ بْتُمُوْ نَـهَا الى الخَـيْرِ وإنْ كَانَتْ غَيْرَ ذالِكَ فَشَـرٌّ تَضَعُـوْ نَـهَا لــعَلـهُ مِنْ رِقَابِكُمْ   رواه الجماعه
Artinya : Hendaklah kamu segerakan mengangkat jenazah, karena jika ia orang shalih, maka kamu melekaskannya kepada kebaikan, dan jika ia bukan orang shalih, maka agar kejahatan itu segera terbuang dari tanggungan kamu. HR. Jama’ah
Berjalan mengantarkan jenazah, merupakan kebaikan yang disunatkan, dan ketika mengantar jenazah tersebut menurut Imam Syafi’i sebaiknya berjalan di depan jenazah, sedang menurut madzhab Hanafi sebaiknya berjalan di belakang mayat.
Berdasar hadits Nabi saw. bahwa apabila seseorang melihat jenazah berlalu maka disunatkan berdiri, walaupun jenazah itu non muslim, dengan membaca :
سُــبْحَانَ الـحَـيّ الذِى لَا يَـمُـوْتُ
Artinya : Maha suci Dzat yang Maha Hidup dan tidak akan mati.


b.   Tata cara pemakaman jenazah

1.    Terlebih dahulu disiapkan liang kubur sedalam kira-kira setinggi orang berdiri lebih sedikit, dan sunat dibuat lubang lahad, jika tanah kuburan keras, jika tanah pekuburan bercampur pasir sebaiknya dibuat lubang tengah. Lahad adalah lubang yang digali di sebelah kiblat untuk menempatkan mayat, sedang lubang tengah adalah lubang kecil di tengah-tengah kubur, sebagaimana hadits Nabi saw. :
عَـنْ عَا مـِر بن سَــعْـدٍ قال : الـحِـدُوا لِيْ لـحْـدًا وانـْصِـبُـوا عَلـيَّ اللــِبنَ نـَصْـبًا كَمَـا صُـنِـعَ بِرَسُــوْلِ اللهِ صَلى الله عَـلـيْهِ وَسَـلمَ      رواه  احمد  و مسلم
Artinya :      Dari Amir bin Sa’ad, berkata : Buatkan lubang lahad untukku, dan pasanglah di atasku batubata, sebagimana dibuat pada kubur Rasulullah saw..  HR. Ahmad dan Muslim
2.    Sesampainya di kubur, jenazah diturunkan dengan pelan-pelan kemudian diletakkan di lubang lahad atau lubang tengah dengan posisi miring ke kanan menghadap kiblat. Ketika meletakkan jenazah disunatkan membaca :
بسـْمِ اللهِ وَ عَلى مِـلَّـةِ رَسُــوْلِ اللهِ    رواه الترمذى  و ابو داود
Artinya :      Dengan nama Allah dan atas Agama Rasulullah. HR. Tirmidzi dan Abu Daud
3.    Tiga tali pengikat kain kafan dilepas, pipi kanan dan ujung kaki ditempelkan ke tanah.
4.    Kemudian jenazah ditutup dengan papan kayu,  lalu ditimbun tanah sampai setinggi satu jengkal dari tanah asal, lalu dipasang tanda atau batu nisan.
5.    Menyiram air di atas kubur, sesuai dengan yang dikerjakan Nabi saw. :
اِنَّ الـنَّـبيَّ صَـلى اللهُ عَلـيْهِ وَسَـلمَ رَ شَّ عَلى قـَبْر ابْـنِهِ إبْـراهِيْمَ      رواه  الشافــعى
Artinya :      Sesungguhnya Nabi saw. telah menyiram kubur putera Beliau Ibrahim.  HR. Syafi’i
6.    Mendoakan jenazah, sesuai hadits Nabi saw. :
اِسْــتَـغْـفِـرُوا لأخِـيْـكُمْ واسْــألـُوْا لهُ الـتـثْبِـيْـتَ فانــهُ الانَ يـُسْـألُ    رواه  البخارى و مسلم
Artinya :      Mohonkanlah ampunan bagi saudaramu dan mintalah agar dikuatkan hatinya, karena sesunguhnya pada sdaat ini ia sedang ditanya (oleh Malaikat Munkar Nakir)” HR. Bukhari Muslim
7.    Berdasar hadits Nabi saw. terdapat beberapa perbuatan yang disunatkan, yaitu :
a.    Ketika memasukkan mayat wanita ke kubur, sunat menutup kain di atasnya.
b.    Kubur ditinggikan sejengkal dari tanah asal dan menyiramnya.
c.    Menandai atau memberi batu nisan.
d.    Menaruh kerikil di atas kubur.
e.    Mendoakan mayat setelah selesai dikubur.
Semua hadits tentang masalah sunat-sunat yang berkaitan dengan kubur tertulis dalam buku Fiqh Islam, oleh H. Sulaiman Rasyid.



E. TATA CARA TA’ZIYAH


Ta’ziyah adalah melayat ke rumah keluarga jenazah dengan tujuan meringankan beban keluarga  yang  berduka, menasehati agar bersabar, jangan keluh kesah dan meratap, mendoakan si mayat agar mendapat ampunan Allah swt. serta keluarga yang ditinggal selalu mendapat bimbingan dan rahmatNya.
Dalam Islam disunatkan melayat sampai hari ketiga dari meninggalnya si mayat, dan ketika melayat ada beberapa  hal yang harus diperhatikan, yaitu :
1.    Membantu keluarga yang ditinggal (materi atau immateri).
2.    Membantu  mengurus segala sesuatu yang dibutuhkan dalam penye­lenggaraan jenazah.
3.    Ketika menunggu selesainya penyelenggaraan  jenazah lebih baik  mendoakan si  mayat  atau dzikir dan membaca Al Qur’an daripada berbicara yang tidak perlu (ngobrol).
4.    Ikut shalat jenazah dan ikut mengantar jenazah ke pemakaman. 


Membaca Al Qur’an, shalawat, dzikir dan sebaginya, ketika ta’ziyah atau ketika ziarah ke kubur dan lain-lain, berguna bagi mayat (ahli kubur), yang menurut Imam Syafi’i dan Imam Hambali harus dialamatkan dengan doa, jadi statusnya sebagai doa, dan kalau doa tergantung kepada Allah swt. mengabulkan atau tidaknya.

No comments:

Post a Comment