بِسْـــمِ اللهِ الــرَّ حْمــنِ
الـرَّحِيْـــــمِ
الحمد لله، نحمده ونستعينه ونستغفره،
ونعوذ بالله من شرور انفسنا ومن سيأت اعمالنا،من يهـدلله فلا مضل له ومن يضلل فلا
هادي لـــــــــــه.
اشهد ان لا الــه الا الله وحده لا شريك
لـه. واشهد ان محمدا عبده ورسوله.
اللهم صل وسلم على سيدنا محمد ، وعلى ال سيدنا محمد، وعلى اصحاب سيدنا محمد،وعلى انصار سيدنا محمد، وعلى ازواج سيدنا محمد،وعلى ذريـة سيدنا محمد، وسـلم تـسليـما
كثـيرا.اما بعد: فأصيكم واياي بتقوى الله وطاعتـه لعـلكـم تـفلحـون.
اعوذباالله من الشيطان الرجيم.
وَمَاأُمِرُواإِلَّا لِيَعْبُدُوااللَّهَ
مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
Hadirin Jamaah Jum’at yang berbahagia
Marilah kita semua jangan pernah bosan untuk selalu
berusaha meningkkatkan taqwa kita, keluarga kita kepada Allah swt. baik dari
sisi kwantitas terutama dari segi kwalitas.
Salah satunya adalah dengan meningkatkan kwalitas
keikhlasan kita dalam beribadah, baik ibadah yang langsung terkait dengan Allah
swt. maupun dengan sesama manusia dan makhluk lain.
Sebab nilai ibadah yang kita lakukan sangat tergantung
dengan kwalitas keikhlasan kita.
Diterima atau tidaknya juga sangat tergantung pada motif
atau dorongan dalam melakukan ibadah tersebut.
Allah swt. berfirman
dalam surat Al Bayyinah 5
اعوذباالله من الشيطان الرجيم.
وَمَاأُمِرُواإِلَّا لِيَعْبُدُوااللَّهَ
مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ
وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya
menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan)
agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat;
dan yang demikian itulah agama yang lurus.
فَادْعُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ
الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
Artinya : Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah
kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai (nya).
Ikhlash menurut pengertian bahasa adalah ketulusan hati,
tulus hati, jujur, murni, jernih, bersih dan bebas, sedangkan menurut istilah
adalah : mengerjakan amal kebaikan yang didorong oleh niat yang baik atau hanya
karena Allah swt. semata.
Niat, dalam pengertiannya yang lengkap, bukan saja
berarti kesadaran bathin tentang “apa yang dilakukan atau bentuk ibadah yang
dilakukan”, tetapi juga “untuk apa” dan “karena apa” sesuatu itu atau amal ibadah
itu dilakukan, atau motif dan dorongan apa yang menggerakkan dilakukannya suatu
perbuatan tersebut.
Nabi saw. bersabda :
انماالاعمال بالنيات
Artinya : “Sesungguhnya nilai (sah tidaknya) segala amal
itu, tergantung pada niat, seseorang hanya dinilai sesuai dengan yang
diniatkannya. HR. Bukhari Muslim.
Hadirin Jamaah Jum’at yang berbahagia
Ada dua motif atau pendorong yang menyebab-kan kita
melakukan ibadah, yaitu :
Yang pertama motif yang positif yang bagus dan benar serta tergolong ikhlash, motif
ini dibagi 2,
a. Yang
pertama adalah niat atau motif yang masih kecampuran kepentingan pribadi atau
keluarga, baik itu kepentingannya didunia maupun di akhirat, yang tergolong
dalam kategori ini adalah :
1. Lir Roja’, beribadah karena menginginkan sesuatu baik itu sukses
di dunia maupun karena ingin masuk sorga kelak
2. Lil
Wujub, yaitu yang beribadah karena ibadah itu wajib untuknya
3. Lil Khauf, karena takut melarat, atau bahkan takut mendapat
kesulitan setelah kematiannya nanti.
Sedang motif atau niat yang kategori khusus, dilakukan
oleh orang khusus, adalah
b. Sedangkan
yang kedua adalah niat atau motif yang samasekali tidak bercampur dengan
kepentingan pribadi atau keluarga, hanya semata karena Allah swt. LILLAHI TAALA,
inilah ikhlas yang sebenarnya, yang termasuk ikhlas kategori ini adalah :
1. Lir Ridla, karena rasa ridha,
puas serta menerima menjadi hamba Allah swt.
2. Lil Mahabbah, berbuat kebaikan
karena dorongan perasaan cinta kepada Allah swt.
3. Lit Taladzdzudz, mengerjakan
ibadah karena ibadah itu sendiri dirasakan sebagai sesuatu yang nikmat dan
lezat.
4. Lisy Syukri, melakukan kebaikan
(ibadah) karena rasa syukur atas segala nikmat yang telah diterimanya.
Hadirin Jamaah Jum’at yang berbahagia
Sedangkan niat atau motif atau dorogan yang tergolong
salah atau negatif, adalah yang beribadah hanya untuk kepentingan dirinya di
dunia, atau motif-motif yang didorong oleh hawa nafsu dan berbau bisikan setan,
umpamanya berbuat kebaikan karena
didorong oleh/untuk riya’/ pamer, ujub, takabbur, kebanggaan, mencari muka dan
lain-lain yang tidak ada kaitannya dengan kehidupan ukhrowi. Motif negatif ini
adakalanya menjadi pendorong utama dan satu-satunya dan adakalanya muncul di
tengah-tengah ketika kita melakukan ibadah lalu mencampuri motif yang semula
positif
Oleh karena itu sangat diperlukan kewaspadaan terhadap
muncul dan bercampurnya motif negatif ini, dan untuk dapat melawan diperlukan
latihan (riyadlah) dan perjuangan (mujahadah alannafsi), sehingga ibadah yang kita
lakukan betul-betul bersih dari niat-niat yang salah.
Nabi Muhammad saw. Bersabda : Ikhlaslah kamu dalam
beragama, maka cukup untukmu amal yang sedikit tapi dilakukan dengan penuh
keikhlasan.
Hadirin Jamaah Jum’at yang berbahagia
Apabila seseorang muslim ingin betul-betul mendapatkan
nilai tambah di hadapan Allah swt. begitu juga sebaliknya, maka jalan satu-satunya
hanya dengan ikhlash, dalam melakukan kebaikan apa saja harus dengan niat yang
ikhlas dan hanya melihat Allah swt. (hanya bertransaksi dengan Allah) baik
perbuatan itu langsung terkait denganNya (shalat misalnya) atau dengan cara
menolong orang lain. Ketika menolong maka harus menyikapi perbuatannya itu
hanya karena Allah swt. dengan motivasi yang baik tanpa mengharapkan imbalan
apapun dari yang ditolong. Tidak butuh ucapan terima kasih atau penghargaan
yang bersifat duniawi.
Dalam mengerjakan apa saja, bila didorong oleh
keikhlashan maka tidak ada pekerjaan yang hina dan memalukan asal pekerjaan itu
baik dan lurus menurut pandangan Agama. Seseorang tidak akan merasa terhina
jika diejek, dan tidak akan menjadi bangga bila mendapat pujian dan sanjungan
dari orang lain, karena sebetulnya bukan sanjungan manusia yang dituju dan
dicari.
Imam Al Ghazali menyatakan : Manusia pada dasarnya
celaka kecuali yang berilmu, orang yang
berilmu celaka kecuali yang mengamalkan ilmunya (beramal), dan orang yang
beramal ikhlash memerlukan ketelitian yang mendalam sebab tempatnya ikhlash itu
di dalam hati. Kadangkala orang menganggap sudah ikhlash padahal sebetulnya
masuk dalam perangkap bisikan iblis yang selalu berusaha membelokkan tujuan
atau motif yang baik dan positif menjadi tidak baik dan negatif.
Dalam surat Al Hijr :
39-40 Allah
swt. berikut :
قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْـتَـنِي
لأُزَيِّــنَنَّ لَهُمْ فِي الأَرْضِ وَلأُغْوِيَـنَّـهُمْ أَجْمَعِينَ٠
Artinya
: “Iblis berkata : “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku
sesat, pasti akan akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di
muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,
إِلاَّ عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ٠
kecuali
hamba-hamba Engkau yang mukhlish diantara mereka. QS. Al Hijr : 39-40
Oleh
karenanya, bila melakukan pekerjaan dengan motif negatif sama halnya dengan
menyediakan diri terperangkap dalam tipuan setan.
Hikmah
terpenting bahwa dengan ikhlash maka seseorang akan memiliki keteguhan
pendirian dan tidak mudah terombang-ambing oleh manisnya kehidupan di dunia.
Mudah-mudahan
lambat laun kita dan seluruh keluarga kita akan dapat beribadah yang
semurni-murninya hanya dan hanya untuk Allah swt. semata.
بارك الله لى ولكم فى القران العظيم ونفعنى
واياكـم بمافــيه من الايات والذكـر الحـكيم، وتـقبـل مـنى ومنكم تلاوته انه هو
السميع العليم. اقول قولى هذا واستـعفر الله العظيم لي ولكم ولسائـر
المسـلمين والمسـلمـات والمؤمنـين والمـؤمـــنات
فاستغـفــــروه انـه هـو الغـفـور الـرحـيم.
No comments:
Post a Comment