Saturday, 18 May 2013

SYUKUR NIKMAT, bagian 1



A.    SYUKUR NIKMAT ISLAM DAN IMAN
a.    Pengertian Syukur nikmat
Nikmat adalah segala anugerah Allah swt. baik dalam bentuk materi ataupun immateri, hidup manusia pada dasarnya sangat tergantung dan membutuhkan nikmat Allah swt.

Allah swt. berfirman :
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا
Artinya : “Jika kamu mau menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu (menghitungnya)”. QS. AnNahl : 18
Sungguh tepat pernyataan Allah swt. tersebut di atas. Bersyukur atas nikmat Allah swt. adalah  berterima  kasih kepada Allah swt. atas nikmat atau anugerah yang telah dilimpahkanNya. 
Cara mensyukuri nikmat ini dapat diwujudkan dalam tiga bentuk :
1.  Bil Qaul, ucapan lisan, dengan kata-kata Alhamdulillah, atau :
الحـمـد للهِ على كل حـال وعلى كل نـعـمـة
Artinya : “Segala puji bagi Allah, atas setiap keadaan dan anu­gerah (yang telah dilimpahkan)”.
2.  Bil Fi’li, memanfaatkan nikmat sesuai dengan maksud sang Pem­beri nikmat.
3.  Bil Hal, memiliki kesadaran mental yang tinggi untuk mewujudkan nikmat, menjadi sarana dalam usaha lebih meningkatkan ketaq­waannya terhadap  Allah swt., berusaha untuk selalu dalam kondisi taqwa.
b.    Mensyukuri nikmat Islam dan Iman
Di antara sekian nikmat Allah swt., ada dua nikmat yang sangat besar akan tetapi sering kurang disadari oleh manusia, yaitu nikmat Islam dan Iman. Secara garis besar Iman adalah kepercayaan akan adanya Allah Yang Maha Esa, sedangkan Islam merupakan perwujudan dari Iman, pasrah dan mengikuti segala aturan Tuhan, bersedia tunduk dan patuh.
Islam dan Iman merupakan nikmat yang paling besar dan tinggi nilainya, oleh karena hanya dengan Islam dan Iman inilah manusia akan selamat dalam hidup dan perjalanan hidupnya di dunia maupun di akhirat, manusia akan menemukan jati dirinya sebagai makhluk Allah swt. Bila hal ini betul-betul disadari, maka aturan Agama tidak lagi dianggap beban yang mengikat manusia, akan tetapi dianggapnya sebagai pelita dalam kegelapan hidup. Allah swt. Perhatikan QS. AliImran : 164.
Bukti bahwa Islam dan Iman merupakan anugerah dan hidayah Allah swt. antara lain: Ibu Asiah istri Fir’aun, ia tetap Iman dan Islam walaupun hidup  dengan suaminya yang menganggap dirinya tuhan, demikian juga Masyithah sang pembantu Fir’aun. Akan tetapi sebaliknya, istri Nabi Nuh dan puteranya Kan’an keduanya tersesat walaupun suami/ayahnya Nabi, begitu pula Abu Thalib paman dan pembela Nabi saw., ia tetap tidak syahadat kepada Nabi saw.  sampai wafatnya.
Ingat firman Allah swt. dalam kaitannya dengan Abu Thalib ini :
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ    القصص  : 56
Artinya : “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendakiNya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”.  QS. Al Qashas : 56

No comments:

Post a Comment