AL QUR'AN TENTANG
TOLERANSI DAN ANTI KEKERASAN
KOMPETENSI DASAR
3.2 Menganalisis Q.S.
Yunus (10) : 40-41 dan Q.S. Al-Maidah (5) : 32, serta hadits tentang toleransi
dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan.
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2.1 Siswa mampu menganalisis kandungan Q.S.
Yunus (10) : 40-41 dan Q.S. Al-Maidah (5) : 32
Tujuan Pembelajaran
4. Dapat menganalisis Q.S. Yunus (10) : 40-41 dan Q.S. Al-Maidah (5)
: 32, serta hadits tentang toleransi dan menghindarkan
diri dari tindak kekerasan.
وَمِنْهُم
مَّن يُؤْمِنُ بِهِ وَمِنْهُم مَّن لَّا يُؤْمِنُ بِهِ ۚ وَرَبُّكَ أَعْلَمُ
بِالْمُفْسِدِينَ : ١٠:٤٠
وَإِن
كَذَّبُوكَ فَقُل لِّي عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ ۖ أَنتُم بَرِيئُونَ
مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ مِّمَّا تَعْمَلُونَ : ١٠:٤١
Artinya :
Di antara mereka ada
orang-orang yang beriman kepada Al Quran, dan di antaranya ada (pula)
orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang
orang-orang yang berbuat kerusakan.
Jika mereka mendustakan kamu,
maka katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas
diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang
kamu kerjakan". (Yunus)
SURAT AL MAIDAH AYAT 32
مِنْ
أَجْـلِ ذَٰلِكَ كَتَبْنَا عَلَىٰ بَنِيْ إِسْرَائِيْـلَ أَنَّهُ مَنْ قَــتَلَ
نَفْسًا بِغَــيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ
النَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا ۚ
وَلَقَدْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنَاتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِيرًا مِّنْهُم
بَعْدَ ذَٰلِكَ فِي الْأَرْضِ لَمُسْرِفُونَ : ٥:٣٢
Artinya :
Oleh karena itu Kami tetapkan
(suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang
manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena
membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia
seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka
seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya
telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa)
keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu
sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi. (Al
Maidah)
KANDUNGAN SURAT YUNUS 40
Dalam Tafsir DEPAG dijelaskan sebagai berikut:
Allah swt. menjelaskan kepada Rasulullah dan
pengikut-pengikutnya bahwa keadaan orang-orang musyrikin yang mendustakan
ayat-ayat Al Qur’an akan terbagi menjadi dua golongan. Segolongan
yang benar-benar mempercayai dengan iktikad yang kuat terhadap Al Qur’an dan
segolongan lagi yang tidak mempercayainya dan terus-menerus di dalam kekafiran.
Mereka ini tidak akan diberi azab secara langsung di dunia seperti nasib yang
telah dialami oleh orang-orang sebelum Nabi Muhammad saw.
Di
akhir ayat Allah swt. menjelaskan bahwa Allah lebih mengetahui tentang
orang-orang yang membuat kerusakan di bumi, karena mereka mempersekutukan
Allah, menganiaya diri mereka sendiri dan menentang hukum Allah. Hal itu
disebabkan karena fitrah mereka telah rusak dan bakat-bakat untuk menerima iman
yang benar telah tiada lagi. Dan mereka itulah orang-orang yang akan mendapat
siksaan yang pedih.
Sedangkan
dalam tafsir Jalalain dijelaskan :
(Di
antara mereka) penduduk Mekah (ada arang-orang yang beriman kepada Alquran) hal
ini diketahui oleh Allah (dan di antara mereka ada pula orang-orang yang tidak
beriman kepadanya) untuk selama-lamanya. (Rabbmu lebih mengetahui tentang
orang-orang yang berbuat kerusakan) hal ini merupakan ancaman yang ditujukan
kepada mereka yang tidak beriman kepadanya,
KANDUNGAN SURAT YUNUS 41
Dalam Tafsir DEPAG dijelaskan sebagai berikut:
Kemudian Allah swt. memberikan penjelasan bahwa apabila
orang-orang musyrikin itu tetap mendustakan Muhammad saw., maka Allah swt.
memerintahkan kepadanya untuk mengatakan kepada mereka bahwa Nabi Muhammad saw.
berhak meneruskan tugasnya yaitu meneruskan tugas-tugas kerasulannya sebagai
penyampai perintah Allah yang nyata kebenarannya, yang mengandung peringatan
dan penghibur serta tuntunan ibadah serta pokok-pokok kemaslahatan yang menjadi
pedoman untuk kehidupan dunia.
Nabi
Muhammad saw. tidak diperintahkan untuk memeriksa mereka, apabila mereka tetap
mempertahankan sikap mereka yang mendustakan Al Qur’an dan mempersekutukan
Allah swt. dalam surat lain Allah swt.
berfirman:
قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَى سَبِيلًا
Artinya:
Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. (Q.S. Al-Isra': 84)
Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. (Q.S. Al-Isra': 84)
Mereka
berlepas diri (tidak bertanggung jawab) terhadap apa yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad saw. dan Nabi Muhammad pun tidak bertanggung jawab terhadap apa yang
mereka lakukan. Maksudnya Allah swt. tidak akan menjatuhkan hukuman kepada
seseorang karena kesalahan orang yang lain.
Allah
swt. berfirman:
قُلْ
إِنِ افْتَرَيْتُهُ فَعَلَيَّ إِجْرَامِي وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تُجْرِمُونَ
Artinya:
Katakanlah: "Jika aku membuat-buat nasihat itu, maka hanya akulah yang memikul dosaku, dan aku berlepas diri dari dosa yang kamu perbuat." (Q.S. Hud: 35)
Katakanlah: "Jika aku membuat-buat nasihat itu, maka hanya akulah yang memikul dosaku, dan aku berlepas diri dari dosa yang kamu perbuat." (Q.S. Hud: 35)
Dan
firman-Nya lagi:
فَإِنْ
عَصَوْكَ فَقُلْ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ
Artinya:
Jika mereka mendurhakaimu, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan." (Q.S. Asy Syu'ara: 216)
Jika mereka mendurhakaimu, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan." (Q.S. Asy Syu'ara: 216)
KANDUNGAN SURAT AL MAIDAH 32
Dalam Tafsir DEPAG dijelaskan sebagai berikut:
Pada ayat ini diterangkan suatu ketentuan bahwa membunuh
seorang manusia berarti membunuh manusia seluruhnya, sebagaimana memelihara
kehidupan seorang manusia berarti memelihara kehidupan manusia seluruhnya.
Ayat
ini menunjukkan keharusan adanya kesatuan umat dan kewajiban mereka
masing-masing terhadap yang lain yaitu harus menjaga keselamatan hidup dan
kehidupan bersama dan menjauhi hal-hal yang membahayakan orang lain Hal ini
dapat dirasakan karena kebutuhan setiap manusia tidak dapat dipenuhinya
sendiri, sehingga mereka sangat memerlukan tolong menolong terutama hal-hal
yang menyangkut kepentingan umum. Sesungguhnya orang-orang Bani Israel telah
demikian banyak kedatangan para Rasul dengan membawa keterangan keterangan yang
jelas tetapi banyak di antara mereka itu yang melampaui batas ketentuan dengan
berbuat kerusakan di muka bumi. Akhirnya mereka kehilangan kehormatan, kekayaan
dan kekuasaan yang kesemuanya itu pernah mereka miliki di masa lampau.
Sedangkan dalam tafsir Jalalain Surah Al Maa-idah 32 dijelaskan :
Sedangkan dalam tafsir Jalalain Surah Al Maa-idah 32 dijelaskan :
(Oleh
sebab itu) artinya karena perbuatan Qabil itu tadi (Kami tetapkan bagi Bani
Israel bahwa sesungguhnya) innahuu disebut dhamir sya`n (siapa yang membunuh
seorang manusia bukan karena manusia lainnya) yang dibunuhnya (atau) bukan karena
(kerusakan) yang diperbuatnya (di muka bumi) berupa kekafiran, perzinaan atau
perampokan dan sebagainya (maka seolah-olah dia telah membunuh manusia
kesemuanya.
Sebaliknya
siapa yang memelihara kehidupannya) artinya tidak hendak membunuhnya (maka seolah-olah
ia telah memelihara kehidupan manusia seluruhnya.) Kata Ibnu Abbas, "Ini
dilihat dari segi melanggar kesuciannya dan dari segi memelihara serta
menjaganya." (dan sesungguhnya telah datang kepada mereka itu) yakni
kepada orang-orang Israel (rasul-rasul Kami membawa keterangan-keterangan yang
jelas) maksudnya mukjizat-mukjizat (kemudian banyak di antara mereka sesudah
itu melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi) dengan kekafiran,
melakukan pembunuhan dan lain-lain.
No comments:
Post a Comment