Monday, 1 December 2014

KUR 2013.XI.2.1 AL QUR'AN 2, bagian 4

AL QUR'AN TENTANG
TOLERANSI DAN ANTI KEKERASAN

KOMPETENSI DASAR                      
1.3       Berperilaku taat kepada aturan
2.4     Menunjukkan sikap toleran, rukun dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Yunus (10) : 40-41 dan Q.S. Al-Maidah (5) : 32, serta hadits terkait
3.6       Memahami makna toleransi dan kerukunan


Indikator Pencapaian Kompetensi
3.6.1     Siswa memahami makna toleransi dan kerukunan sesuai konsep Al Qur’an dan Al Hadis
3.6.2      Siswa dapat menyimpulkan makna toleransi dan kerukunan sesuai konsep Al Qur’an dan Al Hadis
4.8       Menampilkan contoh perilaku toleransi dan kerukunan
Indikator Pencapaian Kompetensi
4.8.1      Siswa dapat memberi contoh prilaku toleransi dan kerukunan sesuai konsep Al Qur’an dan Al Hadis
Tujuan Pembelajaran
1.   Menunjukkan perilaku dan sikap toleran, rukun dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Yunus (10) : 40-41 dan Q.S. Al-Maidah (5) : 32, serta hadits terkait
2.   Menampilkan contoh prilaku toleransi dan kerukunan sesuai konsep Al Qur’an dan Al Hadis
5.   Memahami makna toleransi dan kerukunan sesuai konsep Al Qur’an dan Al Hadis
6.   Dapat menampilkan contoh perilaku toleransi dan kerukunan sesuai konsep Al Qur’an dan Al Hadis
A.  BEBERAPA AYAT TERKAIT TOLERANSI (MISSI NABI SAW)
 (١) وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ إِلَّا مَن شَاءَ أَن يَتَّخِذَ إِلَىٰ رَبِّهِ سَبِيلًا ﴿الفرقان: ٥٦-٥٧﴾
(٢) وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ ﴿الأنبياء: ١٠٧﴾
(٣) وَبِالْحَقِّ أَنزَلْنَاهُ وَبِالْحَقِّ نَزَلَ وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا ﴿الإسراء: ١٠٥﴾
(٤) وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ﴿سبإ: ٢٨﴾
 (٥) رَّبُّكُمْ أَعْلَمُ بِكُمْ إِن يَشَأْ يَرْحَمْكُمْ أَوْ إِن يَشَأْ يُعَذِّبْكُمْ وَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ وَكِيلًا ﴿الإسراء: ٥٤﴾
(٦) مَّا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِن سَيِّئَةٍ فَمِن نَّفْسِكَ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا وَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا ﴿النساء: ٧٩﴾
1.    Dan tidaklah Kami mengutus kamu melainkan hanya sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah sedikitpun kepada kamu dalam menyampaikan risalah itu, melainkan (mengharapkan kepatuhan) orang-orang yang mau mengambil jalan kepada Tuhan nya
2.    Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
3.    Dan Kami turunkan (Al Quran) itu dengan sebenar-benarnya dan Al Quran itu telah turun dengan (membawa) kebenaran. Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan.
4.    Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.
5.    Tuhanmu lebih mengetahui tentang kamu. Dia akan memberi rahmat kepadamu jika Dia menghendaki dan Dia akan mengazabmu, jika Dia menghendaki. Dan, Kami tidaklah mengutusmu untuk menjadi penjaga bagi mereka.
6.    Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.

1.    Al Furqan Ayat 56, Tugas Rasul: Tabsyir dan Tandzir

(١) وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ إِلَّا مَن شَاءَ أَن يَتَّخِذَ إِلَىٰ رَبِّهِ سَبِيلًا ﴿الفرقان: ٥٦-٥٧﴾
Tabsyir artinya menggembirakan atau menghibur. Dalam berdakwah, rasul menyampaikan khabar gembira kepada orang-orang beriman, seperti informasi tentang kenikmatan surga, pahala, dan pengampunan. Sedangkan tandzir adalah memperingatkan atau menyampaikan berita yang menyedihkan seperti berita tentang azab neraka, siksaan kubur, dan akibat perbuatan dosa. Dalam menuntun umatnya ke jalan Allah, rasul menggunakan kedua metode ini untuk menyadarkan mereka agar melaksanakan apa yang diperintah Allah dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya.
Ayat 56 menyatakan bahwa tugas rasul adalah menggembirakan manusia dengan janji baik Allah; dan memperingatkannya akan ancaman Allah di Akhirat. Kemudian, ayat 57, rasul menegaskan bahwa dalam menjalankan tugasnya, beliau tidak meminta upah atau honorarium dari mereka tetapi apa yang beliau lakukan adalah sebagai pelaksanaan perintah Allah kepadanya. Maka, berbahagialah orang-orang yang mau menurutinya dan mau menempuh jalan menuju Allah, yakni jalan iman dan Islam. Dalam menempuh jalan ini, seperti yang dijelaskan dalam ayat 58, rasul menyuruh mereka agar menyerahkan diri kepada Allah yang hidup dan tidak pernah mati serta bertasbih dengan memuji-Nya. Dan Allah mengetahui kesalahan atau perbuatan dosa yang mereka lakukan. Oleh sebab itu, hanya Allahlah yang mampu menghapus segala kesalahan dan dosa itu. Ayat ini menyadarkan manusia agar tidak lagi menyembah benda-benda atau makhluk yang bersifat fana.

2.     AL ANBIYA’ 107

(٢) وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ ﴿الأنبياء: ١٠٧﴾
Tujuan Allah SWT mengutus Nabi Muhammad yang membawa agama-Nya itu, tidak lain hanyalah agar mereka berbahagia di dunia dan di akhirat.
Orang-orang yang beriman dan mengikuti petunjuk agama itu akan memperoleh rahmat dan Allah berupa rezeki dan karunia di dunia dan di akhirat nanti mereka akan memperoleh rahmat berupa surga yang disediakan Allah bagi mereka. Sedang orang-orang yang tidak beriman akan memperoleh rahmat pula, karena dengan cara yang tidak langsung mereka mengikuti sebagian ajaran-ajaran agama itu, sehingga mereka memperoleh kebahagiaan hidup di dunia. 
Jika dilihat sejarah manusia dan kemanusiaan, maka agama Islam adalah agama yang berusaha sekuat tenaga menghapuskan perbudakan dan penindasan oleh manusia terhadap manusia yang lain. Seandainya dibuka pintu perbudakan hanyalah sekadar untuk mengimbangi perbuatan orang-orang kafir terhadap kaum Muslimin itu. Sedangkan jalan-jalan untuk menghapuskan perbudakan dibuat sebanyak-banyaknya. Demikian pula prinsip-prinsip musyawarah yang ditetapkan agama Islam lebih tinggi nilainya dari prinsip-prinsip demokrasi yang selalu diagung-agungkan.
Perbaikan perbaikan tentang kedudukan wanita yang waktu itu hampir sama dengan binatang, dan pengakuan terhadap kedudukan anak yatim, perhatian terhadap fakir dan miskin, permtah melakukan jihad untuk memerangi kebodohan dan kemiskinan, semuanya diajarkan oleh Alquran dan Hadis, kemudian dijadikan sebagai dasar perjuangan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dengan demikian seluruh umat manusia memperoleh rahmat, baik yang langsung atau tidak langsung dari agama yang dibawa Muhammad. Tetapi kebanyakan manusia masih mengingkari padahal rahmat yang mereka peroleh itu adalah rahmat dan nikmat Allah SWT.

3.     AL ISRO’ 105

(٣) وَبِالْحَقِّ أَنزَلْنَاهُ وَبِالْحَقِّ نَزَلَ وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا ﴿الإسراء: ١٠٥﴾
Dalam ayat ini Allah SWT menegaskan kepada Rasul saw, bahwa Allah benar-benar telah menurunkan Alquran itu dari sisi Nya, tidaklah patut manusia meragukannya dan berpaling dari padanya.
Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman:
لَكِنِ اللَّهُ يَشْهَدُ بِمَا أَنْزَلَ إِلَيْكَ أَنْزَلَهُ بِعِلْمِهِ وَالْمَلَائِكَةُ يَشْهَدُونَ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا
Artinya:
(Mereka tidak mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu) tetapi Allah mengakui Alquran yang diturunkan Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu Nya; dan malaikat-malaikatpun menjadi saksi (pula). Cukuplah Allah yang mengakuinya". (Q.S. An Nisa: 166)
Alquran itu juga membawa ajaran-ajaran yang benar yang membawa ketertiban dan kesejahteraan kepada umat manusia.
Di dalamnya terdapat ajaran tentang moral, akidah ketuhanan, peraturan-peraturan, hukum-hukum, sejarah-sejarah dan ilmu pengetahuan. Segala isinya, senantiasa terpelihara, baik lafal maupun maknanya tidak akan ternoda dengan tambahan atau pengurangan yang menyebabkan kekacauan dan kesimpang-siuran, sebagaimana dijelaskan Allah dalam firman Nya:
\إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Artinya:
Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Alquran dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Q.S. Al Hijir: 9)
Firman Nya lagi:

لَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ تَنْزِيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ
Artinya:
Yang tidak datang kepadanya (Alquran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. (Q.S. Fussilat: 42)
Demikianlah Allah menerangkan sifat-sifat Alquran dengan segala jaminan Nya akan segala kesuciannya dari kekotoran tangan manusia dan dia diturunkan kepada Nabi Muhammad saw yang diutus kepada umat manusia untuk memberikan kabar kepada mereka tentang pahala dan surga bagi orang-orang yang beriman dan taat kepada ajaran agama, dan memberikan peringatan kepada manusia tentang azab dan neraka bagi yang kafir dan berbuat dosa.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Israa' 105

وَبِالْحَقِّ أَنْزَلْنَاهُ وَبِالْحَقِّ نَزَلَ وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا
(Dan Kami turunkan dia itu dengan sebenar-benarnya) Alquran itu (dan dengan membawa kebenaran) mengandung kebenaran (Alquran itu telah turun) dalam keadaan utuh sebagaimana waktu diturunkan tidak akan terjadi perubahan dan penggantian padanya. (Dan Kami tidak mengutus kamu) hai Muhammad (melainkan sebagai pembawa berita gembira) kepada orang yang percaya akan adanya surga (dan pemberi peringatan) terhadap orang yang ingkar kepada adanya neraka.
106. Dan Al quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.(QS. 17:106)

4.     Tafsir Surah Saba' 28

(٤) وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ﴿سبإ: ٢٨﴾
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Nabi Muhammad saw bukan saja ia diutus kepada seluruh manusia.
Ia bertugas sebagai pembawa berita gembira bagi orang-orang yang mempercayai dan mengamalkan risalah yang dibawanya itu dan sebagai pembawa peringatan kepada orang-orang yang mengingkarinya atau menolak ajaran-ajarannya. Nabi Muhammad adalah nabi penutup tidak ada lagi Nabi dan Rasul diutus Allah sesudah dia.
Dengan demikian pastilah risalah yang dibawanya itu berlaku untuk seluruh manusia sampai Kiamat. dan karena risalahnya itu adalah risalah yang terakhir maka di dalam risalahnya tercapailah peraturan-peraturan dan syariat hukum-hukum yang layak dan baik untuk dijalankan setiap tempat dan setiap masa, karena risalah yang dibawanya itu bersumber dari Allah Yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui. Dialah yang menciptakan langit dan bumi dan segala apa yang ada pada keduanya. Dialah yang mengatur segala apa yang ada pada keduanya. Dialah yang mengatur semuanya itu dengan peraturan yang amat teliti sehingga semuanya berjalan dengan baik dan harmonis.
Allah yang demikian besar kekuasaan-Nya tidak mungkin akan menurunkan suatu risalah yang mencakup seluruh umat manusia kalau peraturan-peraturan dan syariat itu tidak mencakup 'seluruh kepentingan manusia pada setiap masa. Dengan demikian pastilah risalahnya itu risalah yang baik untuk ditrapkan kepada siapa dan umat yang manapun di dunia ini.
Hal ini tidak diketahui oleh semua orang bahkan kebanyakan manusia menolak dan menantangnya. Di antara penantang-penantang itu adalah kaum Muhammad sendiri yaitu orang-orang kafir Mekah. Banyak ayat-ayat di dalam Alquran yang menegaskan bahwa Muhammad diutus kepada manusia seluruhnya di antaranya:
تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَىٰ عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا
Artinya:
Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al Furqan (Alquran) kepada hamba-Nya agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. (Q.S. Al Furqan: 1)
Dan firman-Nya:
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Artinya:
Katakanlah: "Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya. Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia supaya kamu mendapat petunjuk". (Q.S. Al A'raf: 158)

5.     Tafsir Surah Al Israa' 54

(٥) رَّبُّكُمْ أَعْلَمُ بِكُمْ إِن يَشَأْ يَرْحَمْكُمْ أَوْ إِن يَشَأْ يُعَذِّبْكُمْ وَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ وَكِيلًا ﴿الإسراء: ٥٤﴾
Kemudian Allah SWT menjelaskan bahwa Dialah yang lebih mengetahui tentang keadaan orang-orang musyrikin itu. Dia akan memberikan rahmat-Nya dengan jalan memberikan taufik dan hidayah Nya kepada mereka, sehingga beriman dengan iman yang benar, dan suka mengamalkan amal-amal yang saleh, apabila Dia menghendaki.
Di dalam ayat ini terdapat isyarat yang menunjukkan, bahwa kaum Muslimin tidak boleh menghina kaum musyrikin, dan tidak boleh pula mengatakan kepada mereka bahwa mereka ahli neraka, karena kepastian seseorang masuk neraka atau tidak, adalah termasuk masalah gaib, yang hanya diketahui oleh Allah SWT. Dan tidak boleh berbuat sesuatu yang mendatangkan malu kepada mereka, karena yang demikian itu hanya menyebabkan mereka dengki dan menimbulkan permusuhan, maka perbuatan-perbuatan itu tidak ada gunanya.

Di akhir ayat Allah SWT menegaskan bahwa Dia tidaklah mengutus Rasul Nya untuk memaksa mereka melakukan apa yang diridai Allah, akan tetapi Allah mengutusnya sebagai pemberi berita gembira dan peringatan. Itulah sebabnya maka Allah SWT melarang Rasul Nya membuat sesuatu paksaan terhadap mereka, dan memerintahkan agar seluruh sahabatnya bersikap lapang dada pula.

No comments:

Post a Comment