PRINSIP EKONOMI DALAM ISLAM
KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan pro- aktif) dan menunjukan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
KOMPETENSI DASAR
3.8 Menelaah prinsip-prinsip dan praktek ekonomi dalam
Islam.
Indikator Pencapaian
Kompetensi
3.8.1 Mampu
menjelaskan prinsip-prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam
3.8.2 Mampu
mengemukakan dalil tentang prinsip-prinsip dan
praktik ekonomi dalam Islam
3.8.3 Mampu
menjelaskan hukum berbagai bentuk transaksi ekonomi Islam
3.8.4 Mampu
menjelaskan macam-macam transaksi ekonomi Islam
4.10 Mempresentasikan praktik-praktik ekonomi Islam
Indikator Pencapaian Kompetensi
4.10.1 Mampu mempresentasikan
macam-macam transaksi ekonomi sesuai ajaran Islam
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan asas-asas transaksi ekonomi dalam Islam
2. Siswa dapat memberi contoh transaksi ekonomi dalam Islam
3. Siswa dapat mempresentasikan macam-macam transaksi ekonomi sesuai
ajaran Islam
a.
Kegiatan Pembelajaran
·
Mengamati
-
Mencermati ketentuan dan tata cara pelaksanaan praktik ekonomi
dalam Islam di masyarakat
·
Menanya
-
Mengajukan pertanyaan tentang
ketentuan dan tata cara praktik ekonomi
dalam Islam di masyarakat
·
Eksperimen/Eksplor
-
Diskusi tentang ketentuan dan tata cara pelaksanaan Praktik ekonomi
dalam Islam di masyarakat
-
Diskusi mengenai hikmah pelaksanaan
Praktik ekonomi dalam Islam di masyarakat
·
Assosiasi
-
Menyimpulkan ketentuan dan tata cara pelaksanaan Praktik ekonomi
dalam Islam di masyarakat
-
Menyimpulkan hikmah ketentuan dan tata cara praktik ekonomi dalam
Islam di masyarakat
·
Komunikasi
-
Menyajikan/melaporkan hasil diskusi
tentang ketentuan ketentuan dan tata
cara praktik ekonomi dalam Islam di
masyarak
-
Menanggapi hasil presentasi
(melengkapi, mengkonformasi, dan menyanggah).
-
Membuat resume pembelajaran di bawah
bimbingan guru.
-
Berlatih menerapkan ketentuan dan tata cara praktik ekonomi dalam
Islam di masyarakat
·
Refleksi
-
Menampilkan kemampuan menerapkan
atketentuan dan tata cara praktik ekonomi
dalam Islam di masyarakat
-
Menunjukkan sikap menghargai dan
menghormati dan jujur serta terbuka
sebagai hasil refleksi pelaksanaan praktik ekonomi dalam Islam
PRINSIP EKONOMI DALAM ISLAM
Konsep
Dasar
Keadaan
keuangan modern saat ini yang banyak dipengaruhi oleh konsep kapitalis dan
sosialis yang banyak membolehkan apa yang dilarang dalam agama Islam, menyadarkan
ummat Islam untuk berusaha mencari suatu alternatif sistem keuangan yang dapat
menghindarkan diri dari berbagai kegiatan dan transaksi yang bertentangan
dengan hukum yang telah mapan dalam Islam.
Berbagai
usaha telah dilaksanakan untuk mewujudkan suatu konsep keuangan (dan ekonomi)
alternatif yang dapat menghindarkan ummat Islam dari berbagai transaksi yang
bersifat paradoks tersebut. Seperti bunga (interest) yang sangat diharamkan
dalam ajaran Islam dan sangat bertentangan dengan Al Qur an dan Al Hadits
dilaksanakan dalam banyak transaksi perbankan dan pasar keuangan modern. Belum
lagi elemen gharar (penipuan) dan maysir (gambling) yang terdapat dalam
beberapa kontrak asuransi dan beberapa pasar keuangan derivatif lainnya, yang
menyebabkan kegelisahan di hati banyak Ummat Islam.
Dengan
konsep dasar merujuk kepada Ayat-ayat dan Hadits-hadits yang menolak banyak
kegiatan transaksi dan kontrak ini, beberapa usaha kaum Muslim telah berhasil
membuat suatu konsep dasar keuangan Islam untuk mewujudkan suatu konsep
keuangan alternatif yang berlandaskan Syari’ah yang mereka dambakan selama ini.
Bermula dengan usaha Ahmed El-Naggar pada tahun 1963 di Mesir dengan mendirikan
sebuah bank lokal yang menghindarkan segala transaksinya dari riba
(berlandaskan syar’iah) dan diikuti oleh banyak usaha akademisi dan
praktisi dari kaum Muslim lainnya.
Dan kini,
perkembangan keuangan Islam semakin pesat di berbagai belahan dunia Timur dan
Barat, dan semakin diminati oleh banyak orang untuk dipelajari secara lebih
mendalam. Walaupun kenyataannya masih sangat mirip dengan system konvensional
yang ada.
Definisi
Ekonomi dalam Islam menurut Para Ahli :
1. S.M. Hasanuzzaman, “ilmu ekonomi Islam adalah
pengetahuan dan aplikasi ajaran-ajaran dan aturan-aturan syariah yang mencegah
ketidakadilan dalam pencarian dan pengeluaran sumber-sumber daya, guna
memberikan kepuasan bagi manusia dan memungkinkan mereka melaksanakan
kewajiban-kewajiban mereka terhadap Allah dan masyarakat.”
2. M.A. Mannan, “ilmu ekonomi Islam adalah suatu
ilmu pengetahuan social yang mempelajari permasalahan ekonomi dari orang-orang
memiliki nilai-nilai Islam.”
3. Khursid Ahmad, ilmu ekonomi Islam adalah “suatu
upaya sistematis untuk mencoba memahami permasalahan ekonomi dan perilaku
manusia dalam hubungannya dengan permasalahan tersebut dari sudut pandang
Islam.”
4. M.N. Siddiqi, ilmu ekonomi Islam adalah respon
“para pemikir muslim terhadap tantangan-tantangan ekonomi zaman mereka. Dalam
upaya ini mereka dibantu oleh Al Qur’an dan As Sunnah maupun akal dan
pengalaman.”
5. M. Akram Khan, “ilmu ekonomi Islam bertujuan
mempelajari kesejahteraan manusia (falah) yang dicapai dengan mengorganisir
sumber-sumber daya bumi atas dasar kerjasama dan partisipasi.”
6. Louis Cantori, “ilmu ekonomi Islam tidak lain
merupakan upaya untuk merumuskan ilmu ekonomi yang berorientasi manusia dan
berorientasi masyarakat yang menolak ekses individualisme dalam ilmu ekonomi
klasik.”
Perbedaan
Ekonomi Islam Dengan Ekonomi Konvensional.
Krisis
ekonomi yang sering terjadi ditengarai adalah ulah sistem ekonomi konvensional,
yang mengedepankan sistem bunga sebagai instrumen provitnya. Berbeda dengan apa
yang ditawarkan sistem ekonomi syariah, dengan instrumen provitnya, yaitu
sistem bagi hasil. Sistem ekonomi syariah sangat berbeda dengan ekonomi
kapitalis, sosialis maupun komunis. Ekonomi syariah bukan pula berada
ditengah-tengah ketiga sistem ekonomi itu. Sangat bertolak belakang dengan
kapitalis yang lebih bersifat individual, sosialis yang memberikan hampir semua
tanggungjawab kepada warganya serta komunis yang ekstrim, ekonomi Islam
menetapkan bentuk perdagangan serta perkhidmatan yang boleh dan tidak boleh di
transaksikan. Ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesejahteraan bagi
seluruh masyarakat, memberikan rasa adil, kebersamaan dan kekeluargaan serta
mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha.
Dari
tataran konsep system ekonomi islam memang oke, akan tetapi dari sisi
pelaksanannya tidak sebaik konsepnya, apalagi bila disbanding dengan system
yang sudah mapan dalam leteratur Kitab Islam terutama yang dikaji dikalangan
pondok pesantren, khususnya dalam hal perbankkan.
Ciri
Ekonomi Islam
Tidak
banyak yang dikemukakan dalam Al Qur'an, dan hanya prinsip-prinsip yang
mendasar saja. Karena alasan-alasan yang sangat tepat, Al Qur'an dan Sunnah
banyak sekali membahas tentang bagaimana seharusnya kaum Muslim berprilaku
sebagai produsen, konsumen dan pemilik modal, tetapi hanya sedikit tentang
sistem ekonomi. Ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha. Selain itu, ekonomi islam menekankan
empat sifat, yaitu Kesatuan (unity), Keseimbangan (equilibrium), Kebebasan
(free will) dan Tanggungjawab (responsibility)
Prinsip-Prinsip
Ekonomi Islam
Secara
garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip dasar:
1.
Berbagai
sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah swt kepada
manusia.
2.
Islam
mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.
3.
Kekuatan
penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama.
4.
Ekonomi
Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh segelintir orang
saja.
5.
Ekonomi
Islam menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk
kepentingan banyak orang.
6.
Seorang
mulsim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di akhirat nanti.
7.
Zakat
harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab)
8.
Islam
melarang riba dalam segala bentuk.
Sumber
:
http://sabdaislam.wordpress.com/2010/09/17/halal-dan-haram-dalam-agama-islam/
No comments:
Post a Comment