Friday 22 March 2013

XII.2.1 AL QUR'AN TTG PENG. IPTEK, bagian 2

A.     PENGEMBANGAN IPTEK
Dalam era global saat ini, dimana IPTEK seakan menjadi TUHAN nomor DUA khususnya di dunia barat, mengusik kemampuan akal umat Islam untuk juga ikut andil mengembangkannya.
Sebenarnya para pemikir Islam terdahulu sudah tampil dalam hazanah keilmuan bahkan diantara mereka justru menjadi tokoh ilmuan dunia dengan penemuannya yang spektakuler dan menjadi rujukan bahkan pendorong pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di dunia barat.
Para Ilmuan Islam yang sangat terkenal adalah :
1.   Ibnu Sina (980 - 1037) (Avicenna) Disamping mendapat julukan FATHER OF DOKTORS, Ibnu Sina diakui sebagai Filosuf besar yang amat berpengaruh di kalangan Filosuf barat.
2.   Ibnu Rosydi (Averoes, Benroyst, Liversoy) (1026 - 1198 M) Ahli filsafat hingga mendapat julukan “Sang Komentator”. Aliran Filsafat nya  disebut Averoisme inilah yang mengantarkan Eropah ke pintu gerbang Renaissance (abad 15-16).
3.   Ibnu Khaldun (1332 - 1406 M) Beliau merupakan konseptor pertama sejarah.
4.   Abu Raihan Muhammd Al  Baituni (973 - 1048 M). Sebelum Galileo, beliau telah mengemukakan teori tentang bumi berputar sekitar asnya, selanjutnya beliau mengadakan penyelidi­kan tentang kecepatan suara dan cahaya.
5.   Ibnu Yunus  (ALI BEN YOUNIS).Adalah penemu jam ayunan dan jam matahari (Sundial), jadwal waktu (yang menggeser Ptolomeus (Almaqest)).
6.   Hasan Ibnul Haitam. Menulis karyanya mengenai optik yang menjadi dasar bagi Roger Bacon dan Kepler.
7.   AL Khowarizmi, adalah pencipta LOGARITMA (Alqorithm) (berasal dari namanya), ini dianggap dasar asasi dari matematika, beliau menemu­kan Aljabar, Hisabljabar wal muqabalah (the matematic of integra­tion an equation) karangannya, merupakan buku pertama/terutama tentang aljabar yang sampai abad ke XVI, merupakan referensi utama pada universitas-universitas di Eropa.
Beliau juga penemu angka 0 (nol), yang merupakan penentu pesatnya perkembangan dari ilmu pasti dewasa ini. Dua setengah abad sete­lah Islam/Arab menggunakan angka nol barulah bangsa-bangsa barat menggunakannya.
8.   Al Battani (858 - 929 M) adalah penemu Trigonometri (ilmu ukur segitiga). Beliaulah yang pertama menggunakan istilah SINUS san COSINUS. Trigonometri ini disempurnakan oleh Abul Wafa (940 - 998 M), beliau yang pertama menemukan istilah dan rumus sinus, tan­gens, secans dan cosecans.
9.   Jabir bin Huyyan (221 - 782 M) di Eropa dikenal dengan nama GEBER, di dunia diakui sebagai bapak ilmu kimia, penemu dan ahli metallurgi (memasak benda logam).  6 abad kemudian barulah orang barat menemukan ilmunya (sekitar abad XI - XIII), Karya-karya ilmiahnya banyak diterjemahkan oleh Eropa.
Prof. Carra de Vaux menyatakan : sebenarnya orang Islam telah memperoleh kema­juan pesat dalam lapangan ilmu, mereka mengajar kita ilmu berhi­tung, mereka mendapat aljabar dan ilmu pasti, ilmu ukur analitic, mereka pertama kali mendapat ilmu planimetri dan trigonometri, ilmu-ilmu ini belum pernah diketahui oleh orang-orang Yunani sebelumnya.
Fakta di atas telah menjadi bukti, bahwa Islam bukan sekedar mendorong kemajuan IPTEK akan tetapi justru menjadi plopor, coba bayangkan bila ANGKA 0 tidak ditemukan oleh Al Kharizmi, betapa amat sangat sulitnya bila harus menggunakan angka romawi dalam matematik, biologi, kimia dan fisika.
Ingat ! bahwa angka (tulisan) 0,1,2,3 dan seterusnya adalah angka arab (Islam), sedangkan angka (tulisan) 1,2,3,4  justru angka India (Hindi).
Ada empat hadis yang sangat terkenal bila dikaitkan masalah IPTEK ini:  
1.   Hadis yang artinya : “Engkau lebih tahu tentang urusan duniamu”
2.   Hadis yang artinya : “Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina”
3.   Hadis yang artinya : “Menuntut ilmu wajib setiap muslim dan muslimat”
4.   Hadis yang artinya : “Tuntutlah ilmu mulai dari buaian sampai ke lang lahad”

IPTEK silahkan dikembangkan sampai mencapai puncaknya, akan tetapi ada rambu-rambu yang tidak boleh dilanggar, yaitu :
1.   Pengembangan IPTEK harus berujung pada bertambah kuatnya keyakinan akan keberadaan Allah swt, Keesaan dan KekuasaanNya yang pada gilirannya akan meningkatkan ketakwannya pada Allah swt.
2.   Pengembangan IPTEK harus mengarah pada kemaslahatan umum umat manusia sebagai mahluk sosial, mahluk individual dan sebagai mahluk beragama.
Perhatikan sabda Nabi saw. berikut :

مَنْ طَـلَبَ الْعِـــلْمَ لِـيُـــفَاخِــرَ بِـهِ الْعُــلَـمَاءَ أَوْ لِيُــــمَارِئَ بِــهِ السُّفَــهَاءَ أَوْ لِـيَصْـرِفَ وُجُـوْهَ الــنَّاسِ إِلَيْـهِ أَدْخَلَـهُ اللهُ الــنَّارَ (منهاج العابدين)
Artinya  : Barang siapa menuntut ilmu supaya nanti bisa berbangga dihadapan ulama (ilmuwan?) dengan ilmunya, atau supaya dapat menyanggah (membodohi) orang-orang yang bodoh, atau supaya dengan ilmu itu manusia berpaling padanya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam neraka. (dikutip dari kitab Minhajul Abidin)

No comments:

Post a Comment