Saturday, 6 April 2013

XII.2.6 PERKEMBANGAN ISLAM DI DUNIA, bagian 1


A.    ISLAM DI  ASIA
1.    ISLAM DI PAKISTAM                
a.  Islam masuk ke Pakistan
Islam masuk ke Pakistan kira-kira 12 abad sebelum negara itu mendapatkan kemerdekaanya dari Inggris, yaitu ketika  Hajjaj bin Yusuf ( Amir Irak) dengan mendapat persetujuan dari  Khalifah Walid  bin Abdul Malik (705 - 715 M), mengutus  seorang  panglima perang yang masih berumur 17 tahun bernama Muhammad bin Qasim, guna menundukkan penguasa-penguasa di India dan sekitarnya yang lalim terhadapt rakyatnya.
Muhammad bin Qasim berangkat dengan membawa pasukan sekitar 5.000 - 6.000 orang, wilayah pertama yang ditun­dukkan adalah kekuasaan Maharaja Dahar, seorang raja yang sangat terkenal di dekat perbatasan India yang berdekatan dengan daerah Arab, Raja Dahar sendiri kemudian mati terbunuh, dan dengan sebab itu maka negeri Sind, Bairun, dan negeri Rur dapat ditundukkan pula dan menjadi bagian dari wilayah Islam. Muhammad bin Qasim sendiri ditunjuk menjadi Amir yang berkuasa penuh di sana.
b. Perkembangan Islam di Pakistan
Berdirinya negara Pakistan sendiri merupakan bukti keberhasilan perkembangan Islam di daerah ini. Adalah Muhammad Iqbal (1876 - 1938) yang memiliki ide pertama tentang berdirinya negara sendiri yang terpisah dari India, mengingat di India terdiri dari Umat Islam dan Hindu.
Nama Pakistan berasal dari seorang mahasiswa Islam India yang berada di London ; P diambil dari kata Punjab, A dari Afghan, K dari Kashmir, S dari Sindi dan TAN dari Balukhistan.Sumber lain mengatakan berasal dari kata Persia “pak” (suci)  dan  “stan” (negara). Kalau Muhammad  Iqbal sebagai pencetus, sehingga mendapat julukan Bapak Pakistan, maka Muhammad Ali Jinnah (1876 - 1948) mewujudkan cita-cita mendirikan Negara Pakistan menjadi kenyataan.
Pada tahun 1916 dalam kapasitasnya sebagai ketua Liga Muslimin India, Muhammad Ali Jinnah diangkat mejadi Gubernur Jendral pertama dominion Pakistan dan pada tanggal 15 Agustus 1947, barulah Pakistan menjadi negara merdeka dengan bentuk Republik dan Jinnah tetap sebagai Gubernur Jendralnya.
Pada tahun 1916 dalam kapasitasnya sebagai ketua Liga Muslimin India, Muhammad Ali Jinnah diangkat mejadi Gubernur Jendral pertama dominion Pakistan dan pada tahun 1947 tanggal 15 Agustus, barulah Pakistan menjadi negara merdeka dengan bentuk Republik dan Jinnah tetap sebagai Gubernur Jendralnya.
Pada tahun 1971, terjadi perpecahan antara pakistan Timur dan Pakistan barat, yang berakhir dengan pemisahan kekuasaan yaitu Pakistan Timur menjadi negara merdeka dengan nama Bangladesh dengan bentuk Negara Republik Bangladesh, diproklamirkan tanggal 17 April 1971, yang menjadi presiden pertamanya adalah Mujibur Rachman.
Pada tahun 1974, barulah pakistan mengakui kemerdekaan Bangladesh melalui penandatanganan perjanjian antara Pakistan dan Bangla­desh.


2.    ISLAM DI INDIA
a.  Islam masuk ke India
Usaha untuk menundukkan sebagian besar daerah India yang tidak terjangkau oleh Muhammad bin Qasim dan penerusnya, dilanjutkan oleh Sabaktarim (keturunan Turki) yang menjadi penguasa di Ghas­nah (Afghan).Pada sekitar 997 M, Sabaktain dengan sekitar 100.000 pasukannya terdiri dari bangsa Turki dan Afghan, dapat menundukkan lahore, Ajmir, Kanuj, Kaligar dan Delhi. Kemudian pada tahun 1005 M, Mahmud Sabaktakin dapat menundukkan kembali daerah-daerah yang pernah ditundukkan ayahnya, setelah Maharaja-maharajanya mengada­kan persekutuan melawan Mahmud dengan mendapat tambahan daerah Kawaliur dan Ujain. Kemudian Mahmud dapat melebarkan penagruhnya, yaitu : Negarakot pada tahun 1009, Dawab (1014), Kasymir (1021) dan Gujareti pada tahun 1025. Dinasti Ghaznah di India berakhir pada sekitar tahun 1186, dengan meninggalkan berbagai kemajuan di India, yang antara lain dalam bidang ilmu pengetahuan : melahirkan Al-Farabi (filu­suf), Al-Asjudiy (ahli ilmu bumi), Al-Khawarizmi (penemu logaritma) dan Al-Bairuni.

b. Perkembangan Islam di India
Kekuasaan Islam di India mengalami perubahan dari sistim Khalifah kepada sistim kerajaan yang lebih mengarah sifat otokratis, yang berakibat lemahnya pengaruh Islam di India. Pada awal abad ke 18 Kerajaan Islam Mongol di India memasuki masa kemundur­an, kondisi seperti ini berlangsung sampai akhir abad 18, yaitu ketika kompeni Inggris mengambil alih kekuasaan di India.
Situasi mundurnya umat (kekuasaan) Islam itu menyadarkan para ulama’ dan pemikir Islam di India dan kemudian timbullah ide-ide pembaharuan dari mereka tentang masa depan umat Islam (India), ide-ide tersebut secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1.  Pemikiran  yang  beranggapan  bahwa  umat  Islam  harus hidup damai dengan umat Hindu di dalam satu negara yaitu India, yang kemudian tergabung dalam Partai Kongres, bersama golongan nasion­alis lainnya memperjuangkan kemerdekaan India dari kompeni Belanda.
2.  Pemikiran  yang beranggapan bahwa umat Islam India harus memi­liki kekuasaan dan terpisah dari kekuasaan Hindu, golongan ini kemudian tergabung dalam Liga Muslimin, yang merupakan  cikal  bakal  negara   Pakistan  dan  yang  mewujudkan berdirinya negara Islam di India, yaitu Republik Pakistan yang juga merdeka pada tanggal 15 Januari 1947.
Yang  perlu mendapat perhatian khusus adalah bahwa  selama  Islam berkuasa di  India (sebelum kemerdekaan India),  penguasa  Islam tidak  pernah memaksakan agama Islam untuk dipeluk  oleh  rakyat India. Sebagaimana ajaran Rasul, kebebasan beragama tetap dipelihara  dan dihormati, oleh karenanya maka Islam dapat bertahan  di India (pemerintahan Islam) sampai kira-kira 10 abad lamanya.
Peninggalan masa Islam yang sangat terkenal dan memiliki nilai arsitektur kelas tinggi adalah taj Mahal, yang dibangun pada masa pemerintahan Mongol.


3.    ISLAM DI AFGHANISTAN
a.  Islam masuk ke Afghanistan
Pada zaman pemerintahan Khalifah Usman bin Affan (644 - 656 M), tepatnya pada tahun 647 M dilaksanakan dakwah Islam yang pertama ke daerah Afghanistan atau dahulu dikenal dengan nama Khurasan, yang dipimpin oleh sahabat Sa’ad bin Ash dan di antara sahabat lain yang ikut adalah Hudzaifah bin Yaman, hasan bin Abi Thalib, Husen bin Abi Thalib, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, Abdullah bin ‘Amru bin Ash, Abdullah bin Zubair dan lain-lain.
Kegiatan sampai di negeri Thabristan terjadi peperangan dengan penduduk setempat yang kemudian dimenangkan oleh rombongan Sa’ad bin Ash. Dan sejak itulah Islam berkembang di Afghanistan sampai sekarang. Kemenangan di Thabristan ini membuka jalan memudahkan masuk ke Khurasan, pada dewasa ini Khurasan sebelah timur masuk wilayah Afghanistan.

b. Perkembangan Islam di Afghanistan
Sejak Islam masuk di Afghanistan, berbagai kerajaan Islam pernah berkuasa di daerah ini akan tetapi kebanyakan menjadikan Afgha­nistan sebagai daerah bagian dari kekuasaan yang berada di luar Afghanistan, sedangkan yang berpusat di Afghanistan antara lain :
1.  Zaman Pemerintahan Ahmad Syah Baba (1747 - 1773)
Ahmad Syah Baba (pribumi Afghan) memiliki nama asal Ahmad Durra­mi, mendapat sebutan Baba karena beliau  terkenal  sangat  kasih  terhadap  rakyatnya.  Pada  masa  inilah  Afghanistan  memisahkan diri dari kekuasaan/pengaruh  Iran.  Ibukota  Afghanistan  saat  itu adalah Kandahar. Beliaulah arsitek Afghanistan  merdeka, dan ketika beliau meninggal pada tahun 1773 M, lalu diganti oleh putranya yang bernama Timut. Timurlah yang memerintah ibukota dari Kandahar ke kota Kabul.
2.  Dust Muhammad Chan (antara tahun 1830 - 1863)
Dust adalah seorang pahlawan perang dari kabilah Durrani yang merebut kekuasaan di Afghanistan, akibat raja keturunan Durrani (Sudja’ul Mulk) minta perlindungan Inggris untuk menduduki tah­tanya kembali dan berakibat masuknya tentara Inggris ke Afhganistan sekitar tahun 1838 - 1839 M.
Pada  tahun  1841  terjadi  pengusiran  terhadap kuasa Inggris di Kabul (sebagian terbunuh) yang berlanjut dengan peperangan besar dengan kekuatan 17.000 pasukan Inggris dan hanya sekitar 4.000 - 5.000 pasukan Dust. Perang ini dimenangkan Dust dan Inggris  mengakui  kedaulatan  Afghanistan  dengan  rajanya  Dust Muhammad Chan. Dust dianggap sebagai pendiri Afghanistan, beliau mangkat tahun 1863 M.
Pada tahun 1878 untuk yang kedua kalinya Inggris memasuki Afghanistan dan cukup berhasil menekan raja yang disukungnya, akan tetapi pada tahun 1880 M terpaksa Inggris menerima syarat untuk menarik semua tentaranya dari Afghan. Begitulah, Inggris tidak pernah bosan untuk mencoba menguasai Afghanistan. Afghanistan menjadi Republik pada tahun 1973, yaitu tatkala Muhammad Daud menggulingkan sepupunya Muhammad Zahir Syah yang menjadi raja di Afghanistan sejak tahun 1933, dan beliaulah yang menjadi Presiden Republik Afghanistan yang pertama.
Seorang tokoh kelahiran Afghanistan yang dianggap tokoh pembaharu dan terkenal di kalangan pemikir modern setelah abad 18 sampai sekarang adalah Jamaluddin Al Afghani, akan tetapi sebagian ulama’ menganggap terlalu apriori dan kurang memperhatikan kondisi dan adat istiadat.

No comments:

Post a Comment