AL
QUR'AN SURAT
AL
ISRA' AYAT 26-27 DAN AL BAQARAH 177
وَآتِ
ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِ وَلاَ تُبَذِّرْ
تَبْذِيْراً . إِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُواْ إِخْوَانَ الشَّيَاطِيْنِ وَكَانَ
الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُوْرًا. الاسـراء :
26-27
لَّيْسَ
الْبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمْ قِــبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ
وَلَـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلآئِكَةِ
وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَـلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُــرْبَى
وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِــيْلِ وَالسَّآئِلِــيْنَ وَفِي
الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِـمْ
إِذَا عَاهَدُواْ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاء والضَّرَّاء وَحِيْنَ الْبَأْسِ
أُولَـئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ. البقرة : 177
B. PETUNJUK MEMBACA AL
QUR'AN
a.
Harus suci dari najis dan hadas (punya
wudhu dan tidak sedang junub)
b.
Berpakaian yang rapi / menutup aurat
c.
Duduk yang baik / sopan, diusahakan
menghadap kiblat
d. Al Qur’an dipegang
tangan kanan atau diletakkan di dampar ( jangan diletakkan di lantai ketika
posisi duduk di lantai)
e.
Ketika akan membaca Al Qur'an dari awal
surat, maka terlebih dahulu membaca Ta'awwudz dan Basmalah, sedangkan bila
tidak dari awal surat, maka cukup dengan hanya membaca Ta'awwudz saja tanpa
Basmalah.
C. TAJWID
b. MAD FAR’I
MAD FAR’I ( مَــدْ فـــرعى ) adalah mad yang
harus dibaca lebih panjang dari MAD THABI’I karena bertemu dengan hamzah, sukun
dan atau tasydid. Mad Far’i ini
terdiri dari 10 yaitu:
1. MAD
WAJIB MUTTASHIL
Disebut MAD WAJIB MUTTASHIL ( مــد واجــب مــتصـل ) karena ada mad
thabi’i diikuti (bertemu) dengan HAMZAH dalam satu kalimat (kata).
Cara membacanya harus dipanjangkan
2 1/2 alif ( 5 harokat ).
N
O
|
KALIMAT
|
CARA MEMBACA
|
KETERANGAN
|
1
|
سَـــوَ اء
|
Sawaaaaa-un
|
WA, MA dan JA dipanjangkan 5 atau 6 harokat karena
berada dalam satu kata
|
2
|
مَـــآءٌ
|
Maaaaa-un
|
|
3
|
جَــآء
|
Jaaaaa-a
|
2. MAD
JAIZ MUNFASHIL
Disebut MAD JAIZ MUNFASHIL ( مــدجــائــز مُـنـفصل ) karena ada mad thabi’i diikuti (bertemu) dengan
HAMZAH dilain kalimat (kata).
Cara membacanya agar
dipanjangkan 2 1/2 alif ( 5 harokat ) atau satu alif ( 2 harokat ), dan yang
lebih baik 5 harokat
N
O
|
KALIMAT
|
CARA
MEMBACA
|
KETERANGAN
|
1
|
انـآ اعــطـيْنـك
|
Innaaaaa – a'thaynaka
|
NA, LU dan FA dipanjangkan 5 harokat karena bertemu hamzah dalam dua kalimat
(kata)
|
2
|
قــالـوآ امـَــــنا
|
Qaaluuuuu Aamannaa
|
|
3
|
فِـى ا مْــرنـا
|
Fiiiii amrinaa
|
3. MAD
SHILAH THAWILAH
Disaebut MAD SHILAH, yaitu
apabila ada HA’ Dhmma ( HU ) dan HA’ Kasro ( HI ), terletak diantara dua huruf hidup. MAD SHILAH
dibagi dua yaitu :
1. MAD SHILAH QASHIRAH (dijelaskan dalam Mad
Ashli)
2. MAD SHILAH THAWILAH
Mad Shilah Thawilah yaitu apabila ada MAD SHILAH diiringi atau bertemu
dengan huruf HAMZAH dalam satu kalimat, maka hukum bacaannya disebut MAD SHILAH
THAWILAH ( مـد
صـلـه طويـلـة ).
Cara membacanya
harus dipanjangkan 2½ alif (5 harokat)
N
O
|
CONTOH KALIMAT
|
CARA MEMBACA
|
1
|
ان مـالـــه اخــلـده
|
LaHUUUUUU
Akhladah
HU, dipanjangkan 2½ alif (5 harokat)
|
2
|
مـندونــه الــها
|
MinduniHIIIIII Ilaahan
HI, dipanjangkan 2½ alif (5
harokat)
|
3
|
عـنده الا
|
InndaHUUUUUU Illa
HU, 2½ alif (5 harokat)
|
4. MAD
ARIDL LIS SUKUN
Apabila ada huruf MAD yang diiringi sukun (huruf mati), karena ada waqaf
atau dibaca waqaf, maka hukum bacaannya disebut MAD ARIDL LIS SUKUN
(مـدعـرض للسّكو ن )
Cara membacanya sebagai berikut :
a.
Dibaca biasa seperti Mad Thabi'i ( 2 harokat )
b. Dibaca
sedang dengan panjang 4 harokat
c.
Dibaca sepanjang 2½ alif (5
harokat) ini lebih utama.
N
O
|
KALIMAT
|
CARA
MEMBACA
|
KETERANGAN
|
1
|
تــفـلـحُـوْ نَ
|
HUUN dibaca panjang
|
Boleh dipajangkan dua harokat (satu
alif) atau 4 harokat dan atau yang lebih utama 5 harokat
|
2
|
يـعــمـلـو نَ
|
LUUN dibaca panjang
|
|
3
|
حـسَــابٌ
|
SAAB dibaca panjang
|
D. ARTI
AYAT
Artinya : Dan
berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin
dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah
saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.
Al Isro' : 26 - 27
Artinya : Bukanlah
menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang
memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan)
hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang
menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang
benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. Al Baqarah : 177
E. KANDUNGAN SURAT AL
ISRA' AYAT 26-27
Dalam
Al Qur’an dan Tafsirnya (oleh Proyek Pengadaan Kitab Suci Al Qur’an DEPAG RI
1984/1985 antara lain dijelaskan bahwa maksud surat Al Isra' Ayat 26-27 adalah
a. Allah swt. memerintahkan kepada kaum muslimin
agar menunaikan hak-hak keluarga dekatnya, orang miskin dan orang-orang yang
dalam perjalanan. Hak-hak yang harus ditunaikan yaitu :
1. Mempererat
tali persaudaraan dan hubungan kasih sayang
2. Mengunjungi
rumahnya dan bersikap sopan santun
3. Membantu
mengurangi penderitaan yang mereka alami
4. Bila
ada diantara mereka DARI KELUARGA DEKAT atau
miskin memerlukan biaya perjalanan, maka hendaknya dibantu secukupnya.
b. Allah melarang kaum muslimin membelanjakan
harta secara boros, larangan ini bertujuan agar kaum muslimin mengatur
keuangannya secara cermat dan proporsional, tidak menggunakan hartan dalam
kema’siyatan dan atau berbelanja diluar batas keperluan akan tetapi tidak boleh
terlalu perhitungan (kikir)
c. Dalam ayat lain disebutkan :
والذيْـنَ اذا انـفقـُـوْا لـمْ
يُسْـــــــرِفُوْا وَلَـمْ يَـقْـــــــــتُـرُوا وَكانَ بــينَ ذلكَ قَــــــــــوَامًا
Artinya : Dan
orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan,
dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara
yang demikian. Al Furqan 67
F. KANDUNGAN SURAT AL
BAQARAH 177
Dalam Tafsir Al
Maroghi dijelaskan tentang maksud dari Surat Al Baqarah 177 yang intinya bahwa kalau hamba Allah swt. hanya menghadapkan muka ke timur atau ke barat tidaklah
mengandung nilai ibadah (kebajikan) akan tetapi kebajikan yang sesungguhnya
adalah :
1. Prilaku yang
mencerminkan nilai-nilai keimanan kepada Allah swt, Hari Kiamat, Malaikat,
Kitab dan Nabi.
2. Mengeluarkan
harta benda yang dicintainya kepada yang membutuhkan, yaitu kerabat dekat, anak
yatim, fakir miskin, ibnu sabil (orang yang sedang dlam perjalan jauh karena
Allah swt.), peminta-minta dan untuk keperluan membebaskan budak dan menebus
tawanan.
3. Mendirikan
shalat 5 waktu dengan khusyu’, mengeluarkan zakat wajib, menepati janji bila
telah mengikat janji dan bersikap sabar ketika tertimpa kesulitan ekonomi atau
tertimpa mushibah dan atau ketika berada dalam peperangan.
4. Bila seseorang
dapat melaksanakan 3 hal tersebut di atas maka merekalah yang tergolong
orang-orang yang benar-benar mengaku beriman benar-benar bertakwa atau berbuat
kebajikan.
G. KESIMPULAN
Dari dua ayat di atas jelaslah bahwa menyantuni kaum
dhu’afa’ (lemah dari sisi ekonomi atau dalam kesulitan) merupakan perintah Al
Qur’an, bahkan hal ini menjadi persyaratan yang harus dipenuhi agar seseorang
termasuk dalam golong orang-orang yang benar-benar mengaku beriman benar-benar
bertakwa atau berbuat kebajikan.
No comments:
Post a Comment