Tuesday, 4 December 2012

XI.1.2 AL QURAN TTG SANTUN THDP KAUM DHUAFA'


AL QUR'AN SURAT
AL ISRA' AYAT 26-27 DAN AL BAQARAH 177
A.   MEMBACA DENGAN BAIK / BENAR AL QUR'AN SURAT AL ISRA AYAT 26–27 DAN AL-BAQARAH AYAT 177
وَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِ وَلاَ تُبَذِّرْ تَبْذِيْراً . إِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُواْ إِخْوَانَ الشَّيَاطِيْنِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُوْرًا.   الاسـراء  :  26-27
لَّيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمْ قِــبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلآئِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَـلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُــرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِــيْلِ وَالسَّآئِلِــيْنَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِـمْ إِذَا عَاهَدُواْ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاء والضَّرَّاء وَحِيْنَ الْبَأْسِ أُولَـئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ. البقرة : 177



B.   PETUNJUK MEMBACA AL QUR'AN
a.     Harus suci dari najis dan hadas (punya wudhu dan tidak sedang junub)
b.     Berpakaian yang rapi / menutup aurat
c.     Duduk yang baik / sopan, diusahakan menghadap kiblat
d.     Al Qur’an dipegang tangan kanan atau diletakkan di dampar ( jangan diletakkan di lantai ketika posisi duduk di lantai)
e.     Ketika akan membaca Al Qur'an dari awal surat, maka terlebih dahulu membaca Ta'awwudz dan Basmalah, sedangkan bila tidak dari awal surat, maka cukup dengan hanya membaca Ta'awwudz saja tanpa Basmalah.
C.   TAJWID
b.   MAD FAR’I                 
MAD FAR’I  ( مَــدْ فـــرعى  ) adalah mad yang harus dibaca lebih panjang dari MAD THABI’I karena bertemu dengan hamzah, sukun dan atau tasydid. Mad Far’i ini terdiri dari 10 yaitu:
1.  MAD WAJIB MUTTASHIL 
Disebut MAD WAJIB MUTTASHIL ( مــد واجــب مــتصـل  ) karena ada mad thabi’i diikuti (bertemu) dengan HAMZAH dalam satu kalimat (kata).
Cara membacanya harus dipanjangkan 2 1/2 alif ( 5 harokat ).
N
O
KALIMAT
CARA MEMBACA
KETERANGAN
1
سَـــوَ اء
Sawaaaaa-un
WA, MA dan JA dipanjangkan 5 atau 6 harokat karena berada dalam satu kata
2
مَـــآءٌ
Maaaaa-un
3
جَــآء
Jaaaaa-a
2.  MAD JAIZ MUNFASHIL
Disebut MAD JAIZ MUNFASHIL ( مــدجــائــز مُـنـفصل  ) karena ada mad thabi’i diikuti (bertemu) dengan HAMZAH dilain kalimat (kata).
Cara membacanya agar dipanjangkan 2 1/2 alif ( 5 harokat ) atau satu alif ( 2 harokat ), dan yang lebih baik 5 harokat
N
O
KALIMAT
CARA MEMBACA
KETERANGAN
1
انـآ اعــطـيْنـك
Innaaaaa – a'thaynaka
NA, LU dan FA dipanjangkan 5 harokat karena bertemu hamzah dalam dua kalimat (kata)
2
قــالـوآ امـَــــنا
Qaaluuuuu Aamannaa
3
فِـى ا مْــرنـا
Fiiiii amrinaa
3.   MAD SHILAH THAWILAH
Disaebut  MAD SHILAH, yaitu apabila ada HA’ Dhmma ( HU ) dan HA’ Kasro ( HI ), terletak diantara dua huruf hidup. MAD SHILAH dibagi dua yaitu :
1.   MAD SHILAH QASHIRAH (dijelaskan dalam Mad Ashli)
2.   MAD SHILAH THAWILAH
Mad Shilah Thawilah yaitu apabila ada MAD SHILAH diiringi atau bertemu dengan huruf HAMZAH dalam satu kalimat, maka hukum bacaannya disebut MAD SHILAH THAWILAH  (  مـد صـلـه طويـلـة   ).
Cara membacanya harus dipanjangkan 2½  alif (5 harokat)
N
O
CONTOH KALIMAT
CARA MEMBACA
1
ان مـالـــه اخــلـده
LaHUUUUUU Akhladah
HU, dipanjangkan 2½  alif (5 harokat)
2
مـندونــه الــها
MinduniHIIIIII Ilaahan
HI, dipanjangkan 2½  alif (5 harokat)
3
عـنده الا
InndaHUUUUUU Illa
HU, 2½  alif (5 harokat)
4.   MAD ARIDL LIS SUKUN
Apabila ada huruf MAD yang diiringi sukun (huruf mati), karena ada waqaf atau dibaca waqaf, maka hukum bacaannya disebut MAD ARIDL LIS SUKUN
(مـدعـرض للسّكو ن )
Cara membacanya sebagai berikut :
a.  Dibaca biasa seperti Mad Thabi'i ( 2 harokat )
b.  Dibaca sedang dengan panjang 4 harokat
c.  Dibaca sepanjang 2½  alif (5 harokat)  ini lebih utama.

N
O
KALIMAT
CARA MEMBACA
KETERANGAN
1
تــفـلـحُـوْ نَ
HUUN dibaca panjang
Boleh dipajangkan dua harokat (satu alif) atau 4 harokat dan atau yang lebih utama 5 harokat
2
يـعــمـلـو نَ
LUUN dibaca panjang
3
حـسَــابٌ
SAAB dibaca panjang




D.   ARTI AYAT
Artinya :  Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. Al Isro' : 26 - 27
Artinya : Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. Al Baqarah : 177

E.   KANDUNGAN  SURAT AL ISRA' AYAT 26-27

Dalam Al Qur’an dan Tafsirnya (oleh Proyek Pengadaan Kitab Suci Al Qur’an DEPAG RI 1984/1985 antara lain dijelaskan bahwa maksud surat Al Isra' Ayat 26-27 adalah
a.   Allah swt. memerintahkan kepada kaum muslimin agar menunaikan hak-hak keluarga dekatnya, orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Hak-hak yang harus ditunaikan yaitu :
1.   Mempererat tali persaudaraan dan hubungan kasih sayang
2.   Mengunjungi rumahnya dan bersikap sopan santun
3.   Membantu mengurangi penderitaan yang mereka alami
4.   Bila ada diantara mereka DARI KELUARGA DEKAT atau miskin memerlukan biaya perjalanan, maka hendaknya dibantu secukupnya.
b.   Allah melarang kaum muslimin membelanjakan harta secara boros, larangan ini bertujuan agar kaum muslimin mengatur keuangannya secara cermat dan proporsional, tidak menggunakan hartan dalam kema’siyatan dan atau berbelanja diluar batas keperluan akan tetapi tidak boleh terlalu perhitungan (kikir)
c.   Dalam ayat lain disebutkan :
والذيْـنَ اذا انـفقـُـوْا لـمْ يُسْـــــــرِفُوْا وَلَـمْ يَـقْـــــــــتُـرُوا وَكانَ بــينَ ذلكَ قَــــــــــوَامًا
Artinya : Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. Al Furqan 67

F.   KANDUNGAN  SURAT AL BAQARAH 177

Dalam Tafsir  Al Maroghi dijelaskan tentang maksud dari Surat Al Baqarah 177 yang intinya bahwa kalau hamba Allah swt. hanya menghadapkan muka ke timur atau ke barat tidaklah mengandung nilai ibadah (kebajikan) akan tetapi kebajikan yang sesungguhnya adalah :
1.   Prilaku yang mencerminkan nilai-nilai keimanan kepada Allah swt, Hari Kiamat, Malaikat, Kitab dan Nabi. 
2.   Mengeluarkan harta benda yang dicintainya kepada yang membutuhkan, yaitu kerabat dekat, anak yatim, fakir miskin, ibnu sabil (orang yang sedang dlam perjalan jauh karena Allah swt.), peminta-minta dan untuk keperluan membebaskan budak dan menebus tawanan.
3.   Mendirikan shalat 5 waktu dengan khusyu’, mengeluarkan zakat wajib, menepati janji bila telah mengikat janji dan bersikap sabar ketika tertimpa kesulitan ekonomi atau tertimpa mushibah dan atau ketika berada dalam peperangan.
4.   Bila seseorang dapat melaksanakan 3 hal tersebut di atas maka merekalah yang tergolong orang-orang yang benar-benar mengaku beriman benar-benar bertakwa atau berbuat kebajikan. 

G.  KESIMPULAN
Dari dua ayat di atas jelaslah bahwa menyantuni kaum dhu’afa’ (lemah dari sisi ekonomi atau dalam kesulitan) merupakan perintah Al Qur’an, bahkan hal ini menjadi persyaratan yang harus dipenuhi agar seseorang termasuk dalam golong orang-orang yang benar-benar mengaku beriman benar-benar bertakwa atau berbuat kebajikan. 

No comments:

Post a Comment