AL QUR'AN TENTANG
TAAT ATURAN, TANGGUNG JAWAB, KOMPETITIF DALAM
KEBAIKAN DAN KERJA KERAS, 7
ETOS KERJA
SIKAP KERJA KERAS
Bekerja adalah bagian pokok
dari hidup, hidup untuk bekerja dan bekerja untuk hidup, bekerja secara umum
adalah semua aktifitas manusia untuk memperoleh/mencapai sesuatu. Allah swt.
swt. menciptakan alam ini untuk manusia, dan diantara tugas manusia adalah
untuk menjadi khalifah.
وَإِذْ
قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ : ٢:٣٠
Artinya :
“Ingatlah tatkala Tuhanmu
berfirman kepada malaikat, sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah
dimuka bumi”. QS. Al Baqarah : 30
Khalifah mengandung arti : pemimpin, mengolah, pemanfaat dan
pelestari alam, fungsi manusia untuk mengolah dan melestarikan alam inilah yang
mengharuskan untuk bekerja keras, sebab sebagian potensi alam baru dapat
dimanfaatkan secara optimal bila telah diolah oleh manusia (dikerjakan).
Firman Allah swt. swt. :
ارْكُضْ
بِرِجْلِكَ ۖ هَٰذَا مُغْتَسَلٌ بَارِدٌ وَشَرَابٌ : ٣٨:٤٢
Artinya
“(Allah swt. berfirman) :
“Hantamkanlah kakimu ; inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum”. QS. Shad :
42
Dalam hadis disebutkan :
اِعْمَلْ لِدُنْيَاكَ كَأَنَّكَ تَعِيْشُ
اَبَدًا وَاعْمَلْ لِاخِرَتِكَ كَأَنَّكَ تَمُوْتُ غَدًا رواه
البيهقى
Artinya
“Bekerjalah untuk duniamu
seolah-olah kamu akan hidup selama-lamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu
seolah-olah kamu akan mati besok pagi”.QS. HR. Al Baihaqi
Menurut Imam Ghazali, maksud
dari hadis ini yaitu : Karena waktu hidup masih panjang maka dalam bekerja
biasa-biasa saja (tidak perlu menghabiskan waktu dan tenaga), tapi dalam
beribadah harus serius karena akan mati besok.
Tidak sesuatupun dapat
dihasilkan tanpa usaha yang sungguh-sungguh, semua Nabi adalah pekerja, Nabi
Daud AS. adalah pandai besi, Nabi Zakariya adalah tukang kayu.
كَانَ زَكَـــرِيَّـا نَـجَّـارًا رواه مسلم و ابن ماجه عن ابى هـريـرة
Artinya
“Nabi Zakariya adalah tukang
kayu”. HR. Muslim dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah
Nabi Muhammad saw. adalah
penggembala dan pedagang yang serius. Pepatah mengatakan, “Siapa yang
bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil”.
Dalam belajarpun syarat mutlak untuk berhasil adalah dengan kesungguhan
(berusaha keras lahir bathin).
PRODUKTIFITAS KERJA
Tujuan utama dalam bekerja
adalah untuk menghasilkan/memperoleh sesuatu, guna memperoleh hasil yang
optimal maka diperlukan beberapa persyaratan antara lain. :
a. Semangat tinggi dan kerja keras, memiliki semangat yang
tinggi untuk berhasil.
b. Profesional, memiliki pengetahuan dan menguasai bidang
kerjanya .
c. Tekun dalam bekerja, tidak mudah putus asa, terus mencoba
untuk menuju sukses.
MEMACU PERUBAHAN SOSIAL UNTUK
KEMAJUAN
Kesempurnaan Islam sebagai
rahmat alam semesta terletak pada keluasaan dan kesempurnaan ajarannya, agama
mengisyaratkan keharusan adanya perubahan dan kemajuan disegala aspek
kehidupan, banyak ayat Al Qur ‘an yang menggugah agar manusia selalu
menggunakan fikirannya.
Adanya prinsip
tolong-menolong untuk kebaikan menjadi dasar dari perubahan sosial masyarakat
Islam. Dalam Al Qur’an disebutkan :
وَتَعَا وَنُـوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى
وَلاَ تَعَاوَنُـوْا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانْ. المائــدة : 2
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ
وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ
إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ : ٥:٢
Artinya
“Dan tolong-menolong kamu dalam kebajikan dan taqwa dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”. QS. Al Maidah : 20
Manusia adalah makhluk
dinamis yang selalu berkembang, untuk itu Nabi saw. bersabda :
اَنْـتُمْ
اَعْـلَمُ بِأُمُـوْرِ دُنْـيَـاكُـمْ
رواه مسلم
Artinya
“Kamu sekalian lebih mengetahui urusan-urusan duniamu”. HR.
Muslim
اِغْتَنِمْ
خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ
وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ
مَوْتِكَ
Hadis Nabi tentang "lima
perkara sebelum lima perkara" itu memiliki maksud supaya kita
mempergunakan waktu dan kesempatan dengan sebaik-baiknya, sebelum
hilangnya kesempatan tersebut. Hadits tersebut diriwayatkan Imam Hakim dalam
kitab Al Mustadrok.
Lima perkara tersebut adalah
sebagai berikut:
1.
"Masa Muda Engkau Sebelum Datangnya Hari Tua". Masa muda hendaklah dipergunakan
sebaik-baiknya untuk mencapai kebaikan, kesuksesan, dan keberhasilan, karena
masa mudalah kita mempunyai ambisi, keinginan dan cita-cita yang ingin kita
raih, bukan berarti masa tua menghalangi kita untuk tetap berusaha mencapai
keinginan kita, tapi tentulah usaha masa tua akan berbeda halnya dengan usaha
saat kita masih muda. Maka dari itu masa muda hendaklah diisi dengan berbagai
kegiatan yang bermanfaat hingga tidak menyesal di kemudian hari.
2.
"Masa
Sehat
Engkau Sebelum Dilanda Sakit". Hal
ini juga anjuran agar kita senantiasa waspada pada segala kemungkinan yang
sifatnya diluar prediksi manusia, seperti halnya sakit. Sakit disini bukan
sebatas sakit jasmani, tapi juga sakit rohani. Maka ketika kita sehat
jasmani-rohani, hendaknya kita senantiasa mempergukannya untuk hal-hal yang
bermanfaat tanpa mengulur-ngulur waktu.
3.
"Masa
Kaya
Engkau Sebelum Masa Miskinmu". Tidak
terlalu jauh berbeda dari penjelasan di atas, ketika kekayaan ada pada kita,
baik itu berupa materi atau lainnya, maka hendaknya kita memanfaatkannya
sebaik-baiknya, jangan menghambur-hamburkan.
4.
"Masa
Luang Engkau
Sebelum Datangnya Waktu Sibuk".
Disini kita dianjurkan untuk menghargai waktu, agar bisa diisi dengan hal-hal
yang bermanfaaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Misalnya, menengok
saudara ketika ada kesempatan sebelum kesibukan menghampiri kita, hingga tidak
sempat lagi untuk sekedar mengunjungi kerabat.
5.
"Masa
Hidup
Engkau Sebelum Datangnya Saat Kematian".
Yang terakhir ini merupakan cakupan dari empat hal diatas. Ketika kita diberi
kehidupan maka hidup yang diberikan pada kita itu sebenarnya merupakan
kesempatan yang tiada duanya. Karena kesempatan hidup tidak akan datang untuk
kedua kalinya. Kehidupan harus dijalani sesuai tuntutan kemaslahatannya.
No comments:
Post a Comment