B.
RIDHA
1. Pengertian Ridha
Untuk memahami betul maksud dari ridha atau rela ini,
perhatikan terlebih dahulu firman Allah swt. dan hadis Nabi saw. berikut
الْيَــــــوْمَ
أَكْـــــمَلْتُ لَكُمْ دِيْـــــــنَكُمْ
وَأَتْمَمْتُ عَلَـــــــــيْكُمْ نِعْمَـــــتِي وَرَضِيتُ
لَكُمُ الإِسْـــــــلاَمَ دِيـــــناً فَــــمَنِ اضْــــــطُــرَّ فِي مَـخْمَصَـــــــةٍ
غَـــــــيْرَ مُتَـــجَانِــــــفٍ لإِثْــمٍ فَإِنَّ اللّهَ غَفُـــــوْرٌ رَّحِــــــــــيْمٌ.
ألمـائدة :3
Artinya : Pada hari
ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi
agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat
dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS Almaidah 3
قَالَ
اللّهُ هَــــــذَا يَـوْمُ يَـنْـفَـــــعُ الصَّادِقِـــــــيْنَ صِدْقُـــــهُمْ
لَــهُمْ جَــنَّاتٌ تَجْـــــــرِي مِن تَحْــتِــــهَا الأَنْـــهَارُ خَالِـــدِيْنَ
فِيْــــــــــهَا أَبَــــداً رَّضِيَ اللّهُ
عَنْـــــهُمْ وَرَضُــواْ عَــــــنْهُ ذَلِكَ
الْفَـــــوْزُ الْعَظِـــــــيْــــــــــــــــمُ. ألمـائدة
:119
Artinya : Allah
berfirman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfa`at bagi orang-orang yang
benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir
sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling
besar". QS Almaidah 119
رِضَــــــا اللهِ فِى رِضَــــا
الْـــــــوَ الِدَيْنِ وَسُخْـــــــطُ اللهِ
فِى سُـــــخْطِ الْـــــوَالِدَيْنِ. إرشاد
العباد
Artinya : Ridha Allah itu tergantung pada ridha kedua orang tua, dan murka Allah juga tergantung
pada murka kedua orang tua
Dari firman Allah swt. dan sabda Nabi saw. diatas ridha diartikan sebagai
kerelaan satu pihak dengan pihak lain baik terkait hak dan kewajiban antara
keduanya maupun hal-hal lain yang terkait hubungan keduanya baik secara
individu maupun kelompok.
2. Ridha antara Allah swt. dan hambanya.
a. Ridha Allah swt.
kepada hambanya, berarti Allah swt. telah merelakan apapun yeng terjadi pada
hamba tersebut, umpama hamba itu sebenarnya masih memiliki dosa maka telah
direlakan atau diampuni oleh Allah swt. seperti tergambar dalam surat Al Maidah
ayat 3, dengan firman Allah swt. “Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan
tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Disini sebenarnya Allah swt. menggunakan hukum Kasih
Sayang (RAHMAT) kepada hambanya, bukan hukum keadilah, sebab dalam konteks RIDHA ini, didalamnya tersimpul kecintaan, ampunan, kasih
sayang dan senyum Allah swt. serta segala yang terkait dengan cinta dan kasih
sayang Allah swt. kepada hambaNya.
Perhatikan hadis
berikut.
لَـمَّا قَضَى اللهُ الْخَلْقَ
كَتَبَ كِتَابًا فَهُوَ عِنْدَهُ فَوْقَ عَرْشِهِ: اِنَّ رَحْمَـــــــتِىْ
سَـــبَــقَتْ غَضَـــبِىْ وفى رواية اِنَّ رَحْمَـــــــــتِىْ غَلَـبَتْ
غَضَــــــــبِىْ. رواه الشـــيخان وابن ماجــــــه
Artinya : Tatkala Allah swt.telah selesai mencipta
semua makhluk kemudian menulis tulisan yang ada di atas arsy “Sesungguhnya
rahmatKu (kasih sayangku) mendahului murkaKu” dalam riwayat lain “Sesungguhnya
rahmatKu mengalahkan murkaKu”. HR Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah.
b. Ridha hamba
kepada Allah swt. sebagai Tuhannya.
Ridha hamba kepada Allah swt, tersimpul di dalamnya
kepasrahan, penyerahan, kepatuhan, keyakinan yang total, keikhlasan dan kecintaan
hamba kepada Allah swt. yang kemudian sangat berdampak positif terhadap
kwalitas ketakwaannya kepada sang Sutradara Agung Allah swt. Oleh karenanya
maka ridha kepada Allah swt. minimal dalam dua hal yaitu :
1). Ridha terhadap
segala perintah dan larangan Allah swt. (agama) seingga seseorang akan memiliki
loyalitas yang tinggi dalam bertakwa, baik dalam arti beribadah maupun dalam
hal menjauhi sejauh-jauhnya segala sesuatu yang dilarang oleh Allah swt.
2). Ridha dalam
menerima segala keputusan Allah swt. baik yang menyenangkan atau tidak, dalam
satu hadis qudsi dinyatakan :
مَنْ لَـــمْ يَــــــــرْضَ بِقَــــــــــضَائِــــــيْ وَلَــمْ يَصْــــــبِرْ
عَلَى بَـــــــــــلائِيْ وَلَــــمْ يَشْكُـــــــرْ عَلَى نَعْـــــمَائِــيْ
فَلْيَـتَّــخِــــذْ إِلَـــــــهًا سِــــــــوَائِيْ
Artinya : Barang siapa yang tidak RIDHA terhadap qadla (ketentun)Ku, dan tidak bersabar
menghadapi BALA’ (cobaan)Ku dan tidak bersyukur atas nikmatKu, maka sebaiknya
ia menjadikan tuhan selainKu.
Seorang ulama’ shufi perempuan pernah mengatakan “ aku rela
Kau campakkan aku ke nerakaMu, asal dapat membuatMu senyum”
3. Ridha Antara
Sesama Manusia.
Prinsip-prinsip hubungan antara sesama manusia antara
lain :
وَتَعَاوَنُواْ
عَلَى الْـبِرِّ وَالتَّـقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُواْ عَلَى الإِثْـمِ وَالْعُـدْوَانِ
وَاتَّــقُواْ اللّهَ إِنَّ اللّهَ شَــــــدِيدُ الْعِــــــقَابِ. المائدة
:2
Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
amat berat siksa-Nya.QS Al Maidah : 2
إِنَّمَا الْمُـــــــــــؤْمِنُونَ
إِخْــــــــــــــوَةٌ فَأَصْلِــــــــــحُوا بَيْنَ أَخَـــــــــــوَيْكُمْ
وَاتَّـــــــــــــــــقُوا اللَّهَ لَعَـلَّكُـــــمْ تُـرْحَمُــــــــــــــــــــــــوْنَ.
الحجرات:10
Artinya : Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah
bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada
Allah supaya kamu mendapat rahmat. QS Al Hujurat : 10
يَاأَيُّهَاالَّذِينَ آمَــنُوا لا
يَسْخَــــرْ قَـــومٌ مِّن قَـــوْمٍ عَسَى أَن يَكُـوْنُوا خَـــــيْراً مِّنْـــــــهُمْ
وَلَا نِـــــــسَاءٌ مِّن نِّـــــسَاءٍ عَسَى أَن يَكُنَّ خَــيْراً مِّنْهُـــــنَّ
وَلا تَلْمِـــزُوا أَنْــفُسَكُمْ وَلا تَــــنَابَــــزُوا بِالأَلْــــقَابِ
بِئْـسَ الاِسْـــمُ الْفُــسُوقُ بَــــعْدَ الإِيمَــانِ وَمَن لَّمْ يَتُبْ
فَأُوْلَــــــئِكَ هُمُ الـظَّالِـــــمُوْنَ. الحجرات:11
Artinya : Hai orang-orang yang beriman janganlah
suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang
diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula
wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi
wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang
mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu
panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka
mereka itulah orang-orang yang zalim. QS Al Hujurat : 11
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اجْتَنِـــــــــبُوا كَثِـــــــيراً مِّنَ الظَّــــــنِّ إِنَّ بَعْــضَ الظَّــــنِّ
إِثْمٌ وَلا تَجَسَّسُوا وَلا يَغْـتَب بَّعْضُكُم بَعْـــــــضاً أَيُحِبُّ أَحَــــــدُكُـــــــمْ
أَن يَأْكُلَ لَحْـــــــــمَ أَخِــــــــيهِ مَيْـــــــتاً فَكَــرِهْـتُـــمُـــوْهُ
وَاتَّـــــــقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَــوَّابٌ رَّحِــــــــــــــــــــــــــيْمٌ.
الحجرات:12
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan
janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu
menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang. QS Al Hujurat : 12
No comments:
Post a Comment