A. TAUBAT
Yang dimaksud Taubat secara umum adalah memohon ampun
dengan sesungguh-sungguhnya kepada Allah swt. dari perbuatan dosa baik yang
disengaja ataupun tidak, dosa kecil atau dosa besar. Akan
tetapi Taubat secara khusus biasanya dilakukan terhadap kategori dosa besar dimana dosa besar tidak bisa diampuni kecuali dengan melakukan taubat nashuha, sedang dosa kecil bisa hilang atau diampuni dan dihapus dengan sebab melakukan perbuatan baik (ibadah) yang sama nilainya atau bahkan lebih tinggi nilainya (keterangan lebih lanjut tentang dosa dibahas pada pokok bahasan 10 kelas xi semester 2)
tetapi Taubat secara khusus biasanya dilakukan terhadap kategori dosa besar dimana dosa besar tidak bisa diampuni kecuali dengan melakukan taubat nashuha, sedang dosa kecil bisa hilang atau diampuni dan dihapus dengan sebab melakukan perbuatan baik (ibadah) yang sama nilainya atau bahkan lebih tinggi nilainya (keterangan lebih lanjut tentang dosa dibahas pada pokok bahasan 10 kelas xi semester 2)
Kebanyakan ulama’ mengatakan bahwa taubat itu wajib
dilakukan baik terhadap dosa kecil apalagi dosa besar.
Dalam Al Qur’an maupun Hadis banyak sekali keterangan
tentang masalah ini, diantaranya adalah :
وَالَّذِينَ
إِذَا فَــــــــــــعَلُواْ فَاحِــــــــــــــشَةً أَوْظَلَـــــــــــــمُواْ
أَنْـفُسَــــــــهُمْ ذَكَــرُواْ اللّهَ فَاسْـتَغْـفَــــرُواْ لِذُنُــوْبِهِمْ
وَمَن يَغْـفِـــــرُالذُّنُوبَ إِلاَّ اللّـــــــهُ وَلَـمْ يُصِــرُّواْ عَلَى
مَا فَعَـــلُواْ وَهُمْ يَعْلَــــمُونَ. أُوْلَـئِكَ جَــزَآؤُهُـم مَّغْـفِــرَةٌ
مِّن رَّبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِن تَـحْتِـهَاالأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيْـهَا
وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِــلِـــــــــــيْنَ
Artinya : Dan (juga) orang-orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan
Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat
mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan
kejinya itu, sedang mereka mengetahui..
Mereka itu balasannya
ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir
sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala
orang-orang yang beramal.
QS. Ali Imron 135-136
إِنَّمَا
التَّوْبَةُ عَلَى اللّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوَءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ
يَتُوبُونَ مِن قَرِيبٍ فَأُوْلَـئِكَ يَتُوبُ اللّهُ عَلَيْهِمْ وَكَانَ اللّهُ
عَلِيماً حَكِيْـــــــماً. وَلَيْسَتِ التَّوْبَــةُ لِلَّذِينَ يَعْمَـلُونَ
السَّـــيِّــئَاتِ حَـتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي
تُبْتُ الآنَ وَلاَ الَّذِينَ يَمُوْتُونَ وَهُــمْ كُــفَّارٌ أُوْلَــــئِكَ
أَعْــتَدْنَا لَــهُمْ عَــذَاباً أَلِيْـــــماً
Artinya : Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah
taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang
kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah
taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan tidaklah taubat itu diterima Allah
dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal
kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: "Sesungguhnya
saya bertaubat sekarang" Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang
mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan
siksa yang pedih.QS An Nisa 17-18
لَوْ
أَخْـــــــــــــــــــــــــــــطَأْتُـمْ حَــتَّى تَـبْلُغَ خَـــــــــــــــــــــــــــــــــــــطَايَاكُمُ
السَّــــــــــــــــــــــــــــــــــمَاءَ ثُـمَّ تُبْـــــــــــتُمْ لَـــــــــــــــــــــــتَابَ
اللهُ عَلَيْــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــكُمْ. رواه ابن ماجه
Artinya : Andaikan kamu berbuat dosa, sehingga dosamu
mencapai langit, kemudian kalian bertobat niscaya Allah memberi ampun pada
kalian. HR Ibnu Majah
قال
اللــــــــهُ تَعَالى : يَاابْنَ أدَمَ اِنَّكَ مَا دَعَــــــــــــــــــــــوْتَــــــــــــــــــــــــنِى
وَرَجَوْتَـــــــــــــــــــنِى غَفَــرْتُ لَكَ مَاكَانَ مِــــــــــــنْكَ وَلَا
أُبَالِى، يَاابْنَ أَدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُـــــــــوْبُكَ عَـــنَانَ السَّـــــمَاءِ
ثُـمَّ اسْـــتَغْــفَـــرْتَــنِى غَفَــرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِى، يَاابْنَ
أَدَمَ لَوْ أتَـيْـتَـــــــــــنِى بِقِـــــــــــرَابِ الْاَرْضِ خَـــــــــطَايَا
ثُـمَّ لَقْيْـــــــــــــــتَنِى لَا تُشْــــــرِكْ بِى شَيْـــــئًا لَأَتَــيْـــــــــــتُكَ
بِقِــــــــــــرَابِـهَا مَغْـفِــــــرَةً. رواه الترمـــــــذى
Artinya : Allah Taala berfirman: Wahai anak Adam, sungguh engkau bila
berdoa padaKu dan berharap padaKu Aku (pasti) mengampunimu, bagaimanapun
keadanmu Aku tidak peduli, hay anak Adam, andaikan dosamu sebanyak awan di
langit kemudian kamu mohon maaf padaKu pastilah Aku mengampunimu bagaimanapun
keadanmu Aku tidak peduli, hay anak Adam, andai kamu datang padaKu dengan
dengan dosa sepenuh bumi kemudian engkau menjumpaiKu dalam keadaan tidak
menyekutukanKu dengan sesuatu, pastilah Aku datang padamu dengan ampunan
sepenuh bumi. HR Tirmidzi
Dari firman Allah swt. dan sabdaNabi saw. di atas nampak
sekali betapa Islam memberikan ruang yang luas sekali bagi umatnya untuk
bertaubat memohon ampunan Allah swt. mengingat manusia tidak bisa lepas dari salah
dan lupa, apalagi dengan adanya iblis/setan yang telah bertekad untuk
sebanyak-banyaknya menjerumuskan anak cucu nabi Adam as dari jalan agama.
Akan tetapi Allah Maha Besar dan Maha Pengampun, sebanyak
apapun dosa manusia ampunan Allah swt. jauh lebih besar dan luas.
Hadis Nabi saw.
اِنالله
عَزَّ وَجَـلَّ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَالَـمْ يُغَرْغِرْ. رواه الترمذى
Artinya : Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tetap
menerima taubat dari hamaNya selama ia belum naza’ (nyawa dalam tenggorokan).
HR Tirmidzi
Dalam kitab Irsyadul Ibad disebutkan bahwa yang disebut
taubat yang sesungguhnya harus memenuhi 3 unsur, yaitu :
1. Menyesal
terhadap perbuatan dosa yang telah dilakukan,
2. Menghentikan
seketika perbuatan dosa tersebut dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi,
3. Lisannya
membaca istighfar sementara hatinya benar-benar minta ampun.
Adapun tanda-tanda bahwa taubat seseorang diterima oleh
Allah swt. dalam kitab Durrotun Nashihin disebutkan sebagai berikut:
1. Dapat menahan lisannya dari berbicara yang berlebihan, dari
ghibah, adu domba dan dusta,
2. Di hatinya tidak ada rasa dengki dan rasa memusuhi seseorang,
3. Tidak bergaul dengan mereka yang durhaka,
4. Menyiapkan diri untuk mati dengan penyesalan terhadap dosa dan
mohon ampunan dari dosa yang telah lalu serta bersungguh-sungguh dalam ketaatan
kepada Allah swt.
No comments:
Post a Comment