A. HASAD
Hasad biasa
diartikan dengan kata dengki, yaitu perasaan tidak senang melihat orang lain
memperoleh nikmat (kesenangan) dan mengharap hilangnya nikmat yang ada pada
orang lain tersebut, bahkan ada keinginan nikmat itu pindah pada dirinya. Sifat
dengki ini tidak saja jelek akan tetapi lebih dari itu dapat merusak /
menghilangkan pahala ibadah yang telah dilakukan.
Nabi Muhammad
saw. bersabda :
إيـاكـمْ والـحسَـدَ فـإن
الـحسَـدَ يـأكل الحسـناتِ كمـَا يـأكل الــنارُ الحطب
Artinya : Jauhilah olehmu sifat
dengki, karena sesungguhnya sifat dengki itu memakan (menghilangkan) pahala
kebaikan, seperti api membakar kayu bakar. HR. Abu Dawud
Dalam kitab
Durrotun Nashihin dijeladkan bahwa dengki itu memiliki 8 bahaya, yaitu:
1. Dapat merusak ibadah, seperti
keterangan hadis di atas.
2. Mendorong pada perbuatan dosa,
karena seperti biasanya orang yang dengki itu tidak akan bebas dari ghibah,
dusta, mencaci, mengumpat dan sebagainya. Dikatakan oleh Samurah bin Tha’labah
“
لا يـزَالُ الــناسُ
بـخَـير مالـم يـتحَاسَـدُوا
Artinya : Manusia selalu dalam keadaan
baik, sepanjang ia tidak dengki mendengki.
3. Menghalangi untuk mendapatkan
syafaat Nabi saw..
Dari Abdullah bin
Basyar, Nabi Muhammad saw. bersabda :
ليْسَ مـنى ذُوحَسَـدٍ ولا
ذوْ نمـيْمَـــة ولا ذوْ كَــــهَانـــة ولا أنا مِـنْــهُ
Artinya : Bukanlah termasuk
golonganku orang yang dengki, yang adudomba, tukang ramal (dukun), dan akupun
bukan golongan dia.
4. Akan dimasukkan neraka.
5. Menyebabkan gangguan pada orang
lain, firman Allah swt.:
قُلْ أَعُـوْذُ بِـرَبِّ
الْفَـلَقِ. مِن شَـرِّمَا خَـلَقَ.وَمِن شَـرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ. وَمِن شَـرِّ
النَّـــفَّاثَاتِ فِي العُــقَدِ. وَمِن شَــرِّ حَاسِــــدٍ إِذَا حَسَدَ.
Artinya : Katakanlah: "Aku
berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada
buhul-buhul,
dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia
dengki".. QS Al Falaq.
6. Menyebabkan kesal hatin dan rasa
duka berkepanjanan.
7. Menyebabkan buta hati, sehingga
tidak dapat menangkap dan memahami kebenaran.
8. Menyebabkan kegagalan dan sulit
untuk berhasil, pepatah mengatakan :
الـحَسُــوْدُ لا يَـسُـوْدُ
Artinya : Pendengki tidak akan meraih
kemuliaan.
B. RIYA’
Riya’ adalah menampakkan kebaikan atau
keutamaan diri sendiri kepada orang lain melalui pembicaraan, tulisan, sikap
dan perbuatan dengan maksud mendapat perhatian atau pujian.
Riya’ merupakan hal yang bisa melunturkan keimanan
kepada Allah swt., menghilangkan pahala
dari kebaikan-kebaikan yang dilakukan serta menjadi penghalang pertemuannya
dengan Allah swt. kelak.
فـمَـنْ كانَ يـَـرْجـُـــــــوْ
لـِــــقَآء رَبــِّـه فـليـَـعْـمَـــــــــلْ عـَـمَـــــــلاً صـَـالـِـــحـًا
وَ لا يـُشـْــــرك بعـِـــــــبَادَةِ
رَبــه احَـــــدًا
Artinya : “Barang siapa
mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaknya ia mengerjakan amal yang
saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada
Tuhannya " QS. Al Kahfi : 110.
Dalam
sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Addzahabi, diterangkan bahwa suatu ketika
Nabi saw. ditanya tentang sesuatu yang dapat menyelamatkan kelak di akhirat.
Nabi saw. menjawab : Janganlah kamu menipu atau memppermainkan Allah swt.
Kemudian
ketika Nabi saw. ditanya tentang maksud menipu atau memppermainkan Allah swt.
maka Beliau menjawab : yaitu kamu mengerjakan perintah Allah swt. dan RasulNya
bukan bertujuan untuk meraih keridhaan Allah swt. akan tetapi untuk kepentingan
selain Allah swt. Kemudian ditegaskan oleh Nabi saw. :
فاتــقـــواالرّ يـَاءَ
فـَإنــهُ الشّـِــــــــرْكُ بـاللهِ
Artinya : “Jauhilah (berhati-hatilah) akan riya’ karena
sesungguhnya riya’ itu termasuk perbuatan syirik kepada Allah swt.”
Dalam hadis lain, Nabi saw. menegaskan
bahwa riya termasuk syirik kecil (samar). Perhatikan beberapa hadis berikut :
اِنّ اخْــــوَفَ مـَااخَــــــافُ
عـَلى اُمَّــــــتيْ الاِشْـــــــرَاكُ باللهِ, اَمـَـا اِنِّـىْ لاَ اقـُـوْلُ تـَعْـبُـــدُوْنَ شَمْــــشًا وَ لاَ
قَـــمَـــرًا ولا وَ ثَـــنًا وَلـكـــنْ اعْـــمَالاً لـِغـَـــيْرِ اللهِ
وشَــهْــوَةً خَــفِــــيَّـــــــــةً
رواه ابن حبان
Artinya : “Sesungguhnya yang sangat aku kuatirkan
terhadap umatku, ialah syirik pada Allah swt. ingatlah bukan aku berkata : Kamu
akan menyembah matahari, atau bulan, atau berhala, tetapi kamu berbuat amal
untuk selain Allah, dan karena terdorong syahwat yang samar” HR. Ibnu Hibban
اِنّ اخوَفَ ما اخَـافُ
عَليـْكم الشرْكُ الاصْغَرُ وَهُوَ الرِّ ياءُ رواه
احمد
Artinya : “Sesungguhnya
yang sangat aku kuatirkan atas kamu, ialah syirik yang kecil (samar) yaitu
riya’ HR. Ahmad
Untuk memperluas
pemahaman tentang RIYA’ dapat dilihat dalam AL QUR’AN Surat Al Baqarah ayat 264,
An Nisa’ ayat 38 dan 142 serta Surat Al Ma’un.
C. ANIAYA
Aniaya ad atau
DLALIM, yaitu meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya, juga berarti yang benar
disalahkan dan yang salah dibenarkan, juga berarti segala prilaku (perbuatan,
perkataan sikap) yang melanggar aturan Islam baik yang terkait hubungan manusia
dengan Allah swt. maupun yang terkait dengan sesama mahluk.
Begitu banyat
ayat Al Qur’an yang menjelaskan persoalam dlalim ini, beberapa diantaranya
adalah :
وَمَنْ أَظْلَــــــمُ مِمَّـنِ
افْـتَــرَى عَلَى اللهِ كَـــــذِباً أَوْ كَـــــــذَّبَ بِآيَاتِــــهِ إِنَّـــهُ
لاَ يُفـْـــــلِحُ الــظَّالِـمُـــــوْنَ.
ألانعـام : 21
Artinya : Dan siapakah yang lebih aniaya dari orang yang membuat-buat suatu
kedustaan terhadap Allah, atau mendustakan ayat-ayat -Nya?
Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan. QS Al
An’am : 21
وَلَـقَــدْ جَاءهُــمْ رَسُــوْلٌ
مِّـنْـــهُمْ فَكَــــذَّبُـوْهُ فَأَخَــــــذَهُــمُ الْعَــــــــــذَابُ وَهُـــمْ
ظَـالِـمُــــوْنَ. النحل : 113
Artinya : Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang rasul dari
mereka sendiri tetapi mereka mendustakannya; karena itu mereka dimusnahkan adzab
dan mereka adalah orang-orang yang dlalim. QS : An Nahl : 113
وَمَا كَانَ رَبُّكَ مُـهْـــلِكَ الْـقُـرَى حَتَّى يَـبْـعَثَ فِي أُمِّـهَا رَسُــوْلاً يَـتْـلُو
عَلَيْـهِمْ آيَاتِــنَا وَمَا كُــنَّا مُـهْـلِكِي الْقُــــــرَى إِلا وَأَهْـلُـــهَا
ظَـالِـمُـــوْنَ. القصص : 59
Artinya : Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia
mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada
mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali
penduduknya dalam keadaan melakukan kedlaliman. QS : Al Qashash : 59
Lihat pula, QS
Ibrohim : 13
Dalam beberapa
hadis juga disebutkan, antara lain :
يـا عـــبادى إنى حــــرمـت
الظُـــلمَ على نَـفـسى فـجـعـلــــتـه بـيـنـكــــم مُـحَــــرَّمـًافَــلا
تــــظالمـــُوْا. رواه مسلم
Artinya : Wahai hambaKu, sesungguhnya Aku telah mengharamkan aniaya untuk
diriKu, dan maka aku jadikan aniaya / dlalim itu haram diantara kamu, maka
jangan saling menganiaya. HR Muslim
إتــقوا الظـــلمَ فإن الظـــلمَ
ظـلـــمَاتٌ يـَوْمَ الْـقِـــيَامَـةِ
Artinya : Jagalah dirimu dari berbuat aniaya, karena aniaya itu akan berupa
kegelapan di hari kiamat. HR Ahmad dan Al Bayhaqi
Bagi seseorang
yang berbuat aniaya, ada 2 hal yang paling berbahaya untuk dirinya, yaitu :
1. Diancam adzab di dunia dan di akhirat kelak
masuk Neraka.
2. Doa dari orang yang teraniaya
dikabulkan Allah swt., sabda Nabi saw.
إتــقوا دَعْـوَةَ الـمَــــظـلوْم
فـإنـــمَايَـسْـألُ اللهَ تــــعَالى حَــقــهُ وإن اللهَ لا يـَمْـنَــعُ ذا حَــــقٍ حَــــــقـهُ
Artinya : Berhati-hatilah terhadap do’a orang yang teraniaya, sebab ia minta
haknya dari Allah dan Allah tidak akan menolak hak seseorang. HR Al Khathib
دَعْـوَةَ الـمـَظلومِ مُـستجَابـَةٌ
وإن كان فاجـرًا فـفُـجُـوْرُهَا عَلى نـفسـهِ
Artinya : Doa orang yang teraniaya itu mustajab, meskipun dia seorang
pelacur sebab perbuatan lacurnya itu tanggung jawab dirinya. HR At Thayalisi
Jadi aniaya
adalah melakukan perbuatan yang berdosa baik dalam hal tidak mengerjakan
perintah agama maupun melanggar larangan agama atau tidak taat terhadap aturan
agama yang telah disampaikan kepada Nabi Muhammad saw., baik yang terkait dengan
Allah swt. dan Rasulnya maupun dengan sesama manusia baik Islam maupun kafir,
juga terhadap makluk selain manusia.
D. DISKRIMINASI
Langkah awal saat
Nabi Muhammad saw. berada di Madinah dan mendirikan Pemerintahan Islam adalah
disepakatinya suatu perjanjian yang bernama “PIAGAM MADINAH”. Piagam ini
merupakan janji dan kesepakatan seluruh penduduk Madinah yang meliputi 3 unsur Islam, Yahudi dan Nasrani.
Isi “PIAGAM
MADINAH” adalah:
1. Seluruh penduduk
Madinah adalah merupakan
satu kesatuan warga yang bebas berfikir dan melakukan
agamanya masing-masing, serta tidak boleh saling mengganggu.
2. Apabila Madinah diserang musuh,
mereka harus mempertahankannya bersama-sama.
3. Apabila salah satu golongan
diserang musuh, golongan yang lain harus membantunya.
4. Jika timbul perselisihan,
penyelesaiannya di bawah keadilan yang dipimpin oleh Rasulullah saw.
Empat poin isi Piagam Madinah tersebut meletakkan semua unsur yang ada
dalam persamaan, tidak ada perbedaan, tidak ada yang dianggap berdarah biru
atau berdarah hitam, dalam hubungan bernegara dan bermasyarakat mereka memiliki
kedudukan yang sama, tidak ada yang dimarginalkan, dikesampingkan, direndahkan
apalagi dilecehkan walaupun terhadap mereka yang berbeda agama.
Empat poin isi Piagam Madinah di atas sama sekali tidak mengandung DISKRIMINASI (bila diskriminasi diartikan pembedaan,
perendahan, pelecehan, pembiaran dsb), oleh karenanya diskriminasi bertentangan
dengan prinsip-prinsip dasar Islam sebagai AGAMA FITROH, yaitu agama yang
sejalan dengan fitroh/ kecendrungan dasar manusia.
Fitrah artinya watak hakiki dan asli dari tiap-tiap manusia. Agama Islam
merupakan agama yang tidak bertentangan dengan watak hakiki setiap manusia
karena pada dasarnya manusia itu diciptakan Allah swt. atas kodrat yang
“hanif”, maksudnya senantiasa memihak kepada kebenaran. ( Ar Rum ayat 30 )
Islam disebut sebagai Agama Fitrah dapat dibenarkan secara akal, hal ini
minimal berdasar dua alasan, sebagai berikut :
1. Fakta membuktikan bahwa ajaran
Islam, sangat sejalan dengan fitrah dasar manusia.
2. Manusia merupakan mahluk ciptaan
Allah swt. sedangkan Islam diturunkan dengan fungsi sebagai pedoman hidup
manusia.
KH. Achmad Siddiq dalam pengajiannya di PPI As Shiddiqi Putera Jember (31
Agustus 1982) memberikan penjelasan tentang prinsip dasar Islam dikaitkan
dengan kecendrungan dasar / fitroh manusia dan eksistensi hidup manusia, yaitu
:
1. Islam melindungi hak beragama.
Artinya bahwa Agama Islam memberikan kebebasan dalam menentukan
kepercayaannya, dalam memilih Agama yang akan dianutnya, tidak ada pemaksaan
dalam memeluk agama.
Diantara ayat Al Qur’an yang menjamin kebebasan beragama :
لاَ إكـْـرَاهَ في الــدين
قَـــدْ تَبـَــينَ الرُشْـدُ من الــغَيِّ. البقرة : 256
Artinya : Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya
telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. QS Al Baqarah : 256
ولـوْ شــــاء رَبُك لآمـن
من في الأرض كلـُــــــهم جميْــــعًا أفأنتَ تُكـــرِهُ الــــناسَ حَتى يكـــوْنـوا
مُـؤْمنــــــــــــــين. يونس :99
Artinya : Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang
di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya
mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya? QS Yunus : 99
Islam melarang berperang hanya karena alasan beda agama, begitu juga antar
sesama pemeluk agama dilarang bermusuhan hanya kerena beda agama, begitu pula
hubungan anak dan orang tua dilarang putus hanya alasan beda agama.
Dan tidak dibenarkan agama yang satu menindas agama yang lain.
2. Islam melindungi keselamata jiwa
Islam memberikan perlindungan terhadap keselamatan jiwa seseorang, oleh
karenanya maka dilarang membunuh, menyakiti atau menghilangkan anggota badan
seseorang tanpa sebab yang dibenarkan oleh syara’ (undang-undag)
وَكَتَـبْـنَا عَلَـيْهِمْ
فِيهَا أَنَّ النَّفْسَ بِالنَّـفْسِ وَالْعَـيْنَ بِالْعَـيْنِ وَالأَنْفَ
بِالأَنْفِ وَالأُذُنَ بِالأُذُنِ وَالسِّـنَّ بِالسِّـنِّ وَالْجُــرُوحَ قِـصَاصٌ
فَمَنْ تَصَـدَّقَ بِهِ فَـهُوَ كَفَّارَةٌ لَهُ وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا
أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ. المائدة : 45
Artinya : Dan kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat)
bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung,
telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada kisasnya.
Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi)
penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim. QS. Al Maidah
: 45
وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ
حَيَاةٌ يَاأُولِي الأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ. ألبقرة : 179
Artinya : Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu,
hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa. QS Al Baqarah : 179
Segala bentuk prilaku yang mengancam jiwa seseorang dilarang oleh Islam dan
yang terkait di dalamnya adalah persamaan perlakuan dibidang hukum.
Nabi saw. bersabda :
الــناسُ سـَـواسِــيَةٌ
كأسْــنَانِ الـْمُشْـطِ
Artinya : Manusia itu sama, tak
obahnya seperti gigi-gigi sisir.
Islam mengajarkan
bahwa setiap individu mendapat perlakuan yang sama dalam bidang hukum dalam
arti lain tidak satupun yang kebal hukum, ketika turun ayat Al Qur’an tentang
hukuman potong tangan bagi pencuri, bahkan Nabi Muhammad saw. bersabda :
وإنى والـذى نـفسى
بـيَـــده لـو أن فاطـمَــــةَ بنـْـتَ مـحَمَـدٍ ســــــرقت لَـقَطَعْتُ يَــدَهَــا
Artinya : Dan saya, Demi Allah yang
diriku dalam kekuasaanya, andai Fathimah anak Muhammad mencuri, pastilah aku
potong tangannya.
Ini satu contoh
ketegasan dan keadilan Nabi saw. dimana beliau sama sekali tidak
membeda-bedakan siapapun dihadapan hukum, tidak ada yang mendapat keringanan
karena sebab keturunan dan lainnya, apalagi kebal terhadap hukum.
3. Islam melindungi akal
Keistimewaan manusia dibanding mahluk yang lain adalah akalnya, oleh sebab
itu Islam melindungi akal manusia agar tetap eksis dan melarang semua bentuk
apapun yang dapat merusak akal, merusak pola pikir, sehingga akal tidak
berfungsi sebagaimana mestinya seperti misalnya minuman keras, narkotik dll.
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَـــمْرِ
وَالْمَـــيْسِرِ قُلْ فِــيْهِمَا إِثْمٌ كَبِــيرٌ وَمَـنَافِعُ لِلنَّاسِ
وَإِثْمُهُمَا أَكْــبَرُ مِنْ نَفْعِــهِمَا. البقرة : 219
Artinya : Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah:
"Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfa`at bagi manusia,
tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfa`atnya". QS Al Baqarah : 219
S Umar bin Khatthab mengatakan :
الـخـمـرُ ما خَـمَّـرَ الـعـقْـلَ
Artinya : Arak
ialah semua yang dapat menutupi akal.
4. Islam
melindungi keturunan
Keturunan identik dengan kehormatan
diri, Islam menjaga garis keturunan agar setiap muslim jelas latar belakang
nasabnya. Oleh karena itu Islam melarang :
a. hubungan
laki-laki perempuan diluar nikah
b. pemerkosaan
c. segala
bentuk pelecehan seksual
Dalam kaitan ini Islam juga melarang
seseorang menuduh orang lain telah berzina dan tuduhan semacam ini termasuk
kategori dosa besar :
Firman Allah swt.:
وَالَّذِينَ يَـرْمُــوْنَ
الْمُحْـصَــــــــــــنَاتِ ثُـمَّ لَـمْ يَـأْتُـوْا بِأَرْبَـعَـــــةِ شُــــــهَدَاءَ
فَاجْلِــــدُوهُـمْ ثَـــمَانِــــــــينَ جَـــلْدَةً وَلا تَـقْـــبَلُوا لَـهُمْ
شَـــــهَادَةً أَبَـــــدًا وَأُولَئِـــكَ هُـمُ الْـــفَاسِقُـــــــونَ. ألنور
: 4
Artinya : Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik
(berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah
mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima
kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik.
QS An Nur : 4
إِنَّ الَّذِينَ يَرْمُونَ
الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ لُعِنُوا فِي الدُّنْيَا
وَالْآخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang
baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la`nat di dunia
dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar, QS An Nur : 23
5. Islam
melindungi harta
Kepemilikan harta dilindungi oleh
Islam termasuk didalamnya kebebasan untuk berusaha, oleh karenanya maka
dilarang perampokan, perampasan, pencurian dan penipuan dalam bentuk apapun.
No comments:
Post a Comment