AL QUR'AN TENTANG
TOLERANSI DAN ANTI KEKERASAN
KOMPETENSI DASAR
4.1.1 Membaca Q.S. al Maidah/5: 48;Q.S. an-Nisa/4: 59; dan Q.S. at Taubah /9: 105 sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf
4.1.2 Mendemonstrasikan hafalan
Q.S. al Maidah/5: 48; Q.S. an-Nisa/4: 59; dan Q.S. at Taubah /9: 105 dengan
fasih dan lancar
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
4.1.1 Siswa dapat membaca
Al Qur’an sesuai adab yang telah ditentukan
4.1.2 Siswa dapat membaca Q.S. al Maidah/5: 48; Q.S. an-Nisa/4: 59; dan Q.S. at Taubah /9: 105 sesuai dengan
kaidah tajwid dan makhrajul huruf
4.1.3 Siswa mampu
mengidentifikasi tajwid al Maidah/5: 48; Q.S. an-Nisa/4: 59; dan Q.S. at Taubah /9: 105 dengan benar
4.2.1 Siswa dapat mendemonstrasikan
hafalan QS al Maidah/5: 48; Q.S. an-Nisa/4: 59; dan Q.S. at Taubah /9: 105 dengan lancar
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dapat membaca Q.S. al Maidah/5: 48; Q.S. an-Nisa/4: 59; dan Q.S. at Taubah /9: 105 sesuai dengan kaidah tajwid dan
makhrajul huruf
2. Dapat
mendemonstrasikan hafalan Q.S. al Maidah/5: 48; Q.S. an-Nisa/4: 59; dan Q.S. at Taubah /9: 105 dengan lancar
A.
PETUNJUK
MEMBACA AL QUR’AN
a.
Menyentuh, memegang Al Qur’an
wajib suci dari najis dan hadas (punya wudhu dan tidak sedang junub)
b.
Ketika membaca atau menghafal
Al Qur’an (tanpa memegang Al Qur’an) boleh tidak punya WUDHU, tapi wajib suci
dari hadas besar (junub).
c.
Menggunakan pakaian yang
suci, rapi dan menutup aurat (pakai kopyah atau kerudung)
d.
Duduk yang baik / sopan,
diusahakan menghadap kiblat
e.
Ketika mengambil Al Qur’
dengan tangan kanan atau dengan kedua tangan lalu diletakkan didada saat
membawanya.
f.
Ketika membacanya, Al Qur’an
diletakkan di dampar ( jangan diletakkan di lantai ketika posisi duduk di
lantai), atau dipegagang dengan tangan kanan/kedua tangan sambil diangkat
paling rendah searah perut.
g.
Ketika akan membaca Al Qur'an
dari awal surat, maka terlebih dahulu membaca Ta'awwudz dan Basmalah, sedangkan
bila tidak dari awal surat, maka cukup dengan hanya membaca Ta'awwudz saja
tanpa Basmalah.
h.
Ketika selesai membaca Al
Qur’an dicium, dan kemudian diletakkan ditempat khusus ( diatas Al Qur’an
dilarang ditempatkan barang selain Al Qur’an)
B.
TAJWID
2). MAD FAR’I
MAD FAR’I
( مَــدْ فـــرعى ) adalah mad yang harus dibaca lebih panjang
dari MAD THABI’I karena bertemu dengan hamzah atau sukun, dan atau karena sebab
lainnya. Mad Far’i ini terdiri dari 13 yaitu:
a. MAD WAJIB MUTTASHIL
Disebut MAD WAJIB MUTTASHIL ( مــد واجــب مــتصـل ) karena ada
mad thabi’i diikuti (bertemu) dengan HAMZAH dalam satu kalimat (kata).
Cara membacanya harus dipanjangkan 2 1/2 alif
( 5 harokat ) atau 3 alif ( 6 harokat ).
N
O
|
KALIMAT
|
CARA MEMBACA
|
KETERANGAN
|
1
|
سَـــوَ آءٌ
|
Sawaaaaa-un
|
Wa, ma
dan ja dipanjangkan 5 harokat karena berada dalam satu kata
|
2
|
مَـــآء
|
Maaaaa-un
|
|
3
|
جَــآء
|
Jaaaaa-a
|
b. MAD
JAIZ MUNFASHIL
Disebut MAD JAIZ MUNFASHIL ( مــدجــائــز مُـنـفصل ) karena ada mad thabi’i diikuti (bertemu)
dengan HAMZAH dilain kalimat (kata).
Cara membacanya harus dipanjangkan 2 1/2 alif
( 5 harokat ) atau satu alif ( 2 harokat ), dan yang lebih baik 5 harokat
N
O
|
KALIMAT
|
CARA MEMBACA
|
KETERANGAN
|
|
1
|
انـآ اعــطـيْنـك
|
Innaaaaa
– a'thaynaka
|
Na, La
dan Fa dipanjangkan 5 harokat karena bertemu hamzah dalam dua kalimat (kata)
|
|
2
|
قــالـوآ امـَــــنا
|
Qaaluuuuu
Aamannaa
|
||
3
|
فِـى ا مْــرنـا
|
Fiiiii
amrinaa
|
c. MAD ARIDL LIS SUKUN
Apabila ada huruf MAD yang diiringi sukun
(huruf mati), karena ada wakaf, maka hukum bacaannya disebut MAD ARIDL LIS
SUKUN ( مــدعــرض للسّـكو ن )
Cara membacanya sebagai berikut :
a). Dibaca
biasa seperti Mad Thabi'i ( 2 harokat )
b). Dibaca
sedang dengan panjang 4 harokat
c). Dibaca
sepanjang 3 alif / 6 harokat ( ini lebih utama )
N
O
|
KALIMAT
|
CARA MEMBACA
|
KETERANGAN
|
|
1
|
تــفـلـحُـوْ ن
|
Huun
dibaca panjang
|
Boleh
dipajangkan dua harokat (satu alif) atau 4 harokat dan atau yang lebih utama
6 harokat
|
|
2
|
يـعــمـلـو ن
|
Luun
dibaca panjang
|
||
3
|
حـسَــاب
|
Saab
dibaca panjang
|
d. MAD
'IWADH
Yaitu apabila ada harokat
FATHATAIN ( ــًــٍـــٌـ ) diikuti oleh tanda WAKAF yang terdapat pada
akhir kalimat atau ayat, maka hukum bacaannya
disebut MAD 'IWADH ( مــد عــوض )
Cara membacanya harus dipanjangkan dua harokat
( satu alif ), contoh :
N
O
|
KALIMAT
|
CARA MEMBACA
|
KETERANGAN
|
|
1
|
وكــيْلا
|
Lan
dibaca laa
|
Laa
dipanjangkan satu alif
|
|
2
|
عَـليــْمًـا
|
Man
dibaca Maa
|
Maa dan
Raa dipanjangkan satu alif
|
|
3
|
بـَصـيْـرً ا
|
Ran
dibaca Raa
|
e. MAD SHILAH
Disaebut
MAD SHILAH, yaitu apabila ada HU dan HI ( ه ه ه ) terletak diantara dua huruf hidup. MAD
SHILAH dibagi dua yaitu :
a). MAD SHILAH QASHIRAH
Apabila ada MAD SHILAH yang sebelum dan
sesudahnya terdapat huruf hidup (berharokat)
maka disebut MAD SHILAH QASHIRAH (
مـد صـلـه قـصـيرة ).
Cara membacanya harus dipanjangkan dua harokat
( satu alif ), contoh :
N
O
|
CONTOH KALIMAT
|
CARA MEMBACA
|
|
1
|
لــه و لــد
|
Lahuu
Waladun
|
|
2
|
انــه كان
|
Innahuu
Kaana
|
|
3
|
بــه بـصــيرًا
|
Bihii
Bashiiraa
|
b). MAD SHILAH THAWILAH
Yaitu apabila ada MAD SHILAH diiringi atau
bertemu dengan huruf HAMZAH, maka hukum bacaannya disebut MAD SHILAH THAWILAH
( مـد صـلـه قـصـيرة ).
Cara membacanya harus dipanjangkan 6 harokat (
tiga alif ), contoh :
N
O
|
CONTOH KALIMAT
|
CARA MEMBACA
|
|
1
|
ان مـالـــه اخــلـده
|
Lahuu
Akhladah
|
|
2
|
انــه اضـحك
|
Innahuu
Kaana
|
f. MAD
BADAL
Yaitu apabila ada MAD didahului oleh huruf
hamzah dalam satu kata, cara membacanya dipanjangkan satu alif. Contoh :
N
O
|
CONTOH KALIMAT
|
CARA MEMBACA
|
ASAL KATA
|
|
1
|
أ مــــنـوا
|
Aamanuu
|
أ أ مــــنـوا
|
|
2
|
ايــمـان
|
Iimaanun
|
ائـمـان
|
|
3
|
اوتــــي
|
Uutiya
|
اؤتــــي
|
SURAT YUNUS AYAT 40 – 41
وَمِنْهُم
مَّن يُؤْمِنُ بِهِ وَمِنْهُم مَّن لَّا يُؤْمِنُ بِهِ ۚ وَرَبُّكَ أَعْلَمُ
بِالْمُفْسِدِينَ : ١٠:٤٠
وَإِن
كَذَّبُوكَ فَقُل لِّي عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ ۖ أَنتُم بَرِيئُونَ
مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ مِّمَّا تَعْمَلُونَ : ١٠:٤١
Artinya :
Di antara mereka ada orang-orang
yang beriman kepada Al Quran, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang
tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang
berbuat kerusakan.
Jika mereka mendustakan kamu,
maka katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas
diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang
kamu kerjakan". (Yunus)
SURAT AL MAIDAH AYAT 32
مِنْ
أَجْلِ ذَٰلِكَ كَتَبْنَا عَلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ
أَنَّهُ مَن قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الْأَرْضِ
فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا
النَّاسَ جَمِيعًا ۚ وَلَقَدْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنَاتِ ثُمَّ
إِنَّ كَثِيرًا مِّنْهُم بَعْدَ ذَٰلِكَ فِي الْأَرْضِ لَمُسْرِفُونَ : ٥:٣٢
Artinya :
Oleh karena itu Kami tetapkan
(suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang
manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena
membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia
seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka
seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya
telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa)
keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu
sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi. (Al
Maidah)
No comments:
Post a Comment