AL
QUR'AN TENTANG
TOLERANSI
DAN ANTI KEKERASAN
KOMPETENSI DASAR
1.3 Berperilaku
taat kepada aturan
2.4 Menunjukkan sikap
toleran, rukun dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Yunus (10) : 40-41 dan Q.S. Al-Maidah (5) :
32, serta hadits terkait
3.6 Memahami
makna toleransi dan kerukunan
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.6.1 Siswa memahami makna toleransi dan
kerukunan sesuai konsep Al Qur’an dan Al Hadis
3.6.2 Siswa dapat menyimpulkan makna toleransi
dan kerukunan sesuai konsep Al Qur’an dan Al Hadis
4.8 Menampilkan
contoh perilaku toleransi dan kerukunan
Indikator Pencapaian Kompetensi
4.8.1 Siswa dapat memberi contoh prilaku
toleransi dan kerukunan sesuai konsep Al Qur’an dan Al Hadis
Tujuan Pembelajaran
1. Menunjukkan
perilaku dan sikap toleran, rukun dan menghindarkan
diri dari tindak kekerasan sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Yunus (10) : 40-41 dan Q.S. Al-Maidah (5) :
32, serta hadits terkait
2. Menampilkan
contoh prilaku toleransi dan kerukunan sesuai konsep Al Qur’an dan Al Hadis
5. Memahami
makna toleransi dan kerukunan sesuai konsep Al Qur’an dan Al Hadis
6. Dapat
menampilkan contoh perilaku toleransi dan kerukunan sesuai konsep Al Qur’an dan Al Hadis
A. BEBERAPA AYAT TERKAIT TOLERANSI (MISSI
NABI SAW)
(1)
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ
مِنْ أَجْرٍ إِلَّا مَن شَاءَ أَن يَتَّخِذَ إِلَىٰ رَبِّهِ سَبِيلًا ﴿الفرقان: ٥٦-٥٧﴾
(٣)
وَبِالْحَقِّ أَنزَلْنَاهُ وَبِالْحَقِّ نَزَلَ وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا
مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا ﴿الإسراء: ١٠٥﴾
(٤)
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَٰكِنَّ
أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ﴿سبإ: ٢٨﴾
(٥) رَّبُّكُمْ أَعْلَمُ
بِكُمْ إِن يَشَأْ يَرْحَمْكُمْ أَوْ إِن يَشَأْ يُعَذِّبْكُمْ وَمَا أَرْسَلْنَاكَ
عَلَيْهِمْ وَكِيلًا ﴿الإسراء: ٥٤﴾
(٦)
مَّا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِن سَيِّئَةٍ فَمِن
نَّفْسِكَ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا وَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا ﴿النساء: ٧٩﴾
1.
Dan tidaklah Kami mengutus kamu melainkan hanya sebagai pembawa kabar
gembira dan pemberi peringatan. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah
sedikitpun kepada kamu dalam menyampaikan risalah itu, melainkan (mengharapkan
kepatuhan) orang-orang yang mau mengambil jalan kepada Tuhan nya
2.
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam.
3.
Dan Kami turunkan (Al Quran) itu dengan sebenar-benarnya dan Al Quran itu
telah turun dengan (membawa) kebenaran. Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan
sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan.
4.
Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya
sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan
manusia tiada mengetahui.
5.
Tuhanmu lebih mengetahui tentang kamu. Dia akan memberi rahmat kepadamu
jika Dia menghendaki dan Dia akan mengazabmu, jika Dia menghendaki. Dan, Kami
tidaklah mengutusmu untuk menjadi penjaga bagi mereka.
6.
Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana
yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi
Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.
1.
Al
Furqan Ayat 56,
Tugas Rasul: Tabsyir dan Tandzir
(١)
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ
مِنْ أَجْرٍ إِلَّا مَن شَاءَ أَن يَتَّخِذَ إِلَىٰ رَبِّهِ سَبِيلًا ﴿الفرقان: ٥٦-٥٧﴾
Tabsyir artinya
menggembirakan atau menghibur. Dalam berdakwah, rasul menyampaikan khabar
gembira kepada orang-orang beriman, seperti informasi tentang kenikmatan surga,
pahala, dan pengampunan. Sedangkan tandzir adalah memperingatkan atau
menyampaikan berita yang menyedihkan seperti berita tentang azab neraka,
siksaan kubur, dan akibat perbuatan dosa. Dalam menuntun umatnya ke jalan
Allah, rasul menggunakan kedua metode ini untuk menyadarkan mereka agar
melaksanakan apa yang diperintah Allah dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya.
Ayat 56
menyatakan bahwa tugas rasul adalah menggembirakan manusia dengan janji baik
Allah; dan memperingatkannya akan ancaman Allah di Akhirat. Kemudian, ayat 57,
rasul menegaskan bahwa dalam menjalankan tugasnya, beliau tidak meminta upah
atau honorarium dari mereka tetapi apa yang beliau lakukan adalah sebagai
pelaksanaan perintah Allah kepadanya. Maka, berbahagialah orang-orang yang mau
menurutinya dan mau menempuh jalan menuju Allah, yakni jalan iman dan Islam.
Dalam menempuh jalan ini, seperti yang dijelaskan dalam ayat 58, rasul menyuruh
mereka agar menyerahkan diri kepada Allah yang hidup dan tidak pernah mati
serta bertasbih dengan memuji-Nya. Dan Allah mengetahui kesalahan atau
perbuatan dosa yang mereka lakukan. Oleh sebab itu, hanya Allahlah yang mampu
menghapus segala kesalahan dan dosa itu. Ayat ini menyadarkan manusia agar
tidak lagi menyembah benda-benda atau makhluk yang bersifat fana.
2.
AL
ANBIYA’ 107
Tujuan Allah SWT
mengutus Nabi Muhammad yang membawa agama-Nya itu, tidak lain hanyalah agar mereka
berbahagia di dunia dan di akhirat.
Orang-orang yang beriman dan mengikuti petunjuk agama itu akan memperoleh rahmat dan Allah berupa rezeki dan karunia di dunia dan di akhirat nanti mereka akan memperoleh rahmat berupa surga yang disediakan Allah bagi mereka. Sedang orang-orang yang tidak beriman akan memperoleh rahmat pula, karena dengan cara yang tidak langsung mereka mengikuti sebagian ajaran-ajaran agama itu, sehingga mereka memperoleh kebahagiaan hidup di dunia.
Orang-orang yang beriman dan mengikuti petunjuk agama itu akan memperoleh rahmat dan Allah berupa rezeki dan karunia di dunia dan di akhirat nanti mereka akan memperoleh rahmat berupa surga yang disediakan Allah bagi mereka. Sedang orang-orang yang tidak beriman akan memperoleh rahmat pula, karena dengan cara yang tidak langsung mereka mengikuti sebagian ajaran-ajaran agama itu, sehingga mereka memperoleh kebahagiaan hidup di dunia.
Jika dilihat
sejarah manusia dan kemanusiaan, maka agama Islam adalah agama yang berusaha
sekuat tenaga menghapuskan perbudakan dan penindasan oleh manusia terhadap
manusia yang lain. Seandainya dibuka pintu perbudakan hanyalah sekadar untuk
mengimbangi perbuatan orang-orang kafir terhadap kaum Muslimin itu. Sedangkan
jalan-jalan untuk menghapuskan perbudakan dibuat sebanyak-banyaknya. Demikian pula
prinsip-prinsip musyawarah yang ditetapkan agama Islam lebih tinggi nilainya
dari prinsip-prinsip demokrasi yang selalu diagung-agungkan.
Perbaikan
perbaikan tentang kedudukan wanita yang waktu itu hampir sama dengan binatang,
dan pengakuan terhadap kedudukan anak yatim, perhatian terhadap fakir dan
miskin, permtah melakukan jihad untuk memerangi kebodohan dan kemiskinan,
semuanya diajarkan oleh Alquran dan Hadis, kemudian dijadikan sebagai dasar
perjuangan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dengan demikian seluruh umat manusia
memperoleh rahmat, baik yang langsung atau tidak langsung dari agama yang
dibawa Muhammad. Tetapi kebanyakan manusia masih mengingkari padahal rahmat
yang mereka peroleh itu adalah rahmat dan nikmat Allah SWT.
3.
AL
ISRO’ 105
(٣)
وَبِالْحَقِّ أَنزَلْنَاهُ وَبِالْحَقِّ نَزَلَ وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا
مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا ﴿الإسراء: ١٠٥﴾
Dalam ayat ini
Allah SWT menegaskan kepada Rasul saw, bahwa Allah benar-benar telah menurunkan
Alquran itu dari sisi Nya, tidaklah patut manusia meragukannya dan berpaling
dari padanya.
Dalam ayat yang
lain Allah SWT berfirman:
لَكِنِ
اللَّهُ يَشْهَدُ بِمَا أَنْزَلَ إِلَيْكَ أَنْزَلَهُ بِعِلْمِهِ وَالْمَلَائِكَةُ
يَشْهَدُونَ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا
Artinya:
(Mereka tidak mau
mengakui yang diturunkan kepadamu itu) tetapi Allah mengakui Alquran yang
diturunkan Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu Nya; dan
malaikat-malaikatpun menjadi saksi (pula). Cukuplah Allah yang
mengakuinya". (Q.S. An Nisa: 166)
Alquran itu juga
membawa ajaran-ajaran yang benar yang membawa ketertiban dan kesejahteraan
kepada umat manusia.
Di dalamnya
terdapat ajaran tentang moral, akidah ketuhanan, peraturan-peraturan,
hukum-hukum, sejarah-sejarah dan ilmu pengetahuan. Segala isinya, senantiasa
terpelihara, baik lafal maupun maknanya tidak akan ternoda dengan tambahan atau
pengurangan yang menyebabkan kekacauan dan kesimpang-siuran, sebagaimana
dijelaskan Allah dalam firman Nya:
\إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا
الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Artinya:
Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Alquran dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Q.S. Al Hijir: 9)
Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Alquran dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Q.S. Al Hijir: 9)
Firman Nya lagi:
لَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ تَنْزِيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ
Artinya:
Yang tidak datang kepadanya (Alquran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. (Q.S. Fussilat: 42)
Yang tidak datang kepadanya (Alquran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. (Q.S. Fussilat: 42)
Demikianlah Allah
menerangkan sifat-sifat Alquran dengan segala jaminan Nya akan segala
kesuciannya dari kekotoran tangan manusia dan dia diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw yang diutus kepada umat manusia untuk memberikan kabar kepada
mereka tentang pahala dan surga bagi orang-orang yang beriman dan taat kepada
ajaran agama, dan memberikan peringatan kepada manusia tentang azab dan neraka
bagi yang kafir dan berbuat dosa.
Tafsir /
Indonesia / Jalalain / Surah Al Israa' 105
وَبِالْحَقِّ أَنْزَلْنَاهُ وَبِالْحَقِّ نَزَلَ وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا
(Dan Kami
turunkan dia itu dengan sebenar-benarnya) Alquran itu (dan dengan membawa
kebenaran) mengandung kebenaran (Alquran itu telah turun) dalam keadaan utuh
sebagaimana waktu diturunkan tidak akan terjadi perubahan dan penggantian
padanya. (Dan Kami tidak mengutus kamu) hai Muhammad (melainkan sebagai pembawa
berita gembira) kepada orang yang percaya akan adanya surga (dan pemberi
peringatan) terhadap orang yang ingkar kepada adanya neraka.
106. Dan Al quran
itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya
perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.(QS.
17:106)
4.
Tafsir
Surah Saba' 28
(٤)
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَٰكِنَّ
أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ﴿سبإ: ٢٨﴾
Pada ayat ini
Allah menerangkan bahwa Nabi Muhammad saw bukan saja ia diutus kepada seluruh
manusia.
Ia bertugas
sebagai pembawa berita gembira bagi orang-orang yang mempercayai dan
mengamalkan risalah yang dibawanya itu dan sebagai pembawa peringatan kepada
orang-orang yang mengingkarinya atau menolak ajaran-ajarannya. Nabi Muhammad
adalah nabi penutup tidak ada lagi Nabi dan Rasul diutus Allah sesudah dia.
Dengan demikian
pastilah risalah yang dibawanya itu berlaku untuk seluruh manusia sampai
Kiamat. dan karena risalahnya itu adalah risalah yang terakhir maka di dalam
risalahnya tercapailah peraturan-peraturan dan syariat hukum-hukum yang layak
dan baik untuk dijalankan setiap tempat dan setiap masa, karena risalah yang
dibawanya itu bersumber dari Allah Yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui.
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dan segala apa yang ada pada keduanya.
Dialah yang mengatur segala apa yang ada pada keduanya. Dialah yang mengatur
semuanya itu dengan peraturan yang amat teliti sehingga semuanya berjalan
dengan baik dan harmonis.
Allah yang
demikian besar kekuasaan-Nya tidak mungkin akan menurunkan suatu risalah yang
mencakup seluruh umat manusia kalau peraturan-peraturan dan syariat itu tidak
mencakup 'seluruh kepentingan manusia pada setiap masa. Dengan demikian
pastilah risalahnya itu risalah yang baik untuk ditrapkan kepada siapa dan umat
yang manapun di dunia ini.
Hal ini tidak
diketahui oleh semua orang bahkan kebanyakan manusia menolak dan menantangnya.
Di antara penantang-penantang itu adalah kaum Muhammad sendiri yaitu
orang-orang kafir Mekah. Banyak ayat-ayat di dalam Alquran yang menegaskan
bahwa Muhammad diutus kepada manusia seluruhnya di antaranya:
تَبَارَكَ
الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَىٰ عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا
Artinya:
Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al Furqan (Alquran) kepada hamba-Nya agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. (Q.S. Al Furqan: 1)
Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al Furqan (Alquran) kepada hamba-Nya agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. (Q.S. Al Furqan: 1)
Dan firman-Nya:
قُلْ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ
مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ يُحْيِي
وَيُمِيتُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي
يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Artinya:
Katakanlah: "Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya. Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia supaya kamu mendapat petunjuk". (Q.S. Al A'raf: 158)
Katakanlah: "Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya. Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia supaya kamu mendapat petunjuk". (Q.S. Al A'raf: 158)
5.
Tafsir
Surah Al Israa' 54
(٥)
رَّبُّكُمْ أَعْلَمُ بِكُمْ إِن يَشَأْ يَرْحَمْكُمْ أَوْ إِن يَشَأْ
يُعَذِّبْكُمْ وَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ وَكِيلًا ﴿الإسراء: ٥٤﴾
Kemudian Allah
SWT menjelaskan bahwa Dialah yang lebih mengetahui tentang keadaan orang-orang
musyrikin itu. Dia akan memberikan rahmat-Nya dengan jalan memberikan taufik
dan hidayah Nya kepada mereka, sehingga beriman dengan iman yang benar, dan
suka mengamalkan amal-amal yang saleh, apabila Dia menghendaki.
Di dalam ayat ini
terdapat isyarat yang menunjukkan, bahwa kaum Muslimin tidak boleh menghina
kaum musyrikin, dan tidak boleh pula mengatakan kepada mereka bahwa mereka ahli
neraka, karena kepastian seseorang masuk neraka atau tidak, adalah termasuk
masalah gaib, yang hanya diketahui oleh Allah SWT. Dan tidak boleh berbuat
sesuatu yang mendatangkan malu kepada mereka, karena yang demikian itu hanya
menyebabkan mereka dengki dan menimbulkan permusuhan, maka perbuatan-perbuatan
itu tidak ada gunanya.
Di akhir ayat
Allah SWT menegaskan bahwa Dia tidaklah mengutus Rasul Nya untuk memaksa mereka
melakukan apa yang diridai Allah, akan tetapi Allah mengutusnya sebagai pemberi
berita gembira dan peringatan. Itulah sebabnya maka Allah SWT melarang Rasul
Nya membuat sesuatu paksaan terhadap mereka, dan memerintahkan agar seluruh
sahabatnya bersikap lapang dada pula.
No comments:
Post a Comment