Monday, 8 June 2015

X.2.5 ZAKAT, HAJI DAN WAKAF, bagian 5



6.   UMRAH
Umrah adalah berkunjung ke Baitullah dengan melaksanakan thawaf, sa’i dan bercukur,  dalam waktu yang tidak ditentukan (bebas).

a.   Hukum Umrah
Umrah fardhu Ain dikerjakan oleh setiap muslim dan muslimat satu kali seumur hidup, seperti halnya ibadah haji, dalam Al Qur’an disebutkan :
وَلا تَحْلِـقُوا رُءُوسَكُمْ حَـتَّى يَــبْلُـغَ الــهَــدْيُ مَحِـلَّـهُ   البقرة  ١٩٦
Artinya :   Sempurnakanlah (pelaksanaan) haji dan umrah karena Allah . . .QS. Al Baqarah : 196
b.   Rukun dan Wajib Umrah
1).  Rukun Umrah sama dengan Rukun Haji, kecuali bahwa umrah tanpa wukuf di Arafah.
2).  Wajib Umrah, yaitu ihram dari miqat dan menjauhkan diri dari larangan ihram umrah/ haji.
c.   Miqat Umrah
1).  Miqat zamani Umrah adalah sepanjang tahun
2).  Miqat makani Umrah sama dengan miqat makani haji, kecuali bagi penduduk Mekkah apabila mau umrah maka miqatnya dari luar Mekkah.
d.   Tata cara Umrah
1)     Bersuci, mandi dan wudhu’i
2)     Berpakaian ihram, shalat sunat ihram dua rokaat.
3)     Niat Umrah dari miqat, dengan ucapan :
لـبـيك اللهم عُـمْـرَ ةً                         
Artinya :   Aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk ber Umrah.
4)     Membaca Talbiyah, shalawat dan berdo’a (sejak berangkat dari miqat)
5)     Masuk Mekkah dan berdo’a
6)     Masuk Masjidil Haram melalui Babus Salam atau pintu lainnya seraya berdo’a, kemudian melihat Ka’bah dan berdo’a, dan ketika melintasi Maqam Ibrahim sewaktu akan thawaf disunatkan berdo’a.
7)     Thawaf
a)     Thawaf (supaya  memenuhi persyaratan seperti keterangan terdahulu).
b)     Untuk sempurnanya thawaf agar juga melaksanakan sunat-sunat thawaf.
c)     Tempat memulai  thawaf  adalah garis lurus  warna  coklat di muka  Hajar  As’wad  bila mungkin mencium Hajar Aswad tersebut. Kemudian menghadap ke Ka’bah dengan sepenuh badan serta berniat thawaf umrah, dengan ucapan :
بسم الله والله اكـبـرُ      بسم الله والله اكـبـرُ
d)     Setiap putaran membaca do’a thawaf dan setiap sampai di rukun Yamani (sudut Ka’bah di kanan Hajar Aswad) mengusapnya atau mengangkat tangan (tanpa mengecup) seraya mengucapkan :

رَ بَّـــــــــــنَا اتـــنَا فـي الـدُنْـــيَا حَـسَــــــنَـةً وَ فِي الاخــرَ ة حَـسَـــــــنَـةً وَقـــنَا عَــذابَ الــــنَار
e)     Setiap melintasi diantara rukun Yamani sampai Ka’bah dengan Hajar Aswad, membaca do’a berikut  :

رَ بَّـــــــــــنَا اتـــنَا فـي الـدُنْـــيَا حَـسَــــــنَـةً وَ فِي الاخــرَ ة حَـسَـــــــنَـةً وَقـــنَا عَــذابَ الــــنَار
bisa dilanjutkan dengan :
وَاَدْخِـلْــنَا الْـجَـنَّــةَ مَـعَ اْلَابْــرَارِ يَاعَـزِيْـزُ يَاغَفَّارُ يَا رَبَّ الْـعَالمَـِـينْ 
Artinya :   Dan masukkanlah kami ke dalam sorga bersama orang-orangyang berbuat baik, wahai Tuhan Yang Maha Mulia, Maha Pengampun dan Tuhan yang menguasai alam semesta.
f)      Seusai thawaf lalu munajat di Multazam dengan diiringi do’a, kemudian menuju Maqam Ibrahim untuk sholat sunat thawaf dua rekaat.
g)     Kemudian menuju  Hijir Isma’il untuk  melaksanakan sholat sunat mutlaq 2 rokaat, dan sesudah shalat lalu berdo’a, setelah itu lalu meminum air zam-zam kemudian berdo’a.
8)     Sa’i
a)     Memenuhi persyaratan sa’i seperti keterangan terdahulu.
b)     Berdo’a ketika hendak mendaki bukit Shafa (sebelum mulai sa’i) dan ketika telah sampai sambil menghadap qiblat.
c)     Setiap memulai perjalanan sa’i baik ketika dari Shafa maupun ketika dari Marwah sampai di pilar hijau supaya membaca do’a.
d)     Setiap melintasi antara dua pilar hijau agar berlarilari kecil (wanita berjalan) sambil berdo’a.
e)      Setiap mendaki bukit Shafa maupun Marwah dari ke tujuh perja­lanan sa’i supaya berdo’a.
9)     Tahallul
Yaitu keadaan dimana calon haji dihalalkan melakukan beberapa perbuatan yang diharamkan selama dalam keadaan ihram umrah maupun haji. Tahallul dalam ibadah umrah ini dilaksanakan setelah thawaf dan sa’i dengan cara memotong rambut.
Caranya adalah :
a).  Tahallul awal, yaitu setelah melakukan dua diantara tiga perbuatan : melontar jumrah Aqabah, bercukur dan thawaf ifadah. Setelah tahallul awal ini menjadi halal segala yang diharamkan ketika haji/ umrah kecuali jima’.
b).  Tahallul tsani, yaitu setelah melakukan ketiga perbuatan tersebut di atas dan kemudian menjadi halallah semua yang dihar­amkan.

7.   TATA CARA MENGERJAKAN HAJI
Di dalam melaksanakan ibadah haji terdapat tiga cara yaitu :
a.   Tamattu’, yaitu  mengerjakan umrah terlebih dahulu, setelah itu baru mengerjakan haji. Dengan memilih cara ini maka harus mem­bayar dam.
b.   Ifrod, yaitu  mengerjakan  haji lebih   dahulu  baru  kemudian  mengerjakan  umrah.  Cara  seperti tidak membayar dam dan merupakan cara yang terbaik.
c.   Qiran, yaitu  mengerjakan haji dan umrah di dalam satu niat dan satu pekerjaan (secara bersama-sama). Cara ini harus membayar dam.
a.   Cara Mengerjakan Haji Tamattu’
1). Melaksanakan Umrah
a).  Miqat makani bagi calon haji Indonesia adalah Bir Ali (Madi­nah) atau Jeddah.
b). Mulai dari miqat tersebut rukun  dan wajib  haji  dilaksanakan,  yaitu  niat ihram  kemudian  menuju Masjidil Haram untuk melaksana­kan thawaf umrah, sa’i dan cukur/ gunting rambut (tahallul umrah), yang secara terperinci tata caranya telah dijelaskan pada sub bahasan G 4.
c). Setelah selesai melaksanakan umrah yang ditandai dengan mem­otong rambut maka kemudi-an menuju Makkah untuk melaksanakan haji.
2).  Melaksanakan Haji
a).  Di Makkah pada tanggal 8 dzulhijjah ; mandi dan berwudhu’, memakai kain ihram, shalat sunat dua rokaat dan kemudian ihram (niat haji) di pondokan dengan membaca :
لَـبَّـيْكَ اللهُمَّ حَـجًّا
Artinya :   Kupenuhi ya Allah panggilan-Mu untuk berhaji”.
(perhatikan keterangan tentang ihram pada B. a.)
b).  Berangkat menuju Arofah dan berdo’a (do’a berangkat ke Arofah), membaca talbiah, shalawat dan do’a (diperbanyak selama dalam pemberangkatan), dan ketika memasuki Arofah agar berdo’a kembali.
c).  Di Arofah, selama menunggu waktu wukuf  (saat tergelincirnya matahari sampai waktu fajar tanggal 10 Dzulhijjah) diisi dengan baca Al Qur’an, dzikir dan berdo’a serta ziarah ke Jabal Rahmah. Dan ketika  melihat Jabal Rahma sunat berdo’a.
d).  Wukuf diawali dengan mendengarkan khutbah  wukuf, kemudian shalat dhuhur dan ashar jama’ taqdim dan diqashar setelah itu mulai dengan membaca do’a-do’a wukuf. Untuk kesempurnaan wukuf perhatikan sunat-sunat wukuf terdahulu.
e).  Selesai melaksanakan wukuf,  bersiap-siap menuju ke Muzdalifah sambil membaca tal biyah, shalawat dan do’a kemudian sewaktu berangkat dari Arafah membaca :
اللهُ اَكْبَـرُ اللهُ اَكْبَـرُ اللهُ اَكْبَـرُ لَااِلـــــــــــــــــــــــــهَ اِلَّا اللهُ  اللهُ اَكْبَـرُ وَللهِ الْحَمْـدُ
f).   Ketika sampai di Muzdalifa dianjurkan berdo’a dan kemudian mabit (berhenti atau bermalam walaupun sejenak dan bagi yang belum shalat maghrib dan isya’ dilakukan saat menanti tengah malam dengan jama’ takhir qashar.
g).  Dianjurkann memperbanyak dzikir dan berdo’a karena Muzdalifah merupakan tempat yang mustajab dan disunatkan juga mencari keri­kil minimal tujuh butir untuk melontar jumratul aqabah, dan maksimal 70 butir.
h).  Berangkat ke Mina, selama dalam perjalanan menuju Mina tetap disunatkan untuk bertalbiyah, sedangkan takbiran baru disunatkan setelah melontar jumrah aqabah.
i).   Ketika sampai di Masy’aril Haram (antara Muzdalifah dan Mina) disunatkan berdo’a : Robbana aatina fiddunya hasanah dan seter­usnya. Kemudian begitu sampai di Mina lalu berdo’a :
اللهم هذا مـنى فامنُنْ عليَّ بما مـنَنْتَ به على اوليَائِكَ
Artinya :   Ya Allah, tempat ini adalah Mina, maka anugerahilah aku dengan apa yang engkau telah berikan kepada wali-wali-Mu dan orang-orang yang taat kepadaMu”.
j).   Kewajiban haji yang dilaksanakan selama di mina yaitu :
1.   Melontar Jumratul Aqadah dengan tujuh lontaran, setiap lontaran satu batu, dikerjakan tengah malam/ pagi/ sore dan yang terbaik waktu dhuha. Setelah itu tahallul awal dengan bercukur. Dengan selesainya tahallul awal ini maka seluruh larangan ihram telah gugur kecuali jima’, semua ini dikerjakan pada tanggal 10 dzulhijjah.
2.   Bagi yang mengambil nafar awal, bermalam di Mina pada malam tanggal 11 dan 12  Dzulhijjah dan siang harinya (diutamakan setelah tergelincir matahari) melontar jumrah Ula, Wustha dan Aqabah secara berurutan, dengan jumlah 42 lontaran dan 42 kerikil. Setiap lontaran membaca :
بِسْمِ اللهِ وَاللهُ اَكْبَـرُ رَجْمًا لِلشَّيَاطِـيْنِ وَرَضِىَ  لِلرَّحْمن. اللهُمَّ اجْعَلْهُ حَجًّا مَـبْرُوْرًا وسَعْيًا مَـشْـكُوْرًا 
Artinya :   Dengan Nama Allah, Allah Maha Besar, Kutukan bagi segala setan dan ridha bagi Allah Yang Maha Pemurah. Ya Allah, Tuhanku, jadikanlah ibadah hajiku ini haji yang mabrur dan sa’i yang diterima”.
3.   Bagi yang memilih nafar stani, bermalam di Mina pada malam tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah dan melontar tiga jumrah secara berurutan. Selama tiga hari tersebut sebanyak 63 lontaran dan 63 kerikil, dan setelah selesai melontar ketiga jumrah tersebut lalu berdo’a.
k).  Bagi yang memiliki  tanggungan supaya  membayar sewaktu di Mina dan bagi yang mampu supaya memotong hewan kurban, kemudian menuju Makkah.
l).  Selama berada di Makkah ini kegiatan yang dilakukan adalah :
1.   Melakukan thawaf ifadhah dengan cara seperti G d , dengan selesainya thawaf ifadah ini maka berarti telah tahallul tsani dan dibolehkan jima dengan istri.
2.   Mengerjakan sa’i bagi yang belum, dan membayar dam bagi yang memiliki tanggungan serta melaksanakan jama’ah di Masjidil haram dan membaca Al-Qur’an selagi masih ada kesempatan (sebelun pu­lang).
3.   Melakukan thawaf wada’sebanyak tujuh putaran dengan cara yang sama (G d) hanya do’anya ada perbedaan sedikit, begitu juga do’a setelahnya.
m). Menuju tanah air tercinta.

b.  Cara Mengerjakan Haji Ifrod
Melaksanakan haji terlebih dahulu  baru kemudian mengerjakan umrah.
1)     Ihram dari Miqat (Bir Ali atau Jeddah) dengan ketentuan sama dengan  B a. ( Lafal niat haji Ifrod sama dengan haji tamattu’.)
2)     Selama menuju Makkah dan kegiatan selama di Makkah adalah :
a)     Sunat  mengerjakan  thawaf qudum (yang bukan mukimin), dan bila dikerjakan  dengan sa’i maka sa’inya termasuk sa’i haji dan pada saat thawaf  ifadah tidak perlu sa’i lagi.
b)     Setelah selesai thawaf qudum tidak ditutup dengan tahallul sampai selesai seluruh kegiatan haji.
3)     Tanggal 8 Dzulhijjah berangkat ke Arafah dan seterusnya, pelaksanaannya sama dengan haji tamattu’.
4)     Selesai mengerjakan haji barulah mengerjakan umrah dengan miqat sa-lah satu antara Tan’im atau Ji’ranah, lalu kembali menuju Masjidil Haram untuk Thawaf dan sa’i dan diakhiri dengan mencukur rambut (tahalul).
5)     Selesai mengerjakan Umrah, bagi yang belum ke Madinah diberangkatkan ke Madinah dengan melakukan thawaf wada’ sebelum berangkat.
6)     Selama di Madinah kegiatan khususnya adalah ziarah ke Masjid Nabawi dan shalat di dalamnya, ziarah ke Makam Nabi saw, Raudah, Makam Baqi’, Masjid Quba, Jabal Uhud, Masjid Qiblatain dan ke Khandak/ Masjid Khamsah.
c.   Cara Mengerjakan Haji Qiron
1).  Ihram dari qimat (seperti biasa) dan berniat haji dan umrah.
2).  Melaksanakan thawaf qudum (bila bukan mukmin) boleh dengan mengerjakan sa’i ataupun tidak, bila mengerjakannya dengan sa’i maka sa’inya dihitung sa’i haji dan setelah thawaf ifadhah tidak perlu lagi bersa’i.
3).  Dengan selesainya  thawaf ifadhah, berarti selesai pulalah seluruh rangkaian pelaksanaan haji qiran.
4).  Urut-urutan kegiatan dan bacaan do’a sama dengan haji Ifrod, kecuali setelah tahallul ke dua tidak perlu umrah lagi.
8.   HIKMAH HAJI DAN UMRAH
Ada beberapa hikmah haji dan umrah, antara lain adalah :
1.   Haji merupakan salah satu rukun Islam yang lima, oleh karenan­ya bila rukun yang 4 telah dilaksanakaan semua maka melaksanakan haji secara formal berarti tuntasnya pelaksanaan rukun Islam yang lima tersebut.
2.   Bila haji dikerjakan dengan penuh loyalitas kepada Allah swt, dalam arti didasari oleh semangat Taqwa, pengabdian, khusyu’ tawadhu’ dan tadharu’, maka tidak ada kenikmatan yang pertama yang pantas diterimanya selain sorga kelak.
Nabi saw. bersabda :
منْ حج لله فلم يرفث ولم يفسُقْ خرج من ذنوبه كيومِ ولدته امُّه والعمرة الى العمرة كــفارةٌ لمـا بيـنـهما والحـجُّ  المــبـرورُ  لَيْسَ لـه جـزَ اءٌ الا الـجــنـةَ    رواه  البخارى  و مسلم
Artinya :   Barang siapa yang mengerjakan Haji semata-mata karena Allah, lalu tidak berkata keji dan berbuat fasiq,maka ia keluar dari dosa-dosanya bagaikan saat dilahirkan oleh ibunya, dan melakukan Umrah dan umrah (kemudian), menghapus dosa antara keduanya, sedangkan haji yang mabrur tidak ada balasan (yang pantas) kecuali sorga”.   HR. Bukhari Muslim
3.   Segala pekerjaan selama haji terutama wukuf, merupakan lambang kepatuhan seorang hamba kepada Tuhannya.
4.   Semakin menyadari akan kebesaran Allah swt. dan betapa lemahn­ya manusia bila dibanding denganNya.
5.   Dengan mengetahui tempat-tempat suci (Haramain) dan tapak tilas perjuangan Nabi saw. akan semakin mempertebal keyakinan dan ketaqwaan kepada Allah swt.

No comments:

Post a Comment