A. PENGERTIAN DINUL ISLAM
a. Dari
segi bahasa :
Kata ad
din berarti
agama, aturan atau teratur. Dalam bahasa Semit din berarti undang-undang atau
hukum. Intisari dari arti demikian memberikan faham bahwa agama mengandung arti
ikatan-ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi oleh manusia.
Kata
Islam, bisa
berarti : berserah diri; dalam artian menyerahkan diri sepenuhnya kepada
kekuasaan dan kehendak Allah swt., sejahtera, selamat; yaitu sejahtera dan
selamat hidupnya di dunia dan di akhirat.Damai; yaitu ajaran Islam membawa
konsep perdamaian di dunia lahir batin.
b. Dari
segi istilah :
Dinul
Islam memiliki dua pengertian :
1. Pengertian umum : Dinul
Islam ialah agama yang dibawa dan diajarkan oleh semua Nabi/ Rasul Allah swt.
sejak Nabi Adam as. sampai kepada Nabi Muhammad saw. Agama Islam menekankan
arti ketauhidan, yakni hanya menyembah satu Tuhan yaitu Allah swt.
2. Pengertian khusus : Dinul
Islam ialah wahyu Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. untuk
disampaikan kepada segenap umat manusia, sebagai pedoman hidup guna memperoleh
kebahagiaan di dunia dan akhirat, lahir batin.
Sejak
Nabi Adam as. sampai kepada Nabi Muhammad saw. agama Islam memiliki konsep
ketuhanan yang sama yaitu hanya ada satu Tuhan, Dialah Allah swt Yang Maha Esa
dalam segalanya. Sedang cara bagaimana menyembahNya, disesuaikan dengan situasi
dan kondisi ketika Nabi/Rasul itu hidup. Pengertian ini sesuai dengan firman
Allah swt.:
مَا
كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفًا
مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Artinya : “Ibrahim bukan seorang Yahudi dan
bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi
seorang muslim dan sekali-kali dia bukanlah dari golongan orang-orang musyrik”.
QS. Ali Imran 67
Di dalam
ayat lain disebutkan :
وَقَالَ
مُوسَى يَاقَوْمِ إِنْ كُنْتُمْ ءَامَنْتُمْ بِاللَّهِ فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُوا
إِنْ كُنْتُمْ مُسْلِمِينَ
Artinya : Berkata Musa : hai kaumku, jika kamu
beriman kepada Allah swt maka bertawakkallah kepada-Nya jika kamu benar-benar
orang yang beragama Islam. QS. Yunus : 74
Sedangkan
Islam yang menjadi bahasan di sini adalah Islam dalam pengertian khusus, yaitu
agama Islam yang dibawa dan dijarkan oleh Nabi Muhammad saw.
B.
TUJUAN
DINUL ISLAM
Tujuan dari Dinul Islam adalah mentauhidkan
Allah swt. demi tercapainya kebahagiaan hidup lahir batin dunia dan akhirat, sejalan dengan do’a yang
diajarkan dalam Al Qur’an :
رَ
بـَــنَا اتـــنَا فـي الـدُ نـــيَا حَـسـَـــنَـة وَ فِي ا لاخــرَ ة حـَسَــنـَة
وَقـــنَا عَــذابَ الــــنَار
Artinya
: “Wahai Tuhan kami, anugerahilah kami kebaikan/kebahagiaan ketika di
dunia, dan anugerahilah pula kami kebaikan/kebahagiaan di akhirat, serta
jauhkanlah/ hindarkanlah kami dari siksa api neraka”. QS. Al Baqarah : 201
Kebahagiaan di dunia dan akhirat merupakan
tujuan yang harus diraih oleh setiap muslim, untuk inilah maka dalam
menjalankan syari’at Islam terdapat tahapan-tahapan yang harus dilalui, yaitu :
a. Memiliki keyakinan yang
benar.
b. Mengetahui syari’at yang
bena (WARID)
c. Melaksanakan syari’at dengan tekun dan penuh keyakinan (mantap).
d. Mauhibah, yaitu sikap
yang penuh dengan penerimaan dan syukur akan karunia Allah swt
Apabila seorang muslim memperhatikan dan
mempedomani keempat tahapan di atas, maka ia akan dapat mengatur aktivitasnya
untuk kepentingan dunia dan akhirat dengan benar secara berimbang.
Dalam Al
Qur’an difirmankan :
وَابْتَغِ
فِيمَا ءَاتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ
الدُّنْيَا
Artinya : “Dan
carilah pada apa yang dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan nasibmu di dunia”. QS. Al Qashas : 77
C.
RUANG
LINGKUP DINUL ISLAM
Bila merujuk kepada tujuan Dinul Islam yaitu
tercapainya kebahagiaan dunia dan akhirat, maka ruang lingkup Dinul Islam
meliputi :
a.
Hubungan antara manusia dengan Allah swt.
Firman Allah dalam Al Qur’an :
وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka me-nyembah-Ku”. QS. Adz Dzariyat : 56
Ayat di
atas memberikan pengertian bahwa tujuan diciptakannya manusia yaitu berbakti
kepadaNya. Rasul saw. bertugas memberi penjelasan dan contoh kepada umatnya bagaimana cara
beribadah yang benar.
Untuk
sampai kepada ibadah yang benar ini Rasul saw. menjelaskan 3 aspek penting, yaitu :
1. Aspek Iman, yaitu mempercayai
dengan benar enam unsur rukun iman .
2. Aspek Islam, Aspek ini merupakan realita dari iman
3. Aspek ihsan, Tentang ihsan dalam hadits Nabi saw disebutkan
:
Ihsan
merupakan proyeksi hubungan dengan Allah swt yang betul-betul sempurna,
sehingga yang ingatdan dituju hanya Allah swt semata.
b.
Hubungan antara sesama manusia
Dalam
syari’at Islam terdapat konsep dasar hubungan manusia secara
individu dan dalam hidup bersama baik dalam keluarga maupun masyarakat. Konsep
dasar ini termaktub dalam surat
Al-Maidah 2 .
Manusia
diciptakan Allah swt sebagai makhluk sosial, antara satu dengan lainnya saling
membutuhkan dan memiliki kecenderungan besar untuk hidup bermasyarakat. Islam
mengajarkan agar terjadi hubungan timbal balik yang baik antara sesamanya,
antara laki-laki dan wanita, antara keluarga dengan keluarga lainnya, antara
bangsa yang satu dengan bangsa lainnya, dalam tatanan hubungan yang saling
menguntungkan dan tidak boleh saling merugikan, apalagi saling membanggakan dan
menyombongkan diri.
Islam
mengajarkan kebersamaan, saling menghargai antara sesamanya, tidak membedakan
status dan warna kulit, yang dinilai oleh Allah swt adalah kepribadian atau takwanya.
Perhatikan firman Allah swt dalam surat
Al Hujurat 13.
c. Hubungan
antara manusia dengan alam sekitar
Allah
swt. memerintahkan (QS. Al Qashas : 77) agar manusia selalu berbuat baik pada
dirinya dan memperlakukan dengan baik segala sesuatu yang ada di muka bumi.
Bumi, langit dan segala sesuatu yang ada pada hakekatnya diciptakan Allah swt
untuk kepentingan manusia agar semua potensi alam dapat dimanfaatkan dengan
cara yang baik dengan memperhatikan keseimbangan agar tidak terjadi dampak
negatif setelah pemanfaatannya. Alam harus dilestarikan, diolah, dijaga dan
dimanfaatkan sesuai kebutuhan dan sesuai petunjuk agama, banyak firman Allah
swt. yang berkaitan dengan masalah ini, antara lain termaktub dalam QS.Luqman
20 dan QS. Hud : 61.
No comments:
Post a Comment