Thursday, 14 March 2013

X.1.2 AL QUR'AN IKHLAS BERIBADAH, bagian 2


e.     HUKUM QALQALAH
Bacaan QALQALAH ( قــلـقـلــة  ), dibedakan menjadi 3, yaitu :

1.    QAlQALAH SUGHRO
Yaitu apabila ada huruf QALQALAH yang terdiri dari  ( ق ط ب ج د ) dan terhimpun dalam lafadh ( قــطــب جــــد ), berharkat sukun asli dan berada di tengah-tengah kata maka disebut QAlQALAH SUGHRO   
(   قــلـقـلــة  صـغـرى   ).

2.    QAlQALAH WUSHTO
Yaitu apabila ada huruf QALQALAH seperti di atas  dibaca sukun karena wakaf ( harkat asli tidak sukun )  maka  disebut QAlQALAH WUSHTHO
( قــلـقـلــة وســطى ).

3.    QAlQALAH KUBRO
Sedangkan apabila ada huruf QALQALAH seperti di atas yang bertasydid dan berharkat fathah / kasrah / dhammah,  kemudian  dibaca  sukun   karena wakaf maka disebut QAlQALAH KUBRO (  قــلـقـلــة كـبرى    ).

Contoh ketiga bentuk QALQALAH tersebut adalah
                                             
NAMA
CONTOH KALIMAT
CARA MEMBACA
Qalqalah Shughro
تــجْــزون
وخـلـقْــنـكــمْ
Untuk membaca
Minta petunjuk / contoh dari
 guru
Qalqalah Wushtho
مُـحــيْــطْ
الله الـصَــمَــدْ
Qalqalah Kubro
بـالــحـقّ
وتــــبَّ

C.    ARTI AYAT

Artinya :      "Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".  Al An'am 162 – 163
Artinya : "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.  Al Bayyinah  5
D.   KANDUNGAN  SURAT AL AN'AM 162-163
a.     Dalam Surat Al An'am ayat162-163 ini Nabi Muhammad saw. diperintahkan supaya mengatakan bahwa sesungguhnya shalatnya, ibadatnya serta semua yang dilakukannya, hidupnya dan matinya hanyalah semata-mata untuk Tuhan semesta alam yang tiada sekutu bagiNya.
b.    Nabi Muhammad saw. adalah orang pertama yang menyerahkan diri kepada Allah swt. dalam mengikuti dan mematuhi semua perintah dan laranganNya.
c.     Surat Al An'am ayat1 62-163 ini mengandung ajaran yang diajarkam Allah swt. Kepada Nabi Muhammad saw. yang harus disampaikan kepada umatnya, tentang bagaimana hidup dan kehidupan seorang muslim dalam kehidupannya di dunia, tentang shalat dan ibadah lainnya yang harus dilaksanakan secara tekun, istiqamah dan sepenuh hati hanya karena Allah swt. ikhlas dalam semua pekerjaan tanpa pamrih.
       Seorang Muslim harus yakin kepada kekuasaan dan kehendak Allah swt. yang tidak ada banding dan sekutuNya. Allah swt. yang menentukan hidup mati seseorang, oleh karenanya ia tidak perlu takut mati di dalam berjihad, berdakwah, beribadah (mahdhah / ghairu mahdhah) di jalan Allah swt. dan tidak perlu takut kehilangan jabatan atau kedudukan dalam menyampaikan dakwah islam amar ma'ruf nahi muinkar.
d.    Surat Al An'am ayat 162-163 ini selalu dibaca ketika shalat dalam do'a iftitah sebagai ungkapan janji dan tekad di hadapan Allah swt.
E.    KANDUNGAN  SURAT AL BAYYINAH 5
a.     Bahwa manusia (umat Islam) pada dasarnya tidak diperintah kecuali untuk menyembah, berbakti kepada Allah swt. dengan cara yang semurni-murninya, ikhlash lahir bathin dan membersihkan amal perbuatan dari unsur-unsur syirik serta ingin sesuatu dalam ibadahnya kecuali ingin ridha Allah swt., hal ini demi kebaikannya di dunia maupun di akhirat kelak.
b.    Stiap umat Islam supaya mendirikan shalat, yaitu mengerjakannya secara terus menerus setiap waktu dengan memusatkan jiwa dan raga hanya kepada kebesaran Allah swt.
c.     Dalam mengeluarkan zakat supaya dibagikan kepada yang berhak menerimanya dengan motifasi taabbudi, bukan karena ingin dipuji oleh orang lain atau agar diniliai sebagai muslim yang taat.
F.    KESIMPULAN
Bahwa setiap muslim dalam beribadah (secara vertikal maupun horizontal) supaya hanya bertujuan karena Allah swt. semata, dengan penuh keikhlasan.
Ikhlash menurut pengertian bahasa adalah ketulusan hati, tulus hati, jujur, murni, jernih, bersih dan bebas, sedangkan menurut istilah adalah : mengerjakan amal kebaikan yang didorong oleh niat yang baik atau karena Allah swt. semata. Niat, dalam pengertiannya yang lengkap, bukan saja berarti kesa­daran bathin tentang “apa yang dilakukan”, tetapi juga “untuk apa” dan “karena apa” sesuatu itu atau amal itu dilakukan, atau motif apa yang menggerakkan dilakukannya suatu perbuatan. Nabi saw. bersabda :
انـمَا الاعْــــــــــــــــمَال بالـنــــــــــــــــــيَات و انـمَا لِكُلِّ امْــــرءٍ مَـا نـوى.   رواه  البخارى  مسلم
Artinya : “   Sesungguhnya nilai (sah tidaknya) segala amal itu, tergantung pada niat, seseorang hanya dinilai sesuai dengan yang diniatkannya.  HR. Bukhari Muslim.
Dalam kaitannya dengan ibadah, ada dua motif yang mendorong seseorang melakukannya, yaitu motif positif (ikhlas) dan motif negtif (tidak ikhlas), Imam Al Ghazali mengelompokkan ikhlas menjadi dua, yaitu :
a.     IKHLAS AWAM (ikhlasnya orang kebanyakan), yang terdiri dari :
1.    Lil Khauf, melakukan kebaikan karena perasaan takut kepada siksa Allah swt.
2.    Lir Roja’, melakukan kebaikan karena mengharapkan pahala.
3.    Lil Wujub, melakukan ibadah karena merupakan kewajiban sebagai mukallaf
b.    IKHLAS KHUSUS (Ikhlas yang sesungguhnya), yang terdiri dari :
1.    Lir Ridla, beribadah hanya karena rasa ridha, puas serta menerima menjadi hamba Allah swt.
2.    Lil Mahabbah, berbuat kebaikan karena dorongan perasaan cinta kepada Allah swt.
3.    Lit Taladzdzudz, mengerjakan ibadah karena ibadah itu sendiri dirasakan sebagai sesuatu yang nikmat dan lezat.
3.    Lisy Syukri, melakukan kebaikan (ibadah) karena rasa syukur atas segala nikmat yang telah diterimanya, motif ini yang banyak mendorong pola ibadah Nabi saw.
Bila beramal dengan motif-motif diatas inilah yang masuk dalam kategori ikhlash.
قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأَرْضِ وَلأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ. الحجـر  : 39  - 40
Artinya :      “Iblis berkata : “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat,  pasti aku  akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis.

No comments:

Post a Comment