IMAN KEPADA QADHA
QADAR
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Mengembangkan
perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama,
cinta damai, responsif dan pro- aktif)
dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami
dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
KOMPETENSI DASAR
1.2 Menghayati nilai-nilai keimanan kepada Qadha dan Qadar
Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1.1
Menghayati nilai-nilai keimanan kepada Qadha dan Qadar.
2.6 Menunjukkan sikap optimis, berikhtiar dan bertawakal sebagasi
cerminan dari kesadaran beriman kepada Qadha dan Qadar Allah SWT.
3.4 Memahami makna iman kepada Qadha dan Qadar
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4.1 Mampu menjelaskan pengertian iman kepada Qadha
dan Qadar
3.4.2
Mampu menjelaskan fungsi iman kepada Qadha
dan Qadar
3.4.3 Mampu menunjukkan perilaku iman kepada Qadha dan Qadar
3.4.4 Mampu menjelaskan hikmah beriman kepada Qadha
dan Qadar
3.4.5 Mampu menerapkan hikmah beriman kepada Qadha
dan Qadar
4.4 Berperilaku yang mencerminkan kesadaran
beriman kepada Qadha dan Qadar.
Indikator Pencapaian Kompetensi
4.4.1 Siswa mampu menampilkan contoh-contoh
perilaku beriman kepada Qadha dan Qadar.
4.4.2 Siawa mampu menampilkan perilaku mulia
sebagai cerminan iman kepada Qadha dan Qadar.
4.4.3 Siswa dapat membedakan orang yang beriman dan
tidak beriman kepada Qadha dan Qadar.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menghayati
nilai-nilai keimanan kepada Qadha dan Qadar.
2. Memahami
makna beriman kepada Qadha
dan Qadar.
3. Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman
kepada Qadha dan Qadar.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
·
Mengamati
-
Menyimak bacaan al-qur’an yang terkait dengan iman kepada
Qadha dan Qadar secara individu maupun kelompok.
-
Mengamati tayangan video tentang iman kepada Qadha dan Qadar
·
Menanya
-
Mengajukan pertanyaan, misalnya tentang makna iman kepada
Qadha dan Qadar.
·
Eksperimen/Eksplore
-
Diskusi tentang iman kepada Qadha dan Qadar dalam persfektif
al-Qur’an,
-
Diskusi tentang iman kepada Qadha dan Qadar
·
Assosiasi
-
Menyimpulkan makna iman kepada Qadha dan Qadar
-
Komunikasi
-
Menyajikan/melaporkan hasil diskusi tentang tentang makna
iman kepada Qadha dan Qadar
-
Menanggapi hasil presentasi (melengkapi, mengkonformasi, dan
menyanggah).
IMAN PADA QADLA’ DAN QADAR
A. HUBUNGAN ANTARA QADLA’ DAN QADAR
Percaya terhadap Qadla’ dan Qadar, merupakan rukun iman yang
keenam, dan kata ini memiliki arti/ maksud yang sama atau hampir sama. Oleh
karena itu dalam pengertian sehari-hari, Qadla’ dan Qadar biasa disebut dengan
istilah Taqdir, yang berarti : Hukum/ Ketentuan/ Ketetapan Allah swt.
Dilihat dari segi bahasa, Qadla’ berarti : putusan atau ketetapan,
perhatikan ayat berikkut :
وَ قَضَيْــنَا إِلـى بَــــني
إسْرَائِيْـــلَ في الْكِــتَاب لَـتُــفْسِــدُنَّ في الأَرْضِ مَـرَّتَـــيْنِ
وَلَـتَـعْلُـنَّ عُلـوًّا كَبِـيْـرًا.
الاســراء : 4
Artinya
: Dan telah Kami tetapkan terhadap
Bani Israil dalam kitab itu, sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka
bumi ini dua kali, dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan
yang besar. QS. Al Isra’ : 4
Sedangkan Qadar berarti ketentuan atau ukuran.
وَخَـلقَ كُلَّ شَيْءٍ فَـقَــدَّرَهُ
تـَقْــدِيـْرً ا. الفـرقان : 2
Artinya
: Dan Dia telah menciptakan segala
sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya secara sangat rapi. QS. Al Furqan
: 2
Dalam hadis Nabi saw. Juga disebutkan
فَأَخْـبِرْنِـىْ عَـنِ الْاِيْمَانُ
قال أَنْ تُؤْ مِنَ بِاللهِ وَمَلَا ئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلـِهِ وَالْيَـوْمِ
الْاَخِرِ وَالْـقَـدَرِ خَـيْـرِهِ وَشَـرِّهِ رواه مـسلم
Oleh karenanya maka pengertian Takdir (Qadla’
dan Qadar) adalah hukum, ketetapan dan atau keputusan Allah swt di zaman
azali tentang segala sesuatu yang sedang terjadi, akan dan sudah terjadi
pada alam dan isinya ini.
Perhatikan firman Allah swt. Berikut:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيـبَةٍ فِي
الأَرْضِ وَلا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلا فِي كِتَابٍ مِنْ قَــبْلِ أَنْ
نَــبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللهِ يَسِـيرٌ الحـديد 22
Artinya : Tidak
satu bencanapun yang terjadi di bumi ini dan (tidak pula) pada dirimu, kecuali
telah tertulis dalam Kitab (lauh mahfudz) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. QS. Al Hadid 22
Dengan demikian jelaslah, bahwa hubungan
Qadla’ dan Qadar ini tidak dapat dipisahkan/ menyatu, sehingga biasa hanya
disebut dengan istilah Taqdir saja. Kepercayaan terhadap Taqdir secara
ringkas adalah bahwa segala sesuatu yang terjadi baik dan buruk, suka dan duka.,
semuanya berdasar taqdir Allah swt.
Persoalannya adalah, apakah taqdir itu bisa berubah, dan apakah dapat
diusahakan perubahannya oleh manusia ? Juga apakah manusia hanya tunduk dan
menunggu taqdir Allah ?
C. IKHTIAR
Untuk menjawab persoalan di atas, perhatikan ayat berikut ini :
إِنَّ الله
لَايُغَيِّرُ مَا بِقَـوْمٍ حَـتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ. الـرعـد : 11
Artinya
: Sesungguhnya
Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka merubah (sendiri)
keadaannya. QS. Ar Ra’du : 11
وَهُوَ الذِي سَخَّـرَ الْبَـحْرَ
لِـتـَأْكُلُوْامِـنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُوا مِنْهُ حِلْيَةً
تَلْبَسُونَـهَا وَتَرَى الْفـُلْكَ مَوَاخِرَ
فِيهِ وَلِـتَبْتَـغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَـعَلَّكُمْ تَشْكُـرُونَ.
الـنحل 14
Artinya
: Dan Dialah Allah, yang enundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat mencari hidup di dalamnya (ikan) dan kamu
mengeluarkan dari laut itu perhiasan yang kamu pakai, dan kamu melihat bahtera
berlayar padanya, dan supaya kamu mencari keuntungan dari karuniaNya, dan
supaya kamu bersyukur. QS An Nahl 14
اُرْكُضْ بِـرِجْـلِكَ هَـذَا
مُغْـتَسَـلٌ بَارِدٌ وَشَرَابٌ . ص : 42
Artinya
: Hantamkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum. QS Shad
42
Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa manusia
dibenarkan dan diberi kuasa bahkan diperintah / diwajibkan untuk berusaha
(ikhtiar) memperbaiki nasib, menentukan jalan hidup dan menundukkan, mengolah
serta melestarikan dan memanfaatkan potensi alam, sesuai dengan ketentuan alam
yangtelah digariskan oleh Takdir. Semua potensi alam, keajaiban alam dicipta
untuk manusia (mahluk) agar manusia mengakui kemaha Besaran Allah swt. Yang
pada gilirannya akan bersyukur kepadaNya.
Akan tetapi, kenyataan hidup membuktikan bahwa
tidak semua usaha/ ikhtiar itu pasti berhasil, oleh karena itu sangatlah tepat
bila setiap usaha disertai dengan do’a, agar diberi kemudahan dan keberhasilan
dalam berusaha serta membawa berkah bahagia dunia akhirat.
Ditegaskan dalam Al Qur’an
وَإِذَاسَأَلَكَ عِبَادِي عَـــنِّي
فَإِنِّي قَـــــرِيْبٌ أُجِيْبُ دَعْــــــوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ
فَلْيَسْتَجِيْـبُواْلِي وَلْيُؤْمِـنُوْابِي لَعَلَّـهُمْ يَرْشُدُونَ. البقرة :
186
Artinya
: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a
apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran.QS Al Baqarah 186
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي
أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ
جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ. غافر/ الـمـؤمن :
60
Artinya : Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".QS Al
Mukmin / Ghafir 60
2 ayat di atas sangat jelas bahwa Allah swt. DOA memegang peran penting untuk tercapainya suatu maksud atau usaha manusia, bahkan Allah swt menjamin dengan firmannya
(artinya) “Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu”.
Nabi Muhammad saw. menegaskan dalam sabdanya:
لَايَــرُدُّ الْـقَـضَاءَ اِلَّا
الـدُّعَـاء رواه الـتـر مذى
Artinya
: Tidak
ada yang dapat menolak taqdir selain do’a. HR. Tarmidzi
Dengan demikian jelaslah, bahwa ikhtiar merupakan kaharusan, dan ikhtiar
yang benar meliputi :
a. Ikhtiar dhahir, usaha yang
dilakukan dengan panca indera
b. Ikhtiar bathin, usaha dengan
cara berdo’a langsung kepada dzat yang punya taqdir.
Keterpaduan ikhtiar lahir dan bathin ini akan membuahkan hasil yang
insya Allah mendapat perkenan Allah swt, dan bila dua segi ikhtiar ini telah
dilaksanakan dengan baik maka tahapan terakhir adalah tawakkal dengan terus
diiringi oleh do’a.
Ingat ! hanya Allah swt, yang kuasa menentukan, dan Dia pulalah yang Maha Kuasa untuk merubah sesuai dengan
kehendak dan kemurahanNya.
D. TAWAKKAL
Tawakkal adalah pasrah dan menerima dengan
sepenuh hati ketentuan yang ditetapkan oleh Allah swt terhadap hasil
usaha/ikhtiar yang telah dilakukan, berhasil tidaknya usaha dan do’a semuanya
tergantung kepada kehendak dan kemurahan Allah swt. hal ini harus menjadi
keyakinan bagi setiap muslim.
Allah swt. Berfirman:
وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ
فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ.
الطـلاق : 3
Artinya
: Dan barang
siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang
dikehendaki)Nya.QS. At Thalaq: 3
وَشَــاورْهُـــــــمْ فِي الأَمْرِ
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّهِ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ
الْمُتَوَكِّلِينَ. ال عـمـران : 159
Artinya
: dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. QS Ali Imron 159
Cara bertawakkal yang bernar pernah diajarkan
sendiri oleh Nabi saw., yaitu ketika Rasulullah saw. bersama para sahabat
dengan beberapa kafilah onta, setelah sampai pada tujuannya ada diantara sahabat
yang tidak mengikat ontanya, melihat ini Rasul mengingatkan “ ikatlah ontamu dan bertawakkallah”. HR Ibnu
Hibban.
B. FUNGSI IMAN KEPADA QADLA’ DAN QADAR
Fungsi dari kepercayaan bahwa Qadla’ dan Qadar antara lain adalah
bahwa :
a. betapa besarnya kekuasaan
Allah swt, dan betapa tidak berartinya manusia bila dibanding dengan
kekuasanNya.
b. tidak ada kejadian yang
terjadi secara kebetulan, semua terjadi atas taqdir Allah swt.
c. kejadian/ peristiwa alam
itu bisa terjadi tanpa adanya sebab tertentu, dan bisa juga terjadi dengan
diiringi oleh sebab dan akibat, inilah taqdir Allah swt., inilah Sunnatullah,
inilah yang oleh sebagian orang disebut Hukum Alam. Hukum Alam : bila akal manusia mengetahui sebab-sebab kejadiannya, keajaiban alam bila sebab-sebab itu tidak tercerna oleh akal.
d. timbulnya keyakinan
bahwa semua itu terjadi karena taqdir Allah swt semata, semua kejadian itu
dikembalikannya kepada Taqdir Allah swt, hanya Allah swt pulalah yang dapat
berbuat sesuatu, baik yang dapat dicerna oleh kemampuan akal maupun yang akal
tidak mampu mencernanya.
Persoalan yang timbul adalah : bila semua yang terjadi, terjadi
atas taqdir Allah swt., maka dimana peranan ikhtiar/ usaha manusia, apakah
taqdir itu bisa berubah/ dapat diusahakan untuk berubah ? dan juga apakah
manusia hanya tunduk dan menunggu Taqdir Allah swt semata ?
E. HUBUNGAN
IKHTIAR DAN TAWAKKAL
Ikhtiar dan tawakkal mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali, keduanya tidak dapat dipisahkan. Ikhtiar tanpa tawakkal,
adalah sombong, dalam arti manusia terlalu mengandalkan usaha dan rencananya,
padahal kemampuan manusia untuk mewujudkan keinginannya sangat dibatasi oleh
keterbatasan dan kemampuannya sebagai manusia. Tawakkal saja tanpa ikhtiar
(usaha) adalah bodoh dan konyol.
Tawakkal terhadap hasil ikhtiar akan terhindar
dari keputusasaan dan stress bila usahanya gagal, tidak sombong /mengandalkan
kemampuan /rencananya bila meraih sukses, bahkan ia selalu sabar dan bersyukur
kepada Allah swt.
Dengan demikian terwujudlah pada diri orang muslim seperti yang
disabdakan Nabi saw :
عَجَـبًا لِاَمْـرِ الْـمُـؤْمِنِ
اِنَّ اَمْـرَهُ كُلَّـهُ خَيْرٌ وَلَيْـسَ ذَاكَ لِاَحَـدٍ اِلَّا لِلْمُؤْمِـنِ
اِنْ اصـابـتـه ســرآء شـكـر فـكان خـيـرًا لـه, وان اصـابـتـه ضـرآءُ صـبـر فـكان خـيـرًا
لــــــــــه رواه مسلم
Artinya : Pekerjaan
orang mu’min mengagumkan, karena semuanya diterima dengan baik, yang demikian
tidak terjadi kecuali pada orang mu’min ; (yaitu) jika mendapat kebahagiaan ia
bersyukur dan jika ditimpa kesengsaraan ia sabar, semua itu baik bagi dirinya. HR. Muslim
F. MACAM-MACAM TAQDIR
1. Taqdir Mubrom, yaitu ketentuan Allah swt. Yang tidak dapat diubah
oleh usaha manusia, termasuk dalam hal ini misalnya ketentuan jenis kelamin,
kelahiran dan kematian.
Sesuai dengan firman Allah
swt.
أَيْنَمَا تَكُونُواْ يُدْرِككُّمُ
الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ وَإِن تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ
يَقُولُواْ هَـذِهِ مِنْ عِندِ اللّهِ وَإِن تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُواْ
هَـذِهِ مِنْ عِندِكَ قُلْ كُلًّ مِّنْ عِندِ اللّهِ فَمَا لِهَـؤُلاء الْقَوْمِ
لاَ يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثاً.
النساء : 78
Artinya : Di mana saja kamu berada, kematian akan
mendatangi kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi lagi
kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah
dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka
mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah:
"Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu
(orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun? An Nisa 78
2. Taqdir
Mu’allaq, yaitu rencana dan ketentuan Allah swt. Yang memberi kesempatan kepada
manusia untuk meraih atau merubahnya, disinilah letak usaha, akan tetapi tetap
usaha atau ikhtiar yang dilakukan manusia tidak mutlak pasti berhasil.
G. HIKMAH
BERIMAN KEPADA TAKDIR
1. Bila usaha dan doa kita berhasil, maka wajib bersyukur, tidak
sombong dan tidak lupa diri.
Ingat ! Perhatikan firman Allah
swt. berikut
إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا
شَاكِراً وَإِمَّا كَفُوراً. الانـسان : 3
Artinya : Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan
yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.QS Al Insan 3
2. Jika belum berhasil harus bersabar, tetap berharap, tidak putus
asa serta tetaphusnuddhan billah, jangan sekali-kali menyalahkan orang lain
atas kegagalannya apalagi menyalahkan Allah swt.
Perhatikan firman Allah
swt. berikut
يَا بَـــنِيَّ اذْهَبُواْ
فَتَحَسَّسُواْ مِن يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلاَ تَيْأَسُواْ مِن رَّوْحِ اللّهِ
إِنَّهُ لاَ يَيْأَسُ مِن رَّوْحِ الله إِلاَّ الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ. يوسف : 87
Artinya : Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah
berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat
Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang
kafir".QS Yusuf 87
3. Harus tetap yakin bahwa segala usaha manusia, baik berhasil atau
belum merupakan ketentuan Allah swt. Manusia sekedar berusaha sesuai
kewajibannya, sedang hasil tidaknya sepenuhnya hak Allah swt. menentukannya.
4. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt. Bahwa
segala sesuatu terjadi atau tidak diatur oleh Allah swt. Sesuai kehendak dan
kekuasaanNya.
-
Membuat resume
pembelajaran di bawah bimbingan guru.
No comments:
Post a Comment