Thursday 14 May 2015

KUR 2013.XII.2.3 IMAN PD QADHA QADAR

IMAN KEPADA QADHA QADAR
KI 1 :    Menghayati dan mengamalkan  ajaran agama yang dianutnya
KI 2 :    Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,  gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-  aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan  alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 :    Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan  wawasan kemanusiaan,  kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 :    Mengolah,  menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak  terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
KOMPETENSI DASAR
1.2      Menghayati nilai-nilai keimanan kepada Qadha dan Qadar
Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1.1   Menghayati nilai-nilai keimanan kepada Qadha dan Qadar.
2.6      Menunjukkan sikap optimis, berikhtiar dan bertawakal sebagasi cerminan dari kesadaran beriman kepada Qadha dan Qadar Allah SWT.
3.4      Memahami makna iman kepada Qadha dan Qadar
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4.1   Mampu menjelaskan pengertian iman kepada Qadha dan Qadar
3.4.2   Mampu menjelaskan fungsi iman kepada Qadha dan Qadar
3.4.3   Mampu menunjukkan perilaku iman kepada  Qadha dan Qadar
3.4.4   Mampu menjelaskan hikmah beriman kepada Qadha dan Qadar
3.4.5   Mampu menerapkan hikmah beriman kepada Qadha dan Qadar
4.4      Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Qadha dan Qadar.
Indikator Pencapaian Kompetensi
4.4.1   Siswa mampu menampilkan contoh-contoh perilaku beriman kepada Qadha dan Qadar.
4.4.2   Siawa mampu menampilkan perilaku mulia sebagai cerminan iman kepada Qadha dan Qadar.
4.4.3   Siswa dapat membedakan orang yang beriman dan tidak beriman kepada Qadha dan Qadar.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1.   Menghayati nilai-nilai keimanan kepada Qadha dan Qadar.
2.   Memahami makna beriman kepada Qadha dan Qadar.
3.   Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Qadha dan Qadar.


KEGIATAN PEMBELAJARAN
·     Mengamati
-      Menyimak bacaan al-qur’an yang terkait dengan iman kepada Qadha dan Qadar secara individu maupun kelompok.
-      Mengamati tayangan video tentang iman kepada Qadha dan Qadar
·     Menanya
-      Mengajukan pertanyaan, misalnya tentang makna iman kepada Qadha dan Qadar.
·     Eksperimen/Eksplore
-      Diskusi tentang iman kepada Qadha dan Qadar dalam persfektif al-Qur’an,
-      Diskusi tentang iman kepada Qadha dan Qadar
·     Assosiasi
-      Menyimpulkan makna iman kepada Qadha dan Qadar
-      Komunikasi
-      Menyajikan/melaporkan hasil diskusi tentang tentang makna iman kepada Qadha dan Qadar
-      Menanggapi hasil presentasi (melengkapi, mengkonformasi, dan menyanggah).

IMAN PADA QADLA’ DAN QADAR
A.   HUBUNGAN ANTARA QADLA’ DAN QADAR
Percaya terhadap Qadla’ dan Qadar, merupakan rukun iman yang keenam, dan kata ini memiliki arti/ maksud yang sama atau hampir sama. Oleh karena itu dalam pengertian sehari-hari, Qadla’ dan Qadar biasa disebut dengan istilah Taqdir, yang berarti : Hukum/ Ketentuan/ Ketetapan Allah swt.
Dilihat dari segi bahasa, Qadla’ berarti : putusan atau keteta­pan, perhatikan ayat berikkut :
وَ قَضَيْــنَا إِلـى بَــــني إسْرَائِيْـــلَ في الْكِــتَاب لَـتُــفْسِــدُنَّ في الأَرْضِ مَـرَّتَـــيْنِ وَلَـتَـعْلُـنَّ عُلـوًّا كَبِـيْـرًا.    الاســراء : 4
Artinya :     Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu, sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali, dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.  QS. Al Isra’ : 4
Sedangkan Qadar berarti ketentuan atau ukuran.
وَخَـلقَ كُلَّ شَيْءٍ فَـقَــدَّرَهُ تـَقْــدِيـْرً ا.    الفـرقان  : 2
Artinya :     Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya secara sangat rapi. QS. Al Furqan : 2

Dalam hadis Nabi saw. Juga disebutkan
فَأَخْـبِرْنِـىْ عَـنِ الْاِيْمَانُ قال أَنْ تُؤْ مِنَ بِاللهِ وَمَلَا ئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلـِهِ وَالْيَـوْمِ الْاَخِرِ وَالْـقَـدَرِ خَـيْـرِهِ وَشَـرِّهِ     رواه مـسلم
Oleh karenanya maka pengertian Takdir (Qadla’ dan Qadar) adalah hukum, ketetapan dan atau keputusan Allah swt di zaman azali tentang segala sesuatu yang sedang terjadi, akan dan sudah terjadi pada alam dan isinya ini.
Perhatikan firman Allah swt. Berikut:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيـبَةٍ فِي الأَرْضِ وَلا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلا فِي كِتَابٍ مِنْ قَــبْلِ أَنْ نَــبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللهِ يَسِـيرٌ    الحـديد 22
Artinya :     Tidak satu bencanapun yang terjadi di bumi ini dan (tidak pula) pada dirimu, kecuali telah tertulis dalam Kitab (lauh mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. QS. Al Hadid 22
Dengan demikian jelaslah, bahwa hubungan Qadla’ dan Qadar ini tidak dapat dipisahkan/ menyatu, sehingga biasa hanya disebut dengan istilah Taqdir saja. Kepercayaan terhadap Taqdir secara ringkas adalah bahwa segala sesuatu yang terjadi baik dan buruk, suka dan duka., semuanya berdasar taqdir Allah swt.

Persoalannya adalah, apakah taqdir itu bisa berubah, dan apakah dapat diusahakan perubahannya oleh manusia ? Juga apakah manusia hanya tunduk dan menunggu taqdir Allah ?

C.   IKHTIAR
Untuk menjawab persoalan di atas, perhatikan ayat berikut ini :
إِنَّ الله لَايُغَيِّرُ مَا بِقَـوْمٍ حَـتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ.   الـرعـد : 11
Artinya :     Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka merubah (sendiri) keadaannya. QS. Ar Ra’du : 11
وَهُوَ الذِي سَخَّـرَ الْبَـحْرَ لِـتـَأْكُلُوْامِـنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُوا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُونَـهَا وَتَرَى الْفـُلْكَ مَوَاخِرَ  فِيهِ وَلِـتَبْتَـغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَـعَلَّكُمْ تَشْكُـرُونَ.  الـنحل 14
Artinya :     Dan Dialah Allah, yang enundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat  mencari hidup di dalamnya (ikan) dan kamu mengeluarkan dari laut itu perhiasan yang kamu pakai, dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari keuntungan dari karuniaNya, dan supaya kamu bersyukur. QS An Nahl 14
اُرْكُضْ بِـرِجْـلِكَ هَـذَا مُغْـتَسَـلٌ بَارِدٌ وَشَرَابٌ .   ص : 42
Artinya :     Hantamkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum. QS Shad 42
Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa manusia dibenarkan dan diberi kuasa bahkan diperintah / diwajibkan untuk berusaha (ikhtiar) memperbaiki nasib, menentukan jalan hidup dan menundukkan, mengolah serta melestarikan dan memanfaatkan potensi alam, sesuai dengan ketentuan alam yangtelah digariskan oleh Takdir. Semua potensi alam, keajaiban alam dicipta untuk manusia (mahluk) agar manusia mengakui kemaha Besaran Allah swt. Yang pada gilirannya akan bersyukur kepadaNya.
Akan tetapi, kenyataan hidup membuktikan bahwa tidak semua usaha/ ikhtiar itu pasti berhasil, oleh karena itu sangatlah tepat bila setiap usaha disertai dengan do’a, agar diberi kemudahan dan keberhasilan dalam berusaha serta membawa berkah bahagia dunia akhirat.

Ditegaskan dalam Al Qur’an
وَإِذَاسَأَلَكَ عِبَادِي عَـــنِّي فَإِنِّي قَـــــرِيْبٌ أُجِيْبُ دَعْــــــوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيْـبُواْلِي وَلْيُؤْمِـنُوْابِي لَعَلَّـهُمْ يَرْشُدُونَ. البقرة : 186
Artinya :     Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.QS Al Baqarah 186
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ.  غافر/ الـمـؤمن : 60
Artinya :     Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".QS Al Mukmin / Ghafir 60
2 ayat di atas sangat jelas bahwa Allah swt. DOA memegang peran penting untuk tercapainya suatu maksud atau usaha manusia, bahkan Allah swt menjamin dengan firmannya (artinya) “Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu”.
Nabi Muhammad saw. menegaskan dalam sabdanya:
لَايَــرُدُّ الْـقَـضَاءَ اِلَّا الـدُّعَـاء     رواه  الـتـر مذى
Artinya :     Tidak ada yang dapat menolak taqdir selain do’a. HR. Tarmidzi
Dengan demikian jelaslah, bahwa ikhtiar merupakan kaharusan, dan ikhtiar yang benar meliputi :
a.   Ikhtiar dhahir, usaha yang dilakukan dengan panca indera
b.   Ikhtiar bathin, usaha dengan cara berdo’a langsung kepada dzat yang punya taqdir.
Keterpaduan ikhtiar lahir dan bathin ini akan membuahkan hasil yang insya Allah mendapat perkenan Allah swt, dan bila dua segi ikhtiar ini telah dilaksanakan dengan baik maka tahapan terakhir adalah tawakkal dengan terus diiringi oleh do’a.
Ingat ! hanya Allah swt, yang kuasa menentukan, dan Dia pulalah yang  Maha Kuasa untuk merubah sesuai dengan kehendak dan kemurahanNya.

D.   TAWAKKAL
Tawakkal adalah pasrah dan menerima dengan sepenuh hati ketentuan yang ditetapkan oleh Allah swt terhadap hasil usaha/ikhtiar yang telah dilakukan, berhasil tidaknya usaha dan do’a semuanya ter­gantung kepada kehendak dan kemurahan Allah swt. hal ini harus menjadi keyakinan bagi setiap muslim.
Allah swt. Berfirman:
وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ.  الطـلاق : 3
Artinya :     Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)Nya.QS. At Thalaq: 3
وَشَــاورْهُـــــــمْ فِي الأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّهِ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ.  ال عـمـران  : 159
Artinya :     dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. QS Ali Imron 159
Cara bertawakkal yang bernar pernah diajarkan sendiri oleh Nabi saw., yaitu ketika Rasulullah saw. bersama para sahabat dengan beberapa kafilah onta, setelah sampai pada tujuannya ada diantara sahabat yang tidak mengikat ontanya, melihat ini Rasul mengingatkan “ ikatlah ontamu dan bertawakkallah”. HR Ibnu Hibban.


B.    FUNGSI IMAN KEPADA QADLA’ DAN QADAR

Fungsi dari kepercayaan bahwa Qadla’ dan Qadar antara lain adalah bahwa :
a.    betapa besarnya kekuasaan Allah swt, dan betapa tidak berartinya manusia bila dibanding dengan kekuasanNya.
b.    tidak ada kejadian yang terjadi secara kebetulan, semua terjadi atas taqdir Allah swt.
c.    kejadian/ peristiwa alam itu bisa terjadi tanpa adanya sebab tertentu, dan bisa juga terjadi dengan diiringi oleh sebab dan akibat, inilah taqdir Allah swt., inilah Sunnatullah, inilah yang oleh sebagian orang disebut Hukum Alam. Hukum Alam : bila akal manusia mengetahui sebab-sebab keja­diannya, keajaiban alam bila sebab-sebab itu tidak tercerna oleh akal.
d.    timbulnya keyakinan bahwa semua itu terjadi karena taqdir Allah swt semata, semua kejadian itu dikembalikannya kepada Taqdir Allah swt, hanya Allah swt pulalah yang dapat berbuat sesuatu, baik yang dapat dicerna oleh kemam­puan akal maupun yang akal tidak mampu mencernanya.
Persoalan yang timbul adalah : bila semua yang terjadi, terjadi atas taqdir Allah swt., maka dimana peranan ikhtiar/ usaha manusia, apakah taqdir itu bisa berubah/ dapat diusahakan untuk berubah ? dan juga apakah manusia hanya tunduk dan menunggu Taqdir Allah swt semata ?
E.    HUBUNGAN IKHTIAR DAN TAWAKKAL
Ikhtiar dan tawakkal mempunyai hubungan yang sangat erat sekali, keduanya tidak dapat dipisahkan. Ikhtiar tanpa tawakkal, adalah sombong, dalam arti manusia terlalu mengandalkan usaha dan renca­nanya, padahal kemampuan manusia untuk mewujudkan keinginannya sangat dibatasi oleh keterbatasan dan kemampuannya sebagai manu­sia. Tawakkal saja tanpa ikhtiar (usaha) adalah bodoh dan konyol.
Tawakkal terhadap hasil ikhtiar akan terhindar dari keputusasaan dan stress bila usahanya gagal, tidak sombong /mengandalkan kemampuan /rencananya bila meraih sukses, bahkan ia selalu sabar dan bersyukur kepada Allah swt.
Dengan demikian terwujudlah pada diri orang muslim seperti yang disabdakan Nabi saw :
عَجَـبًا لِاَمْـرِ الْـمُـؤْمِنِ اِنَّ اَمْـرَهُ كُلَّـهُ خَيْرٌ وَلَيْـسَ ذَاكَ لِاَحَـدٍ اِلَّا لِلْمُؤْمِـنِ اِنْ اصـابـتـه ســرآء شـكـر فـكان خـيـرًا لـه, وان اصـابـتـه ضـرآءُ صـبـر فـكان خـيـرًا لــــــــــه    رواه مسلم
Artinya :     Pekerjaan orang mu’min mengagumkan, karena semuanya diterima dengan baik, yang demikian tidak terjadi kecuali pada orang mu’min ; (yaitu) jika mendapat kebahagiaan ia bersyukur dan jika ditimpa kesengsaraan ia sabar, semua itu baik bagi dirinya. HR. Muslim

F.    MACAM-MACAM TAQDIR

1.    Taqdir Mubrom, yaitu ketentuan Allah swt. Yang tidak dapat diubah oleh usaha manusia, termasuk dalam hal ini misalnya ketentuan jenis kelamin, kelahiran dan kematian.
Sesuai dengan firman Allah swt.
أَيْنَمَا تَكُونُواْ يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ وَإِن تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُواْ هَـذِهِ مِنْ عِندِ اللّهِ وَإِن تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُواْ هَـذِهِ مِنْ عِندِكَ قُلْ كُلًّ مِّنْ عِندِ اللّهِ فَمَا لِهَـؤُلاء الْقَوْمِ لاَ يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثاً.  النساء  :  78
Artinya :     Di mana saja kamu berada, kematian akan mendatangi kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun? An Nisa 78
2.    Taqdir Mu’allaq, yaitu rencana dan ketentuan Allah swt. Yang memberi kesempatan kepada manusia untuk meraih atau merubahnya, disinilah letak usaha, akan tetapi tetap usaha atau ikhtiar yang dilakukan manusia tidak mutlak pasti berhasil.

G.   HIKMAH BERIMAN KEPADA TAKDIR

1.    Bila usaha dan doa kita berhasil, maka wajib bersyukur, tidak sombong dan tidak lupa diri.
Ingat ! Perhatikan firman Allah swt. berikut
إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِراً وَإِمَّا كَفُوراً.  الانـسان : 3
Artinya :     Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.QS Al Insan 3
2.    Jika belum berhasil harus bersabar, tetap berharap, tidak putus asa serta tetaphusnuddhan billah, jangan sekali-kali menyalahkan orang lain atas kegagalannya apalagi menyalahkan Allah swt.
Perhatikan firman Allah swt. berikut
يَا بَـــنِيَّ اذْهَبُواْ فَتَحَسَّسُواْ مِن يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلاَ تَيْأَسُواْ مِن رَّوْحِ اللّهِ إِنَّهُ لاَ يَيْأَسُ مِن رَّوْحِ الله إِلاَّ الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ.  يوسف : 87
Artinya :     Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".QS Yusuf 87
3.    Harus tetap yakin bahwa segala usaha manusia, baik berhasil atau belum merupakan ketentuan Allah swt. Manusia sekedar berusaha sesuai kewajibannya, sedang hasil tidaknya sepenuhnya hak Allah swt. menentukannya.
4.    Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt. Bahwa segala sesuatu terjadi atau tidak diatur oleh Allah swt. Sesuai kehendak dan kekuasaanNya.

-      Membuat  resume pembelajaran di bawah bimbingan guru.

No comments:

Post a Comment