XII.1.2
|
IMAN PADA HARI AKHIR
|
KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghayati
dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya
KI 2 : Mengembangkan
perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama,
cinta damai, responsif dan pro- aktif)
dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami
dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
KOMPETENSI DASAR
1.1 Menghayati
nilai-nilai keimanan kepada Hari Akhir
Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1.1 Menghayati nilai-nilai keimanan
kepada Hari Akhir.
2.5 Menunjukkan sikap
mawas diri dan taat beribadah sebagai cerminan dari kesadaran beriman kepada
hari akhir
3.3 Memahami
makna iman kepada Hari Akhir
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3.1 Mampu
menjelaskan pengertian iman kepada Hari Akhir
3.3.2 Mampu
menjelaskan fungsi iman kepada Hari Akhir
3.3.3 Mampu
menunjukkan perilaku iman kepada Hari
Akhir
3.3.4 Mampu
menjelaskan hikmah beriman kepada Hari Akhir
3.3.5 Mampu
menerapkan hikmah beriman kepada Hari Akhir
4.5 Berperilaku
yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Hari Akhir.
Indikator Pencapaian Kompetensi
4.5.1 Siswa
mampu menampilkan contoh-contoh perilaku beriman kepada Hari Akhir.
4.5.2 Siawa
mampu menampilkan perilaku mulia sebagai cerminan iman kepada Hari Akhir.
4.5.3 Siswa
dapat membedakan orang yang beriman dan tidak beriman kepada Hari Akhir.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menghayati
nilai-nilai keimanan kepada Hari Akhir.
2. Memahami makna beriman kepada Hari
Akhir.
3. Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Hari
Akhir.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
·
Mengamati
-
Menyimak bacaan al-qur’an
yang terkait dengan iman kepada hari akhir secara individu maupun kelompok.
- Mengamati
tayangan video tentang ilustrasi peristiwa kiamat (Hari Akhir)
·
Menanya
-
Mengajukan pertanyaan,
misalnya tentang makna Hari Akhir, peristiwa terjadinya kiamat, bagaimana
menusia mempertanggung jawabkan perbuatannya, dan balasan bagi orang-orang atas
amal perbuatannya.
·
Eksperimen/Eksplore
-
Diskusi tentang prosesnya
terjadinya kiamat dalam persfektif al-Qur’an,
-
Diskusi tentang bagaimana
menusia mempertanggung jawabkan perbuatannya di hari akhirat, dan balasan bagi
orang-orang atas amal perbuatannya.
·
Assosiasi
-
Menyimpulkan makna Hari
Akhir dan bagaimana terjadinya peristiwa kiamat,
-
Menyimpulkan bagaimana
menusia mempertanggung jawabkan perbuatannya, dan balasan bagi orang-orang atas
amal perbuatannya.
·
Komunikasi
-
Menyajikan/melaporkan hasil
diskusi tentang tentang makna Hari Akhir, peristiwa terjadinya kiamat,
bagaimana menusia mempertanggung jawabkan perbuatannya, dan balasan bagi
orang-orang atas amal perbuatannya.
-
Menanggapi hasil presentasi
(melengkapi, mengkonformasi, dan menyanggah).
-
Membuat resume pembelajaran di bawah bimbingan guru.
A.
HARI KIAMAT SEBAGAI HARI
PEMBALASAN YANG HAKIKI
Percaya dan yakin akan tibanya
hari akhir merupakan kepercayaan prinsip dalam Islam, arti dari keyakinan ini
bahwa pada suatu saat nanti alam semesta akan mengalami kehancuran total dan
semua mahluk hidup akan mengalami kematian setelah ditiupnya sangkakala yang
pertama oleh Malaikat Isrofil.
Kebangkitan kembali akan terjadi
setelah adanya tiupan sangkakala yang kedua, kemudian dilanjutkan dengan
pertanggung jawaban manusia akan semua yang telah diperbuatnya di dunia, inilah
awal dari kehidupan akhirat yang kekal, tempat manusia menerima pembalasan yang
hakiki dari Allah swt. yaitu berupa sorga dengan segala kenikmatannya yang
tiada tara magi yang benar-benar bertaqwa atau neraka dengan segala kepedihan
siksanya bagi yang durhaka.
Kehancuran total alam beserta
isinya merupakan periode pertama dari hari akhir atau kiamat, sedangkan periode
kedua adalah kiamat dalam arti kebangkitan kembali dari kematian atau juga
disebut dengan Yaumul Baats..
1.
Hari Akhir
Menurut Al Qur’an
Hari akhir/Kiamat pada priode
pertama dibedakan menjadi dua, yaitu :
a.
Kiamat
Sughro.
Al Qur’anul Karim menjelaskan
sebagai berikut :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِـقَــةُ الْمَـوْت.
Artinya :
Tiap-tiap yang berjiwa akan
merasakan mati. QS Ali Imran 185
Kematian dari
tiap-tiap yang berjiwa inilah yang isebut dengan “Kiamat Sughro”, yakni
kematian setiap makhluk, setiap individu yang disebabkan oleh berbagai sebab,
antara lain penyakit, kecelakaan lalulintas, bencana alam dan lain-lain.
Semua penyebab kematian itu
sebenarnya hanyalah penyebab fisik, penyebab perantara, sedangkan penyebab
utamanya adalah terpisahnya ruh dari jasad manusia, dan hal ini terjadi karena
Malaikat Izrofil telah mencabut ruh dari jazad
sesuai ajal yang telah ditetapkan
sebelumnya oleh Allah swt.
Tentang kapan setiap individu
akan mengalami kematian ? Persoalan ini hanya Allah swt. yang mengetahuinya
secara pasti, sebab kematian itu hanya terjadi atas dasar izin dan kehendakNya
semata, bukan karena rekayasa atau kehendak dari Malaikat apalagi manusia itu
sendiri. Perhatikan firman Allah swt. berikut :
وَمَا كَانَ لـنَفس أنْ تَمُوْتَ إِلَّا بـِإِذْنِ الله كِتَابًا
مُؤَجَّـلا
Artinya :
Sesuatu yang bernyawa
tidak akan mati
melainkan seizin Allah, sebagai ketetapan yang tertentu waktunya” QS. Ali Imron : 145
Setelah terjadinya
kematian, bagi mereka yang bertaqwa (shalih) maka ruhnya ditempatkan di Illiyyin,
sedangkan yang durhaka ditempatkan di Sijjin. Sementara itu jasad
tetap terbaring di kubur, tetapi sewaktu diperlukan ruhnya akan masuk kembali
dengan izin Allah swt.
Jazad manusia yang telah mati
akan terbaring di alam barzah sampai dibangkitkannya kembali nanti pada yaumul
Baats, kondisi mereka di kubur merupakan gambaran dari kehidupan berikutnya di
akhirat, ini sesuai dengan hadis Nabi saw.
اِنَّ القَبْرَ اوَّ لُ مَنازِلِ الاخرةِ فانْ
نجَـامنْـه صَاحبُـهُ فـمَا بَعْـدَهُ اَيـْسَرَ منـه وان لم يـَنْجُ منـه فـما
بعـدهُ اشـدُ منـه. رواه الـتر مذى وابن
ماجه والحاكم
Artinya :
Sesungguhnya alam kubur itu
merupakan tahapan pertama dari alam akhirat. Apabila seseorang telah selamat
dalam tahap pertama ini, maka untuk tahapan berikutnya akan lebih ringan.
Tetapi kalau dalam tahap pertama tidak selamat, maka untuk tahap selanjutnya akan
lebih dahsyat. HR Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim
b.
Kiamat
Kubro
Kiamat Kubro artinya kiamat
besar, yaitu hancurnya alam dan isinya secara serempak, sebagai akhir dari
kehidupan di dunia. Di dalam Al Qur’an
sendiri menggariskan :
كل شَيْء هَالكٌ إلا وَ جْـهَـهُ لهُ الحُكْمُ
وَ إلـيْه تـُرْجَـعُـوْنَ.
Artinya :
Segala sesuatu pasti binasa
kecuali Allah, BagiNyalah segala penentuan, dan hanya kepadaNyalah kamu
dikembalikan. QS. Al Qashas : 88
Tentang kapan terjadinya hari
kiamat tersebut, tiada satu mahlukpun yang mengetahuinya, tidak terkecuali para
Malaikat ataupun Rasul. Pengetahuan tentang hal ini semata-mata milik Allah
swt. yang merupakan rahasia kebesaran dan keagunganNya.
انَّ اللهَ عِنْــدَهُ عِلْمُ السَّــاعَـةِ.
Artinya :
Sesungguhnya Allah sendirilah
yang memiliki pengetahuan tentang hari kiamat” QS. Luqman : 34
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ
مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ رَبِّي لاَ يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا
إِلاَّ هُوَ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ لاَ تَأْتِيْـكُمْ إِلاَّبَغْـتَةً
يَسْأَلُوْنَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَـــنْهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ
اللّهِ وَلَـكِنَّ أَكْــثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ.
Artinya :
Mereka menanyakan kepadamu
tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan
tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat
menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya
bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu
melainkan dengan tiba-tiba". Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu
benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang
hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui". QS Al A’rof ayat 187.
Malaikat Jibril pernah
bertanya kepada Nabi saw. tentang kapan tibanya hari kiamat, Nabi saw.
menjawab bahwa yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya. Kemudian Malaikat Jibril bertanya
tentang tanda-tanda datangnya kiamat, jawaban Nabi saw. sebagai berikut :
ان تلـــــــدَ الامَـةُ رَ بَـتـهَـا وانْ تُـرَى
الخُـــــــــــــفَاةُ العُـرَ ةُ الـعَالــــــــــــةُ رعَـاء الشـــــــــــــــــــاةِ
يَــتـطـوَلـوْن فى البــنـيان
رواه ابن ماجـه
Artinya :
Jika seorang budak melahirkan
anak majikannya dan apabila engkau
melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, telanjang lagi
miskin, serta para penggembala kambing hidup bermegah-megahan dalam gedung yang
besar-besar. HR. Ibnu Majah.
Tentang peristiwa saat
terjadinya kiamat, antara lain digambarkan oleh Al Qur’an dalam surat Az
Zalzalah 1-6
إِذَا زُلْـــزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْـزَالَهَا. وَأَخْـرَجَتِ
الْأَرْضُ أَثْــــقَالَهَا. وَقَالَ الْإِنسَانُ مَا لَهَا. يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ
أَخْبَارَهَا. بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَها. يَوْمَــئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتاً
لِّيُرَوْا أَعْمَالَـــهُمْ
Artinya :
Apabila bumi digoncangkan dengan
goncangannya (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan
beban-beban berat (yang dikandung) nya,
dan manusia bertanya:
"Mengapa bumi (jadi begini)?", pada hari itu bumi menceritakan
beritanya,
karena sesungguhnya Tuhanmu telah
memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.
Pada hari itu manusia
ke luar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan
kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. QS. Az Zalzalah 1-6
Dalam ayat di atas Allah
swt. membeberkan betapa dahsyatnya peristiwa kiamat tersebut, demikian pula
betapa manusia kebingungan melihat situasi yang demikian itu, kemudian setelah
kejadian super dahsyat itu, manusia akan dibangkitkan lagi dari kuburnya
masing-masing guna menerima balasan dari perbuatannya selama di dunia.
Kemudian dalam surat Al
Qariah dijelaskan sebagai berikut :
الْقَارِعَةُ. مَا الْقَارِعَةُ. وَمَا
أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ. يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ. وَتَكُونُ
الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنفُوشِ.
Artinya :
Hari Kiamat,
apakah hari Kiamat
itu? Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?
Pada hari itu manusia
seperti anai-anai yang bertebaran, dan gunung-gunung seperti bulu
yang dihambur-hamburkan. QS. Al Qari’ah 1- 5
إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ. وَإِذَا النُّجُومُ
انكَدَرَتْ. وَإِذَا الْجِبَالُ سُيِّرَتْ. وَإِذَا الْعِـــشَارُ عُـــــطِّلَتْ.
وَإِذَا الْوُحُـــــوْشُ حُشِرَتْ. وَإِذَا الْبِـــحَارُ سُجِّـــــــــــرَتْ.
Artinya :
Apabila matahari digulung,
dan apabila
bintang-bintang berjatuhan, dan apabila gunung-gunung
dihancurkan, dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak
diperdulikan), dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan,
dan apabila lautan
dipanaskan, QS. At Takwiir 1-6
Dalam Al Qur’an terdapat
satu ayat dari surat An Naba’ ayat 18, yang bebunyi :
يَوْمَ يُنفَخُ فِي الصُّورِ فَتَأْتُونَ
أَفْوَاجًا
Artinya :
"Pada hari sangkakala ditiup
(yang kedua) engkau semua datang segolongan demi segolongan"
Shahabat Muadz bin Jabal
ra. bertanya kepada Rasulullah saw. maksud dari surat An Naba’ tadi, ketika
menerima pertanyaan ini tiba-tiba Beliau menangis sesenggukan, dan kemudian
bersabda :
يـَامُعَادْ: لَقَـدْ سَــأَلْتَ عَنْ أَمْرٍ عَظِيمْ
"Wahai
Mu'adz, sungguh engkau bertanya tentang sesuatu yang besar"
Kemudian Nabi saw.
menjelaskan sebagai berikut :
Maksud ayat di atas
adalah bahwa kelak ada 10 macam dari umatku akan dikumpulkan di Makhsyar yang
masing-masing golongan berbeda dengan golongan yang lain dengan rupa yang telah
diganti leh Allah swt. yaitu :
1. Rupa/wajahnya diganti
menjadi kera; Yaitu bagi mereka yang suka mengadu domba, lebih-lebih bila untuk
kepentingan pribadi.
2. Rupa/wajahnya diganti
menjadi babi; Yaitu bagi mereka yang suka makan barang haram, memang barangnya
haram atau cara memperolehnya yang tidak legal.
3. Dibangkitkan dalam
keadaan jungkir balik, berjalan diatas kepalanya; Yaitu bagi mereka yang suka
makan barang riba
4. Dibangkitkan dalam
keadaan keadaan tuli dan bisu; Yaitu
bagi mereka yang suka pamer amal kebaikannya sendiri
5. Dibangkitkan dalam
keadaan keadaan buta; Yaitu bagi mereka yang curang dalam mengeterapkan hukum
6. Dibangkitkan dalam
keadaan keadaan mengunyah lidahnya sendiri dan lidahnya memanjang sampai di
dada; Yaitu bagi juru dakwah yang dakwahnya bertolak belakang dengan
kelakuannya sendiri.
7. Dibangkitkan dalam
keadaan keadaan kedua tangan dan kakinya terpotong; Yaitu bagi mereka yang
dikala hidup di dunia suka mengganggu orang lain
8. Dibangkitkan dalam
keadaan keadaan disalip di pohon dari api; Yaitu bagi mereka yang mengajak
orang banyak untuk mendukung dan membela penguasa yang (nyata-nyata) tidak
jujur.
9. Dibangkitkan dalam
keadaan lebih busuk dari bangkai; Yaitu bagi mereka yang suka melampiaskan
nafsu syahwatnya, serta menolak hak Allah wst.
10. Dibangkitkan dalam
keadaan keadaan mengenakan pakaian yang terbuat dari teer/aspal panas; Yaitu
bagi mereka yang takabbur dan congkak.
Kemudian Nabi saw. Juga pernah menjelaskan dalam
hadisnya bahwa kelak di makhsyar hanya ada 7 golongan yang mendapat perlindungan
khusus dari Allah swt. :
Dari Abu Hurairah
radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:
عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله
عليه وسلم قال : " سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ
إِلَّا ظِلُّهُ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ
وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا
عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ
وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللهَ . وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا
حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ
خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ. متفق عليه
“Ada tujuh golongan manusia yang
akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali
naungan-Nya:
1. Pemimpin yang adil.
2. Pemuda yang tumbuh di
atas kebiasaan ‘ibadah kepada Rabbnya.
3. Lelaki yang hatinya
terpaut dengan masjid.
4. Dua orang yang saling
mencintai karena Allah, sehingga mereka tidak bertemu dan tidak juga berpisah
kecuali karena Allah.
5. Lelaki yang diajak
(berzina) oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik lalu dia
berkata, ‘Aku takut kepada Allah’.
6. Orang yang bersedekah
dengan sembunyi-sembunyi, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang
diinfakkan oleh tangan kanannya.
7. Orang yang berdzikir
kepada Allah dalam keadaan sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis.”
(HR. Al-Bukhari dan
Muslim)